SD_33 Jebakan untuk Sea

0 0 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Dua minggu berlalu, sejak tragedi meninggalnya salah satu siswa kelas 12 di gudang sekolah, kini SMA Bramasta kembali di buka. Bahkan kasus itu sudah di tutup oleh pihak kepolisan, kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan normal.

Sea mengeratkan pegangan tasnya, gadis itu melangkah bersama Alzea di sampingnya.

‘‘SEA, AL TUNGGUIN DONG’’

Itu teriakan si cempreng Melyara. Gadis berkaca mata bulat itu terlihat berlari dengan napas ngos-ngosan. ‘‘Gila, kalian cantik-cantik budeg’’ ucapnya tanpa beban.

Mereka bertiga berjalan beriringan melewati lapangan basket. Saat tengah asik berbincang, sebuah bola orange terlempar dengan cepat, tepat mengenai bahu Alzea. ‘‘Shhh’’

‘‘OMG, SIAPA YANG LEMPAR WOY? ’’
Berang Melyara berkacak pinggang.

Sea langsung mengusap bahu Alzea di sampingnya, ‘‘Lo nggak papa Al? ’’ tanya Sea.

Alzea hanya mengangguk dengan ringisan kecil dari mulutnya. Mereka bertiga mengedarkan pandangan ke arah lapangan basket, dan menemukan beberapa gadis di sana sedang menyeringai puas.

Sea memungut bola basket tadi, dan dengan santai gadis itu membawanya masuk ke lapangan basket. Tatapan matanya menyorot dingin dengan satu sudut bibirnya yang terangkat.

‘‘Fiorenza Anggun Haye’’  gumam Sea membaca name tag gadis dengan pakaian ketatnya.

Gadis yang kerap di sapa Anggun itu berdecih tak suka, ‘‘Sopan lo sama senior’’
Tunjuknya pada Sea.

Sea hanya menatapnya malas, gadis itu memundurkan langkah dan mulai mendrible bola yang tadi dia pegang. Tatapannya masih tertuju pada Anggun dan beberapa temannya di belakang.

‘‘Lemparan lo cukup kuat’’ ucapnya terjeda, ‘‘Saking kuatnya, sahabat gue sampai memekik kesakitan’’ Sea menyeringai, dan dalam sekali lemparan bola basket tadi melambung tinggi masuk ke dalam ring.

Hal itu sontak mengundang decak kagum dari siswa yang berada di sekitaran sana.
Bahkan Anggun sampai menoleh dan melongo di tempatnya.

‘‘one bye one’’ Sea melangkah maju mendekati Anggun, ‘‘kalau gue kalah, lo boleh jadiin gue babu selama sebulan’’
Lanjutnya membuat Anggun tersenyum mengejek.

‘‘Tapi kalau lo yang kalah....minta maaf dan sujud di kaki Alzea’’ lanjut Sea membuat semua orang tercengang mendengarnya.

Bahkan Anggun sudah mengepalkan tangannya dan memandang tajam ke arah Sea.

‘‘Deal. Jangan nyesel karena lo udah nantangin wakil ketua basket’’ Anggun tersenyum meremehkan.

Dua gadis cantik beda angkatan itu mulai memperebutkan bola berwarna orange . Anggun dengan gesit merebut bola dari tangan Sea dan mendrible nya lihai. Gadis dengan rambut sebahunya itu melompat di depan ring dan memasukan bolanya. Satu point dia dapatkan dan menyeringai puas ke arah Sea.

Sorakan heboh kian terdengar menyemangati mereka berdua. Bahkan murid laki-laki juga ikut memenuhi area pinggir lapangan.

Sea masih terlihat santai, saat dirinya tertinggal beberapa point oleh Anggun. Tangannya tergerak membenarkan ikatan rambutnya, dan membuat pekikan heboh dari para kaum adam di sana.

‘‘WUANJIR SEA, DAMAGE NYA NGGAK NGOTAK’’

‘‘SEMANGAT CANTIK’’

‘‘MULUS BANGET GILA’’

Sea—gadis itu sama sekali tak menghiraukan. Dengan gerakan cepat, dia berhasil merebut bola dari tangan Anggun, dan mendriblenya sembari menyeringai lebar. Lemparan three point berhasil Sea cetak, membuat seisi lapangan semakin histeris dengan aksinya.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang