SD_8 Langkah Awal Pembalasan Dendam

8 2 0
                                    

HAPPY READING 🐳


Sudah tiga hari ini, Sea berangkat sekolah dan pulang sendiri tanpa Alzea. Suasana rumah pun sangat sepi, pasalnya baik Alzea maupun mbok Mur belum pulang dari urusannya masing-masing.

Setelah makan malam tadi dirinya langsung mengerjakan soal-soal olimpiade baru dari bu Lyla. Sebenarnya Sea sangat malas sekali, mengikuti kegiatan seperti ini sangat menguras waktu dan pikiran. Saat sedang fokus pada lembar kertas di hadapannya, notifikasi ponsel mengalihkan atensinya.

TIGER:
Datanglah ke Club Blue Sky jam 11 malam.
Petunjuk pertama untukmu Kale.

Sea langsung menatap jam di ponselnya, sekarang masih menujukan pukul 20.00.
Masih tersisa tiga jam lagi untuk bersiap.
Mata gadis cantik itu berbinar dan senyum indah terbit dari bibir ranumnya. Dirinya kembali fokus pada soal-soal olimpiade dan bergegas menyelesaikannya.

Satu jam berlalu, setelah membereskan meja belajarnya, gadis itu pergi ke lemari pakaian dan mengambil celana jeans hitam dan tanktop hitam dengan jaket kulit yang senada. Masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

Sea berdiri di balkon kamarnya, memandang lurus ke depan dengan segelas wine di tangan kanannya, dan tangan kirinya memegang sebuah kalung dengan liontin singa. Memandang seksama kalung itu dan tersenyum miring.

‘‘Pertarungan di mulai’’ Ucap Sea dengan menyesap wine nya hingga tandas. Masuk ke dalam kamar, menyimpan kalungnya dan meraih kunci motor sport miliknya.

Membuka pintu garasi kakinya melangkah menuju motor sport hitam dan memakai helmnya. Deruman motor memenuhi ruang garasi, perlahan melaju kearah gerbang dan berlalu dari sana.

Mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata dan menyalip beberapa kendaraan dengan lincah, Sea mngumpat dengan keras kala beberapa motor sport menyalip dan mencoba menyenggol motornya. ‘‘Woy berhenti anjing’’
Teriak salah satu dari mereka yang berada disisi kanan Sea.

Gadis itu semakin menambah laju kecepatan motornya dan berusaha menghindar dari gerombolan geng motor itu. Bukan karena takut, tetapi dirinya sedang mengejar waktu agar tidak terlambat.

Saat tiba di depan club yang menjadi tujuannya, Sea memarkirkan motornya dan melepas helm. Menyugar rambutnya ke belakang dan langsung beranjak untuk masuk ke dalam.

Suara dentuman musik keras dan semerbak bau alkohol menyapa indra penciuman Sea. Gadis dengan outfit serba hitam dan juga kacamata hitam yang bertengger manis di hidung, melangkahkan kakinya menuju meja bartender dan memesan segelas wine merah.

Gadis dengan surai panjang kecoklatannya itu mampu menarik beberapa pasang mata disana menatap ke arahnya. Duduk dengan santai sambil menyesap minumannya, mata indahnya mengedar mengamati club malam yang ramai ini.

‘‘Hai cantik, boleh bergabung? ’’ sapa seorang pria yang duduk di samping Sea. Gadis itu hanya mengangguk singkat dan memainkan ponselnya.

‘‘Boleh tau namamu?’’ tanya pria tadi dengan mengusap lembut rambut Sea. Gadis itu menepis kasar dan menatap dingin pria di sampingnya ini. Tapi pria itu justru terkekeh dan semakin mendekatkan diri pada Sea.

‘‘Menjauhlah dari gadis kecilku bung’’ Suara bariton itu membuat Sea menoleh dan bernapas lega. Tiger datang sebagai penyelamat untuknya. Aura kelam dan mengintimidasi milik Tiger membuat pria itu segera pergi dari sana.

Sea memusatkan pandangannya pada Tiger, ‘‘Apa yang ingin kau tunjukan padaku? ’’ tanya Sea to the point. Tiger hanya terkekeh san mengacak rambut gadis di depannya ini.

‘‘kau memang selalu tidak sabaran Kale.’’
Ucap pria tampan berumur 28 tahun itu. Dia merupakan tangan kanan dari Niel.

Meraih tangan Sea dan mengajak gadis itu untuk duduk di sofa yang tidak jauh dari dance floor. Disana sudah tersedia beberapa botol alkohol dan juga beberapa jalang dengan pakaian ketatnya. Tiger menuangkan whisky ke dalam gelas dan menyerahkannya pada Sea.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang