SD_5 BLACK EAGLE

12 3 0
                                    

HAPPY READING 🐳


Pagi harinya Sea berangkat ke sekolah sendirian, semalam Alzea demam tinggi karena tubuhnya terguyur hujan cukup lama. Sea sangat merasa bersalah dan dirinya ikut tidak tidur membantu mbok Mur merawat Alzea.

Tiba diparkiran dan keluar dari mobilnya, Sea melangkahkan kaki dengan menutup kepala dengan tudung hodienya. Wajahnya pucat kurang tidur dan matanya juga bengkak. Masuk ke dalam kelasnya dan langsung duduk dengan menelusupkan kepalanya dilipatan tangan. Sea mencoba untuk tidur sebentar sebelum pelajaran dimulai.

Satu persatu temannya masuk ke dalam kelas dan duduk dibangkunya masing-masing. Mel manghampiri Sea dan menepuk pundaknya pelan, sang empu hanya berdehem singkat.

‘‘Hari ini free gaesss, guru lagi ada rapat’’
Ucap Udin si ketua kelas, disambut sorakan bahagia dari penghuni kelas 11 IPS 1.

Mel mendudukan dirinya di bangku samping Sea, tangannya menyentuh telapak tangan gadis yang sedang tidur itu, ‘‘badan lo anget Se, ke UKS aja yuk’’ Ajaknya pada Sea dan tidak mendapat respon apapun. Caca yang masuk ke kelas mereka menghampiri meja Sea.

‘‘Kenapa?’’ tanyanya pada Mel dan mendudukan dirinya dibangku depan Sea.

Mel yang ditanya hanya menggeleng pelan,‘‘Kayaknya dia sakit deh. Kenapa pada sakit semua? Al juga sakit dan nggak masuk’’ Jawab Mel yang masih memandangi Sea.

Caca bangkit dari duduknya dan di elusnya pundak Sea pelan. ‘‘Kita pulang aja ya Se, hari ini nggak ada pembelajaran’’ mencoba membangunkan Sea dan menarik tubuh gadis itu perlahan. Sea mengerjapkan matanya dengan sayu dan memijit pelipisnya yang pusing.

Berdiri dengan tubuh lemas, Sea menuruti perkataan Caca untuk pulang saja kerumah. Dirinya diantar oleh Caca dan Mel yang tidak bisa ikut bersama.

Rooftop sekolah, enam pemuda tampan berpakaian urakan dan seorang gadis cantik dengan kacamata bulatnya, duduk di sofa usang dengan kegiatan masing-masing.

‘‘Njir Mel kemarin lo brutal banget jambak si Anya’’
Ucap seorang pemuda dengan topi hitam di kepalanya. Dia Jayandra Kumara. Lelaki humoris dan humble. Memiliki sifat petakilan dengan mulut julidnya.

‘‘Kurang puas gue Jay, harusnya tuh rambut si alay copot dari kepalanya. ’’ balas Mel dengan menggebu. Sontak hal itu membuat Jay bergidik ngeri, termasuk pria yang sedang menidurkan kepalanya di paha gadis berkaca mata bulat itu.

‘‘No baby kamu nggak boleh kasar.’’
Sahut pria bername tag Genta Permana, pria tampan dengan tubuh tinggi kekar. Dia merupakan kekasih dari Melyara Aditya. Tangan besarnya mengelus lembut pipi kekasihnya yang sedikit berisi. Mel yang diperlakukan seperti itu hanya diam dengan memandang wajah Genta di bawahnya.

Hal itu membuat orang disana merotasikan bola matanya malas.‘‘ Dasar bucin nggak tau tempat’’ julid pria dengan kulit putih bersih dengan kalung emas di lehernya, Havion Malik Zayn, si buayanya SMA Bramasta dan pria yang menjadi penyebab pertengkaran tiga gadis di kantin kemarin.

Mel dan Genta langsung mendelik menatap Zayn, ‘‘Ini semua gara-gara lo ya kadal jelek. ’’ garang Mel membuat Zayn langsung ciut. Pria itu langsung beringsut mendekat pada temannya yang sedang duduk anteng membaca bukunya.

‘‘Tolongin gue dong Le’’ Ucap Zayn pada pria di sampingnya. Dan orang yang dipanggil Le tadi hanya diam dengan wajah datarnya.

Afgaleon Daffi Gaviendra, pria yang kerap disapa Leon. Memiliki wajah tampan diatas rata-rata dengan mata tajamnya. Pria dingin dan selalu berbicara singkat.

‘‘Lagian kok bisa si Zayn, cewe lo itu labrak Caca?’’ tanya Jay penasaran. Zayn menghela napas pelan, bersender di sandaran sofa sambil memijit pelipisnya.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang