Chapter 34

773 88 11
                                    

Malam itu di markas Dark Wolf, suasana terasa penuh kebahagiaan. Para anggota geng mulai berdatangan satu per satu, mengenakan pakaian khas mereka dengan jaket hitam bertuliskan logo Dark Wolf di bagian punggung. Markas itu, sebuah gudang yang sudah mereka modifikasi untuk pertemuan, tampak semakin hidup dengan kehadiran para anggota. Wakil ketua Marshel, Ferrel, Lucas, dan Jecal sudah berada di tempat, bercengkerama dengan para ketua tim: Aldo, Daniel, Ollan, Floran, dan Gitan, sang wakil geng yang malam itu terlihat lebih serius dari biasanya.

Di sudut ruangan, Zian duduk di atas kursi kayu, mengamati suasana markasnya. Sebagai pemimpin Dark Wolf, Zian sering kali tampil tenang dan karismatik. Ia sudah menginstruksikan agar seluruh anggota berkumpul malam ini, dan kini saatnya memulai pertemuan penting tersebut.

Setelah beberapa obrolan biasa di antara anggota, Gitan berdiri dari kursinya. Ia melangkah maju ke tengah ruangan, menarik perhatian semua orang. Dengan suaranya yang tegas, ia berkata, "Brothers, perhatiannya sebentar. Kita punya urusan penting yang harus dibahas malam ini."

Suasana yang semula ramai langsung senyap. Semua mata tertuju pada Gitan, menanti kelanjutan kata-katanya. Gitan melangkah mundur, memberi jalan bagi Zian untuk maju ke depan.

Zian berdiri dengan wibawa di hadapan seluruh anggota gengnya. Semua mata tertuju padanya, menanti setiap kata yang keluar dari mulut sang pemimpin. Malam ini adalah malam kebanggaan bagi mereka setelah berhasil menumbangkan dua geng yang selama ini mengganggu ketenangan mereka.

Zian tersenyum tipis, lalu berkata dengan suara tegas, "Gua bangga banget sama kalian. Karena solidaritas dan kesetiaan kalian, Dark Wolf berhasil menumbangkan Black Ants. Kalian semua luar biasa."

Sorakan kegembiraan langsung terdengar dari anggota geng. Mereka semua tampak puas dengan kemenangan ini, merasa perjuangan mereka tak sia-sia.

Zian kemudian menoleh ke arah Floran, yang berdiri tidak jauh darinya. "Flo, gimana laporan soal geng Alex yang kemarin kita ratakan dan anak-anak Black Ants?"

Floran mengangguk, lalu melangkah maju dan menjawab dengan nada serius. "Anak-anak Black Bull udah ditangani polisi, Zi. Ada yang dipenjara, ada juga yang cuma direhab, sesuai dengan tuduhan yang ada ke mereka. Untuk anak-anak Black Ants, polisi udah ngurus mereka karena emang dari awal mereka udah diincar, gangguin warga sekitar."

Zian mendengarkan dengan cermat, mengangguk puas mendengar laporan tersebut. "Oke Flo, Kerja bagus."

Sorakan dan tepuk tangan terdengar dari anggota lainnya, memuji Floran atas pekerjaannya.

Tiba-tiba, senyuman jahil muncul di wajah Zian. Ia melirik ke arah Ollan, yang sejak tadi asyik ngobrol dengan anggota lainnya. Dengan nada menggoda, Zian berujar, "Nah, ngomong-ngomong, ada satu urusan yang belum kelar nih. Ollan, lo masih inget nggak kalo lo kalah taruhan? Janji traktir, kan?"

Ollan, yang tidak menduga sama sekali, langsung terdiam dan matanya melebar. Dengan wajah panik, ia berdiri dari tempat duduknya. "Eh... E-eh, tunggu, tunggu! Bukan begitu, bos! Gue lagi nggak ada duit kemarin, makanya—"

Seluruh anggota geng langsung tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Ollan yang kelabakan. Marshel sampai terbatuk-batuk karena terlalu keras tertawa, sedangkan Gitan memukul pundak Floran sambil menahan tawa.

Zian terus menggodanya dengan senyum lebar di wajah. "Ollan, lo yang ngomong sendiri, kan? Kalo kalah, nraktir semua anggota. Nah, lo kalah!"

Ollan semakin panik, mencoba mencari alasan. "Ya ampun, bos, waktu itu gua nggak mikir bakal kalah! Gua yakin menang, makanya taruhan. Tapi sekarang... duit gua lagi mepet, sumpah!"

Suasana semakin meriah, tawa anggota geng semakin keras. Beberapa dari mereka bahkan mulai meneriakkan nama Ollan dengan nada menggoda.

Zian, yang masih dengan wajah jahil, tiba-tiba merogoh saku jaketnya. Ia mengeluarkan segepok uang dan menunjukkannya kepada semua orang. "Gini aja, Ollan. Ini gua kasih sepuluh juta, lo beliin makanan dan minuman buat kita semua pake duit ini. Gimana? Gua bantuin lo biar nggak pusing lagi."

Dark WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang