HAPPY READING 🐳
Malam harinya, semua anak-anak di haruskan untuk beristirahat dengan cukup, karena besok paginya akan melaksanakan serangkaian kegiatan yang akan menguras tenaga dan waktu.
‘‘Dimana si, kok nggak ada ya? ’’ gerutu Sea, tangan gadis itu terus mengobrak abrik tasnya.
Rara yang memperhatikannya sedari tadi mendengus pelan, ‘‘Lo sebenarnya cari apa si Se? ’’ tanyanya penasaran.
Sea mendesah berat, gadis itu merebahkan dirinya lemas, ‘‘ lolipop gue ketinggalan kayaknya Ra’’ jawabnya nanar.
Rara yang mendengar penuturan Sea hanya meringis pelan, gadis itu menggaruk rambutnya yang tidak gatal, ‘‘Cokelat aja mau? ’’ tawar Rara, dan Sea hanya menggeleng.
‘‘Kesebelah aja, siapa tau ada yang bawa’’ usulnya dan langsung di angguki oleh Sea dengan antusias. Gadis penyuka lolipop itu langsung bergegas menggunakan hodienya dan keluar dari tenda.
Menghampiri tenda kelompok Alzea, Sea mencoba memanggil mereka dari luar, ‘‘Permisi. Al lo di dalem? ’’
Alzea keluar dengan mata yang menyipit, resleting tenda terbuka lebar dan memudahkan Sea untuk masuk ke dalam.
‘‘Gue di sini aja deh, kayaknya yang lain udah pada tidur’’ ucap Sea berjongkok di depan tenda Alzea.‘‘Nggak juga, cuma baru Aisha aja sama Giselle’’ sahut Alzea. ‘‘Kenapa? ’’ tanyanya pada Sea.
‘‘Kayaknya mom lupa masukin lolipop ke dalam tas gue Al’’ adu Sea dengan menunduk lesu. ‘‘lo ada bawa nggak? ’’ mintanya mengadahkan telapak tangan ke arah Alzea.
Alzea memutar bola matanya, gadis itu menghela napas pelan. ‘‘gue juga nggak bawa Se. Skip dulu ya, sekarang lo tidur aja. Udaranya makin dingin’’ Alzea mengusap kepala Sea dengan sayang.
Sea hanya mengerucutkan bibirnya, mata gadis itu terlihat sayu dan berkaca-kaca. Sungguh Sea ingin sekali memakan lolipop. Alzea yang melihat sahabatnya murung itu, tengah berpikir sejenak.
‘‘Susul Mel sama Caca aja ke tendanya Genta, di sana lo bisa minta sama Fanan. Setau gue bocah itu juga suka lolipop Se, siapa tau bawa’’ beritahu Alzea, membuat Sea langsung mendongak dengan wajah berbinar.
Tanpa banyak kata, Sea bangkit dan langsung ngacir ke tenda yang Alzea maksud tadi. Tujuannya kali ini adalah Fanan, semoga saja membuahkan hasil.
‘‘yang mana sih, gue lupa lagi tanya letak tendanya’’ gerutu Sea pelan.
Gadis itu terlonjak kaget, saat punggungnya di tepuk pelan dari arah belakang. ‘‘Zayn? ’’ panggilnya pada pria dengan jaket bomber hitamnya.
‘‘Ngapain lo di sini Se? Nyari Sagara? ’’ tanya Zayn, dan Sea langsung menggeleng.
Sea mengalihkan pandangan dan matanya bergerak liar, hal itu semakin membuat Zayn kebingungan. ‘‘Zayn, yang mana tendanya Fanan? ’’ tanya Sea pada Zayn.
Meski kebingungan, Zayn tetap memberitahu Sea letak tenda biru yang berada di ujung sudut di bawah pohon besar. ‘‘Noh, yang itu. Sebelah tenda gue sama anak-anak yang lain’’ kemudian Zayn mengajak Sea untuk kesana.
Dengan ragu, Sea mendekati tenda Fanan dan berdiri di depannya. Menimang, apakah langsung panggil Fanan saja atau bagaimana ya? Pikir Sea dalam hati.
Zayn yang masih berdiri di belakang Sea, berdecak pelan, ‘‘Fan—FANAN’’ Teriak Zayn keras, bahkan Sea saja sampai terlonjak kaget di sampingnya. ‘‘FANAN BOCIL, SEA NYARIIN LO NIH’’ imbuhnya.
Fanan muncul dari balik tenda sebelah, dan menyengir ke arah Sea dan Zayn. ‘‘lah lo di situ ternyata’’ ungkap Zayn.
‘‘Tumben nyariin gue kak, kangen ya? ’’ Fanan berdiri dan menaik turunkan alisnya. Zayn yang malas langsung masuk ke dalam tenda milik Fanan. Sepertinya tenda itu kosong, daripada tidur berdempetan lebih baik Zayn tidur di tenda bocah itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANDARA
Ficção AdolescenteKembali hanya untuk menuntut balas dendam atas kematian ibu dan saudara kembarnya, SEANDARA harus rela meninggalkan pekerjaannya di dunia bawah tanah dan menutup jati dirinya. Dia harus mencari dan membunuh iblis yang sudah membuatnya kehilangan keb...