SD_15 Hari Sial Untuk Sea

10 2 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Saat ini kelas 11 Ips 1 sedang mengadakan
Ulangan sejarah tertulis. Semua murid duduk tenang mengerjakan lembar jawab mereka. Tapi tidak dengan tiga laki-laki yang terlihat gusar dan rusuh di bangkunya.
‘‘Bagi jawaban lo, jangan pelit’’
Itu suara Sagara yang terus melirik lembar jawab Sea yang sengaja ditutupi.

Zayn langsung menengok ke meja belakang dan mengkode Sea meminta jawaban. ‘‘Sea, berbagi itu indah. Jangan ditutupi dong.’’ bisik Zayn sangat pelan.

‘‘Kerjakan sendiri Zayn. Mau saya tarik lembar jawab kamu’’ Teriak guru sejarah dengan penggaris kayu yang dipukulkan pada meja.

Semua murid langsung terdiam dan kembali fokus mengerjakan soal itu. Guru Sejarah bernama bu Yaya memang terkenal killer dan sangat garang.

Sea menghela napas pelan, saat tangan jail Sagara tidak berhenti menarik ujung lengan bajunya. ‘‘Ck. Rese lo’’ ucapnya dengan menggeser lembar jawaban yang sudah selesai dia kerjakan.

‘‘Nah gitu dong, jangan pelit’’ senyum terbit dibibir Sagara, tangannya dengan cekatan menyalin jawaban milik Sea.

‘‘Nomor 1 sampe 10 dong bos. Tolong bacain’’ minta Jay sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Zayn disana juga ikut-ikutan menengok dan berusaha membaca tulisan dilembar jawaban Sea.

Sea panik di tempatnya, saat ketiga pria itu semakin berisik dan membuat bu Yaya melihat ke arah mejanya.

Dengan cepat gadis itu menarik lembar jawabannya. Saat Sagara akan melayangkan protes, Sea mencubit perut pria itu dan menunjuk dengan dagunya ke depan.

Tapi sayangnya kode dari Sea tidak ditangkap baik oleh pria itu, Sagara justru menarik kembali lembar jawab milik Sea dan kembali menyalinnya dengan santai.
‘‘Geser dikit bos gue nggak keliatan’’
Ucap Zayn.

‘‘Se, tolong bacain dong, daripada mulut lo nganggur’’ titah Jay dengan kurang ajarnya. Sea semakin melotot horor ke arah pria di depannya ini.

Suara ketukan sepatu hak tinggi terdengar berjalan ke arah meja pojok. Bu Yaya dengan penggaris kayu ditangannya menatap tajam ke empat siswanya yang terdiam.

‘‘Berikan lembar jawabanmu Seandara’’
Titah bu Yaya, dan langsung diangguki Sea.
Suara sobekan kertas yang keras membuat semua murid menganga tidak percaya. Bahkan Sea sudah panas dingin di tempatnya. Sialan semua ini gara-gara Sagara.

Begitupun lembar jawaban ketiga pria disana yang berakhir di sobek juga oleh guru Sejarah itu.
‘‘Saya akan mengosongkan nilai Sejarah kalian di ulangan tertulis minggu ini.’’
Beritahu bu Yaya pada keempat siswa yang menduduki bangku pojok.

‘‘Maaf bu tapi kenapa saya jadi ikutan. Sagara ambil paksa lembar jawaban saya tadi bu.’’
Ucap Sea mencoba membela diri.

Sagara melebarkan matanya dan memicing menatap gadis di sebelahnya ini.
‘‘Bohong bu. Dia sukarela ngasih contekan ke saya. Iya nggak Jay, Zayn? ’’
Sahut Sagara mengikutsertakan dua temannya itu.

‘‘Enak aja lo jamet. Nggak tau diri, udah nyontek sekarang malah fitnah.’’
Pekik Sea sebal dan melayangkan tangannya pada lengan pria itu.

Bu Yaya memukul meja Sea dan Sagara dengan penggaris kayunya. Keduanya langsung mengatupakan bibirnya rapat dan menunduk.

‘‘Nilai kamu tetap akan kosong Sea. Sekarang kalian berempat hormat di depan tiang bendera sampai jam saya berakhir.
Final Bu Yaya tidak ingin dibantah.

Dengan lesu mereka berempat berjalan meninggalkan kelas menuju ke lapangan utama. Sea, gadis itu tak henti-hentinya menggerutu dan mengumpati Sagara.

‘‘Dahlah udah terjadi juga. Nikmati aja’’
Dengan santainya Sagara mengatakan hal yang membuat Sea semakin kesal.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang