Chapter 24

777 93 11
                                    

Pagi itu di sekolah Natlan 47, suasana tampak seperti biasa. Zian masih berperan sebagai siswa culun, menyembunyikan identitas aslinya. Kacamata tebal dan postur tubuhnya yang terkesan tertunduk semakin membuatnya tampak tidak menonjol. Hari itu, Zian memutuskan pergi ke kantin sendirian, berjalan tanpa banyak bicara dengan siapa pun. Namun, perasaannya tak pernah tenang, selalu waspada meskipun tak ada yang menyadarinya.

Saat berjalan di koridor menuju kantin, tak sengaja Zian menabrak seseorang. "Brak!" Benturan itu membuat Christy, adiknya, terjatuh ke lantai. Bersama Christy, Chika dan beberapa teman lainnya, yaitu Indah, Dea, dan Arshel, yang juga ikut melihat kejadian itu.

Christy yang terkejut langsung mendongak, bersiap memarahi orang yang menabraknya. Namun, Chika lebih dulu bereaksi. Dengan wajah penuh kemarahan, dia mendekati Zian yang tampak kikuk. "Hei, lo buta, ya? Enggak lihat jalan?!" hardik Chika dengan nada marah, membuat seisi koridor memandang ke arah mereka.

Zian, yang masih berpura-pura, segera menundukkan kepala dan meminta maaf sambil membantu Christy bangkit. "Maaf... aku enggak sengaja," ujarnya pelan, meski dalam hatinya merasa bersalah karena menabrak adik kandungnya sendiri.

Christy yang tadi hendak marah, terdiam begitu melihat siapa yang menabraknya. "Zoya?" gumamnya lirih, menyadari bahwa yang berdiri di depannya adalah abang kesayangannya yang sedang berpura-pura. Seketika, rasa marahnya luruh, digantikan oleh rasa lega.

Chika, yang belum menyadari situasi itu, justru semakin geram melihat Zian. "Jadi ini yang namanya minta maaf? Lo nabrak Christy terus cuma bilang maaf? Kasar banget, sih!" Chika semakin kesal melihat Zian yang tampak tidak bereaksi.

Indah dan Freya yang menyaksikan situasi mulai canggung, mencoba menenangkan Chika. "Udah, Chik, enggak usah dibesar-besarin. Dia kan udah minta maaf," kata Indah, sambil menarik lengan Chika yang masih terpancing emosi.

Namun, Chika tetap melotot ke arah Zian. "Dia selalu bikin masalah! Cupu kayak gini mana mungkin ngerti caranya bersikap!" bentaknya lagi.

Zian hanya terdiam, tidak ingin memancing masalah lebih jauh. Ia tahu bahwa harus menahan dirinya, apalagi di depan adiknya sendiri. Di sisi lain, Christy yang sudah kembali berdiri dengan bantuan Zian, memberikan kode agar Zian tidak terlalu memikirkan perkataan Chika.

Christy pun mencoba menengahi. "Udah, Kak Chik, enggak apa-apa kok, aku juga enggak sengaja. Lagian dia udah minta maaf," ujar Christy sambil melirik Zian dengan pandangan yang lembut.

Melihat Christy yang terlihat tenang, Chika akhirnya menghela napas panjang. "Kamu yakin ngga kenapa-kenapa dek, ada yang sakit ngga dek, apa mau kakak anter ke UKS aja dek."Ucap Chika dengan lembut.

Pandangan Chika beralih menatap tajam zian. ""Awas ya lo, sampe dedek kesayangan gue kenapa-kenapa lo habis sama gue!"

Zian mengangguk pelan dan menatap Christy dengan lembut, lalu kembali melanjutkan jalannya ke kantin tanpa berkata apa-apa lagi. Christy tersenyum kecil melihat Zian yang begitu sabar menghadapi semua ini, sambil dalam hati menahan tawa kecil. "Haha kasihan banget zoya ternyata keren juga pas sabar."

Zian masih terus berjalan menuju kantin setelah insiden kecil tadi, namun pikirannya terus terganggu oleh kejadian itu. "Bisa-bisanya gue nabrak Toya," gumamnya sambil menghela napas, merasa bersalah. Tapi yang lebih mengganggu adalah reaksi Chika.

Chika membelai kepala Christy dengan lembut, suaranya berubah 180 derajat. "Kamu enggak apa-apakan dek? Maafin Kakak ya, tadi kamu jatuh," katanya dengan nada penuh perhatian.

Christy tersenyum kecil dan mengangguk. "Aku baik-baik aja, Kak. Gak usah khawatir," balas Christy sambil tertawa kecil, mencoba menenangkan suasana.

Baru saja Chika memarahi Zian habis-habisan dengan nada galak dan amarah yang meluap-luap, tapi saat dia berbalik dan berbicara dengan Christy, tiba-tiba suaranya berubah lembut, hangat, dan perhatian. "Hah? Ini cewek beneran? Barusan kayak nenek lampir, kok sekarang kayak peri?" Zian bergumam dalam hati sambil memperhatikan interaksi antara Chika dan Christy.

Dark WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang