SD_24 Lepas Kontrol

7 1 0
                                    


HAPPY READING 🐳

Sea dengan malas mengikuti Melyara yang menarik lengannya menuju ruang musik. Di sana sudah ada Caca, Alzea dan Rara.
Mereka semua duduk di sofa panjang dan saling berdekatan.

‘‘Emang kurang ajar si Anyanjing. Bisa-bisanya dia nyebarin foto kita di club waktu itu’’ sungut Rara berapi-api.

Alzea menggebrak meja di depan mereka, dan melipatkan tangan di depan dada.
‘‘pake segala di edit lagi’’ imbunya.

‘‘Foto apa? ’’ Sahut Sea penasaran, dan Alzea menyodorkan beberapa lembar foto yang tertempel di mading beberapa saat lalu.

Di dalam foto itu, ada wajah ke empat gadis selain Sea tentunya. Berada di dalam club malam dengan pakaian seksi dan segelas alkohol di tangan masing-masing. Parahnya lagi, foto Caca dan Rara di edit dengan di sandingkan bersama para pria hidung belang, seolah sedang bermesraan. Memang benar itu mereka, tetapi tidak semuanya benar.

Banyak cemohan dan hujatan yang di layangkan kepada mereka dari seantero Bramasta, ya walaupun tidak semua orang.
Mereka yakin pasti setelah ini, beritanya akan sampai di ruang guru dan kepsek.

‘‘Apa yang bakal kalian lakuin? ’’ tanya Sea pada keempatnya. Alzea menampilkan senyum smirk, kemudian terkekeh sinis.

‘‘Kasih pelajaran, maybe’’ jawabnya tenang, ‘‘ Itupun kalau kalian setuju’’ imbuhnya mendapat anggukan dari yang lain.

Melyara ikut menampilkan senyum misteriusnya,‘‘Sangat setuju’’

Pintu ruang musik yang di huni mereka, terbanting dengan keras. Sosok Sagara dengan pakaian urakan khasnya datang dengan wajah sangar.

Pria itu tanpa aba-aba menarik pergelangan tangan Sea dan memaksa gadis itu berjalan mengikutinya.
‘‘Bangsat. Lo apa-apaan si, lepasin nggak!’’
Makinya tak digubris sama sekali.

Semua orang melongo di buatnya, mereka bergegas berdiri dan menyusul ke luar. Ternyata Sea di bawa menuju ke tengah lapangan utama yang sudah ramai diisi oleh para murid di sana.

‘‘Anjir–lo ngapain si? ’’ Sea berusaha melepas cekalan tangan Sagara, namun tenaga pria itu jauh lebih kuat darinya.

Jay datang dengan membawa toa yang di ambil dari masjid sekolah. Hal itu membuat semua orang kembali menatap bingung.

‘‘ekhm’’ dehem Sagara, ‘‘Gue mau kasih pengumuman buat lo semua’’ ucapnya dengan menggunakan toa.

Sea di buat meringis malu di tempatnya. Bagaimana tidak, kini gara-gara ulah Sagara, dirinya menjadi pusat perhatian semua murid di lapangan utama.

‘‘Mulai hari ini  dan detik ini, Seandara jadi milik seorang Sagara Nareksa Rajalangit seutuhnya.’’ tegas Sagara membuat suasana hening.

‘‘She is mine. Siapapun yang berani menyentuhnya, akan berhadapan dengan gue dan Black Eagle’’ finalnya terdengar mutlak.

Sea yang sempat membeku di tempatnya, kini menepis kasar tangan Sagara dan menatap tajam pria itu, ‘‘Kurang ajar lo, nggak sopan main ngeklaim orang’’ pekiknya keras.

Sagara menyeringai dan mendekatkan dirinya pada gadis di depannya ini.
‘‘Lo cukup diem dan terima gue dengan sepenuh hati’’ sahutnya santai.

‘‘Najis. Ogah gue—’’

Belum sempat ucapannya selesai, dengan tidak bermoralnya,Sagara mencuri satu kecupan di bibir Sea yang sudah menjadi candunya. ‘‘Gue nggak terima penolakan’’
Tekannya, menaikan sudut bibir.

Bukan hanya Sea yang terdiam, semua orang di lapangan juga ikut menahan napas mereka, dengan mata yang meolotot dan mulut yang menganga lebar. Aksi Sagara tidak bisa di tebak dan terlalu brutal.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang