SD_21 Takdir Yang Sama

6 1 0
                                    

HAPPY READING🐳


Sea menghampiri Alzea yang tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Tangannya menenteng kotak kecil berupa kandang hamster dan meletakan tepat di bawah kaki Alzea.

‘‘Ini hamster yang mau lo titipin buat Sagara Se? ’’ tanya Alzea dan diangguki oleh Sea.

Sea merebahkan dirinya di ranjang besar milik Alzea di samping Erlan yang masih terlelap.
‘‘Iya, minta tolong kasih ke dia ya. Kalau nggak, lo titipin aja ke Jay.’’

‘‘Oke siap. Dan lo jadi ajak Erlan ke panti? ’’ Alzea mengucir rambutnya dan berbalik menatap Sea.

‘‘Hemm. Btw thanks Al’’ Sea membalas seadanya, dirinya berbaring dengan mendekap tubuh kecil Erlan.

Alzea terkekeh menatap pemandangan di depannya,‘‘Iya-iya, gue berangkat dulu assalamualaikum’’

‘‘Waalaikumsalam’’
Jawab Sea pelan.

Sea membuka matanya saat Alzea sudah berlalu dari kamar. Matanya menerawang pada kejadian semalam, untung saja dirinya berhasil melindungi Alzea dan memastikan Erlan juga aman. Saat baru tiba dari rumah sakit, daddy Xavier langsung menghubungi dirinya. Memastikan bahwa semua anaknya baik-baik saja, dan memperingati Sea agar lebih berhati-hati. Katanya sih mommy Keysha akan terbang ke Indonesia lusa. Wanita itu terus saja menangis dan merengek pada suaminya agar diijinkan pulang dan memastikan ketiga anaknya tidak terluka.

Kenapa sangat sulit sekali bagi Sea hidup sebagai gadis normal. Padahal hanya sementara, sampai dirinya menemukan titik terang tentang kasus pembunuhan bundanya. Tetapi ada saja hal-hal yang memicu dirinya untuk mengeluarkan kemampuan bertarungnya dan menghadapi hal berbahaya. Belum lagi Niel yang seenak jidat menyuruhnya untuk melalukan misi-misi tertentu. Semakin rumit dan membuat pusing saja.

Notifikasi dari ponselnya mengalihkan perhatian Sea, tangannya meraih ponsel di atas nakas.

Sagara🐯

Dimana lo?                                
Kenapa nggak berangkat?  

Ck. Bales Sea!!                        

Lo berani cuekin chat gue?  

Sial. Gue kerumah lo sekarang.

Mematikan ponselnya tanpa membalas satupun pesan yang Sagara kirimkan, Sea bangkit dan turun menuju dapur.

Disana sudah ada mbok Mur yang tengah menyiapkan sarapan. Wanita paruh baya itu tersenyum dan menyapa Sea.

‘‘Gimana keadaan non Sea? Perbannya teh sudah di ganti non?

‘‘Hehe belum mbok, nanti aja. Hari ini Sea mau ke ruang latihan. Nanti kalau Erlan bangun tolong susulin kesana aja ya mbok’’ setelahnya, Sea pergi menuju ruang latihan yang letaknya tidak jauh dari kolam berenang.

Gadis itu mengambil sebuah katana dari ruang senjata. Mengucir rambut panjang cokelatnya dan mulai memainkan katana itu dengan lincah. Beberapa buah apel dan semangka yang dijajar rapi di depannya, mampu Sea hancurkan dengan sekali sabetan saja. Sudah dapat di pastikan seberapa tajam katana yang sedang Sea mainkan itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang