SD_45 Luka Masa Lalu

21 3 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Sea mengemudikan mobilnya ugal-ugalan. Gadis dengan hodie hitamnya itu menatap lurus ke arah jalanan yang sedikit lenggang. Tangannya mencengkram erat setir dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

Sepulang dari pemakaman orang tua Sagara, Sea langsung pamit pulang ke rumah dan mengambil mobil miliknya.
Tujuannya sekarang adalah markas Dark Angel. Dirinya harus menemui Niel di sana.

Brak

Pintu ruangan milik Niel di dobrak kencang oleh Sea. Membuat ketiga pria di sana menoleh dan menatapnya intens.

‘‘Zev—aku melihat mereka’’ ucap Sea membuat alis Niel terangkat sebelah.

‘‘Siapa yang kau maksud Kale? ’’ tanya Niel dari kursi kebesarannya.

Sea berjalan dan berdiri tepat di hadapan sang pemimpin Dark Angel itu, ‘‘Red Eyes’’

‘‘Dimana? Apa kau yakin itu mereka? ’’
Niel menyeringai setelah mengajukan pertanyaa  pada Sea.

‘‘Pemakaman, aku melihat mereka di sekitar sana’’ sahutnya tanpa pikir panjang.

Niel bangkit dan berjalan ke arah gadisnya, tangan kekar yang di penuhi tatto itu mengelus rahang Sea, ‘‘Kau dari makam siapa baby? Bukannya makam bundamu bukan di sana hmm? ’’

Sedetik kemudian Sea mematung seiring dengan kekehan ringan yang Niel keluarkan. Damn! Sea merutuki kebodohannya sendiri, berucap tanpa berpikir lebih dulu. Sial!

‘‘kenapa diam baby? Apa kau masih mau menutupi tentang bocah tengik itu dariku?’’ Niel semakin mendekatkan wajahnya pada Sea, sampai hidung mancung keduanya bersentuhan.

Sea bisa merasakan napas Niel yang beraroma mint, matanya terpejam erat saat dengan tiba-tiba Niel merunduk dan menempatkan wajah di ceruk lehernya.
‘‘Jawab atau aku hilangkan dia detik ini juga Kale’’

Sea tahu itu bukan ancaman semata, Niel bahkan bisa mewujudkan ucapannya itu dengan sangat mudah,
dengan menarik napas perlahan, Sea mulai mempersiapkan diri untuk menjawab—

‘‘Sagara Nareksa Rajalangit, putra dari Abimanyu dan Sandrina. Cucu semata wayang dari Wasesa Rajalangit, dan penerus  kerjaaan bisnis Rajalangit, Anak SMA yang tertarik dan jatuh cinta dengan seorang gadis mafia dari dunia kegelapan.’’ sahut Enriko dengan gamblangnya.

Sea membeku dengan netranya yang menatap tajam Enriko di sana. Sial, andai saja tidak ada Niel, Sea sudah menerjang dan membogem mentah wajah menyebalkan Enriko. Dasar penghianat!

‘‘Right baby? ’’

Sea hanya bisa mengangguk pasrah, apalagi yang bisa dirinya lakukan. Mau menyangkalpun percuma, yang berada di hadapannya ini adalah sang titisan lucifer dengan segala kekuasaannya.

‘‘Duduk dan pasang telingamu baik-baik Kale—Tiger jelaskan semua padanya, jangan ada yang terlewat’’ perintah Niel pada tangan kanannya.

‘‘Baik tuan’’ jawa Tiger menganggukan kepalanya singkat.

‘‘Kale—’’

Ceklek

Atensi semua orang teralihkan pada sosok pria paruh baya dengan seorang gadis di sampingnya. Sontak, Sea langsung bangkit dengan tatapan marah luar biasa.

‘‘What the fuck! What is this? Kenapa Anya bisa bebas Zev? ’’ geram Sea tak habis pikir. Sepersekian detik, gadis itu menondongkan revolver miliknya pada Glenn dan putrinya di ambang pintu.

‘‘Turunkan senjatamu Kale—duduk dan tenangkan dirimu’’ tegas Niel tak mau di bantah.

‘‘Kemari dan duduklah Glenn’’ lanjut Niel.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang