SD_4 Sekolah Baru

14 3 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Sebuah mobil lamborgini berwarna kuning masuk di ikuti mobil Range rover hitam di belakangnya, masuk ke gerbang sekolah bertuliskan 'BRAMASTA HIGH SCHOOL'. Sekolah swasta elit yang terkenal dengan prestasi para muridnya di bidang akademik maupun non akademik.

Empat gadis cantik turun dari mobilnya, dan membuat orang-orang yang berada disekitar parkiran memekik heboh. Berbagai tatapan dilayangkan ke arah empat gadis berseragam khas SMA Bramasta.

‘‘Gila...mereka spek bidadari semua njir’’

‘‘Kak Alzea gue mau dong jadi pacar lo’’

‘‘kak Mel kacamatanya ganti lagi.. Lucu banget’’

‘‘Clara cantiknya nggak ngotak’’

‘‘sok cantik dan berkuasa najis’’

‘‘cantikan juga gue’’

‘‘ehh itu anak baru ya. OMG cantik banget’’

Beberapa pekikan heboh tak membuat ke empat gadis cantik itu terganggu. Sea yang berada di belakang sahabatnya, mengedarkan pandangan menatap sekolah milik ayah kandungnya ini. Sudut bibirnya terangkat menampilkan senyum miring. ‘‘Selamat bertemu kembali dengan putrimu ini ayah’’ ucapnya pelan.

Mereka berlalu menuju kelas masing-masing dengan Sea yang berbelok ke ruang Kepsek ditemani Melyara.

‘‘Seandara, selamat datang di sekolah ini. Semoga kamu bisa cepat beradaptasi. Dan kamu berada di kelas 11 IPS 1.’’ Ucap kepala sekolah dengan tersenyum tipis.

Sea menganggukan kepala dan tangannya menyalimi Kepala sekolah barunya itu, ‘‘Thank you pak’’ ucapnya sopan dan berpamitan pergi dari sana.

‘‘Ayo, gue sekelas sama lo’’ Beritahu Sea pada Mel yang menunggu di depan pintu.

Mereka berjalan berdampingan menuju kelas, menaiki undakan anak tangga untuk sampai di lantai 2 kelas mereka berada.
Kegiatan belajar sudah berlangsung 20 menit yang lalu.

Mengetuk pintu dan membukanya, Mel masuk ke dalam dengan Sea di belakangnya. Mendekat pada meja guru dan menyapa guru bahasa indonesia disana. Semua penghuni kelas memusatkan pandangannya ke depan.

Mel berjalan ke arah bangkunya, dan guru bahasa indonesia itu meminta Sea memperkenalkan dirinya.
‘‘Nama saya Seandara. Kalian bisa panggil saya Sea.’’ ucapnya singkat dan datar, membuat teman sekelasnya dan juga bu guru di tempatnya melongo menatap dirinya.

Mengabaikan itu semua, Sea melangkah menuju bangku di pojok kelas yang masih kosong. Tanpa diberitahu pun dirinya sudah pasti duduk disana, pasalnya hanya bangku itu yang kosong.

Duduk dengan tenang dibangkunya, mengabaikan seorang pria yang sedang tertidur di sampingnya.

‘‘Sea kamu boleh pakai buku paket milik Sagara terlebih dahulu’’ ucap ibu guru dari arah depan dengan menunjuk pria di sampingnya. Sepertinya guru itu tidak mempermasalahkan muridnya yang tertidur dikelas.

Dengan hati-hati Sea mengambil buku paket milik teman sebangkunya ini dan mengikuti pembelajaran dengan fokus.
Dirinya menaikan sebelas alis, ketika dua pria yang duduk di depannya berbisik dan mencuri pandang ke arahnya. Mengedikan bahunya acuh lalu kembali mendengarkan guru di depan.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang