SD_11 Long Time No See, Ayah

5 2 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Bunyi derap langkah membuat semua murid di aula mengalihkan pandangannya ke arah pintu utama. Disana seorang pria dewasa dengan rahang tegas dengan ditumbuhi bulu halus, hidungnya yang mancung dan badan yang kekar. Berjalan dengan gagahnya, diiringi beberapa bodyguard menuju ke depan aula.

‘‘Selamat datang tuan  Sadam Bramasta’’
Suara pak Kholil di microfon terdengar memenuhi ruang aula.

Sea yang sedang fokus dengan ponselnya seketika membeku. Degup jantungnya menggila dengan perasaan sesak yang tiba-tiba menjalar di hatinya. Suara ponselnya yang terjatuh tidak membuat gadis itu bergeming sama sekali.

Pandangannya kosong, dan jiwanya seolah ditarik paksa setelah mendengar nama pria itu kembali. Badannya gemetar dan keringat dingin mulai membasahi dahinya.

Fanan yang memungut ponsel kakak kelasnya ini, memandang bingung ke arahnya. Panggilan-panggilan darinya sama sekali tidak di respon.

Menarik napas dan membuangnya kasar, Sea bangkit berdiri dengan wajah datar dan tatapan dinginnya. Melangkahkan kakinya berjalan keluar dari ruang aula.

Saat tiba di parkiran, suara ricuh teriakan dan kayu yang dipukulkan pada pintu gerbang terdengar nyaring. Penasaran, Sea mendekat dan mendapati ratusan anak muda dengan jaket hitam berlambang naga. Beberapa dari mereka bahkan memebawa senjata tajam.

‘‘SAGARA ANJING KELUAR LO’’
Teriak pria dengan bandana merah di kepalanya.

‘‘WOY BIDADARI’’
Pekik pria bermata sipit menunjuk Sea.
Gadis itu berjalan mendekat kearah gerbang dan menghampiri pak satpam disana. Semua mata memusatkan penadangannya pada gadis cantik di depan mereka.

‘‘Pak, tolong panggilin Sagara dan Teman-temannya di dalam. Biar saya yang jaga gerbangnya.’’ Ucap Sea tenang dan dua satpam tadi segera berlari masuk ke dalam.

Bersedekap dada dan mata cantiknya memicing ke depan. ‘‘Dragon’’ ucap Sea membaca tulisan di jaket mereka.

Pria dengan bandana merah di kepalanya maju dan berhadapan dengan Sea, bibirnya menyeringai lebar memandang gadis itu intens. ‘‘Sean.. da ra’’ ejanya membaca name tag Sea. Pria itu memainkan lidahnya di pipi, dengan mata yang terus tertuju pada gadis cantik yang  menarik perhatiannya.

‘‘Jangan senyum, gue nggak kuat’’
Ucap Sea dengan wajah datanya. Membuat sorakan heboh di sekitar sana.

Pria yang Sea yakini sebagai pemimpin dari geng ini semakin tersenyum pongah,
‘‘Terpesona hm ’’ katanya dengan percaya diri.

Sea menggelengkan kepalanya,‘‘Nggak kuat pengin tonjok gigi tonggos lo’’ Sarkas Sea keras, membuat pria itu merubah mimik wajahnya dengan rahang yang mengeras.

Gelak tawa saling bersahutan di belakang gadis itu, disana sudah ada anggota Black Eagle dengan Genta yang memimpin di depan.

‘‘hahaha mamam tuh gigi tonggos’’
Ngakak Jay dengan mulut julidnya, dan membuat teman-temannya semakin tertawa keras.

‘‘Bangsat. Ketua gue nggak tonggos ya.’’
Teriak anggota Dragon di luar gerbang membela ketuanya. Mana terima mereka, gigi kelinci ketuanya dikatai tonggos.

Dalam seperkian detik, anggota Dragon berhasil merobohkan gerbang tinggi SMA Bramasta dengan dorongan mereka.

Genta dan Jay berlari ingin menyelamatkan Sea di depan sana, tapi mereka kalah cepat dari Sagara yang entah datang darimana. Ditariknya tubuh gadis itu kencang, membuat mereka kehilangan keseimbangan dan berakhir terbanting ke lantai dengan tubuh Sea di dekapannya.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang