SD-41 Pukulan Telak

20 2 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Sekuat-kuatnya dan setangguh-tangguhnya diriku, jika kalian bersatu untuk menyerangku, maka kekalahan telak adalah satu hal yang aku dapatkan.

~Seandara

Setelah perginya Sagara yang menyeret paksa Sienna dari kelas 11 IPS 1, Sea di bantu berdiri oleh Melyara dan Jay di sana.

‘‘Bibir lo berdarah Se’’ ucap Melyara pelan.

Sea hanya tersenyum tipis dan merapikan seragamnya yang sedikit berantakan, ‘‘Nggak papa ini luka kecil’’ sahutnya dengan nada tenang.

Gadis itu kembali merapikan meja dan bangkunya di bantu Zayn dan Jay. Dia duduk sembari melanjutkan acara menulisnya yang sempat tertunda.

‘‘Serius lo nggak mau ke uks aja Se? Pipi lo juga merah tuh’’ sekali lagi, Melyara berusaha membujuk Sea untuk mengobati lukanya. Dan menyodorkan sebuah tissue untuk Sea.

Gadis itu menerima baik tissue dari Melyara dan mulai membersihkan darah di sudut bibirnya. Ringisan pelan justru keluar dari mulut Melyara, ‘‘Kenapa lo yang kesakitan’’ ucap Sea terkekeh pelan.

Tidak tau saja Melyara, bahwa luka ini tak seberapa untuk Sea. Bahkan luka bekas pertarungan di Milan masih belum sembuh dan sengaja Sea cover dengan foundation yang agak tebal di keningnya. Belum lagi, area punggung yang masih banyak memar dan juga punggung tangan yang masih membiru.

Semua berhasil di tutup rapat oleh gadis cantik itu. Dirinya tidak akan membiarkan keluarga atau sahabatnya melihat luka di tubuhnya. Sea tidak mau membuat mereka curiga bahkan merasa khawatir padanya.

‘‘Emang Sienna babi! Kalau aja si dekil nggak halangin gue, udah gue tonjok balik tuh muka si cabe’’ ungkap Melyara kelewat kesal dan melirik sinis ke arah Jono.

‘‘SEA... MEL GAWAT ! SI ALZEA LAGI NGAMUK DI LAPANGAN INDOOR’’ beritahu salah satu teman sekelas mereka.

‘‘Kenapa? Ke siapa?’’ bingung Sea di tempatnya.

‘‘SIENNA’’

Satu nama itu berhasil membuat Sea dan juga Melyara kalang kabut. Bagaimana bisa kejadian beberapa menit lalu sudah menyebar luas seperti ini? Bahkan sampai membuat Alzea murka.

Dengan berlari, kedua gadis cantik itu terlihat sangat tergesa menuruni tangga menuju lantai dasar. Mereka terengah saat sampai di pintu lapangan yang sudah di kerubungi murid si sana.

‘‘MINGGIR ATAU GUE PATAHIN LEHER KALIAN! ’’ teriak Alzea dengan wajah memerah padam.

Suasana kian memanas saat gadis dengan bola mata birunya itu menatap tajam Sagara yang melindungi Sienna di balik punggung kekarnya.

‘‘STOP ALZEA! LO GILA MAU NYERANG SIENNA’’ Sagara tak kalah berteriak kencang.

Alzea terlihat berdecih sinis, ‘‘Gue emang gila. Dan cewek sialan lo itu yang buat gue semurka ini bastard’’

Baik Leon,Genta dan Fanan hanya berjaga di sekitaran Alzea. Takut-takut gadis itu berlari nekat ke arah Sagara. Leon yang tadinya ingin membawa Al untuk pergi dari lapangan, tidak jadi karena gadis itu mengancam akan membencinya seumur hidup.

Sea dan Melyara ngos-ngosan sampai di depan kerumunan. Gadis dengan rambut cokelatnya itu berjalan ke arah Alzea di sana, ‘‘ Alzea, cukup’’

Alzea yang tadinya terfokus ke depan seketika menoleh ke samping, mata cantiknya itu menelisik Sea dari atas hingga bawah. Saat netranya melihat sudut bibir sahabatnya itu yang robek, amarah yang sedari tadi dia tahan semakin berkobar tak terkendali.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang