HAPPY READING 🐳
Mobil pick up milik kakeknya yang di kendarai oleh Jay sendiri, berhenti di parkiran sebuah pasar malam.
‘‘Turun woi turun. Kita udah sampai nih’’
Pekik Jay—menggebrak sisi mobil dengan brutalnya.Leon menggeram kesal, dengan tak berperasaan, pria dingin itu menendang betis Jay dengan keras. ‘‘Berisik monyet. Erlan jadi kebangun bego’’ sentak Leon mengusap punggung Erlan yang terusik tidurnya.
‘‘Astagfirullah babang Leon, tendanganmu sungguh tak beradab, sakit adek bang’’ dramastis Jay mengusap betisnya yang nyut-nyutan.
‘‘Najis!! ’’
Ucap Genta, Fanan dan Zayn bersamaan. Mereka bergidik ngeri, melihat tingkah Jay yang seperti banci sungguhan.
Semua orang turun dengan hati-hati dari mobil, mereka semua mengedarkan pandangan ke arah yang sama—di mana pasar malam yang cukup besar dan ramai pengunjung.
Gedubrak!!!
Atesnsi semua orang teralihkan—mata mereka kompak melotot kaget. Jono bangun dengan sempoyongan dan berakhir terjungkal dari mobil. Mereka melupakan satu temannya itu yang tadi masih tak sadarkan diri akibat pentungan maut.
Jay dan Fanan berlari menolong temannya itu—‘‘Waduhh... Ati-ati dong bang, apes banget si lo malam ini’’ Fanan meringis kasihan dengan kesialan Jono yang tiada henti.
Jono terlihat mengerjapkan matanya, pria itu memegangi kepala dan mengusapnya pelan ‘‘Lah gue siapa? Ini dimana? —kalian juga siapa? ’’ ucap Jono sembari memandangi temannya satu persatu.
‘‘What? Jono anemia’’ pekik Melyara heboh.
Genta terlihat terdiam dengan matanya yang melirik ke atas, ‘‘Amnesia kali’’ sahutnya tak yakin.
Dengan tak berdosanya, Zayn menggeplak kepala Jono kencang dengan tangan kekarnya, membuat yang lainnya tercengan luar biasa. ‘‘Gimana? Udah inget semuanya kan lo? Kalau masih belum, gue jedotin ke ban mobil nih pala lo’’ Zayn ancang-ancang dengan memegangi kepala Jono erat.
‘‘Nggak! Jangan. Gue inget Zayn’’ pekik Jono panik.
‘‘Oalah dasar Sutejo gendeng, gue kira lo beneran hilang ingatan’’ sebal Jay di tempatnya.
‘‘Dah guys, yok kita masuk ke dalem dan have fun malam ini. Yuhuuuu’’ ajak Fanan yang langsung di ikuti oleh yang lain.
Sea mengambil alih Erlan yang sudah bangun dari gendongan Leon. ‘‘Biar Erlan gue yang jaga’’
Seakan mengerti kode dari Sea, baik Alzea maupun Leon mengangguk dan tersenyum tipis. ‘‘Thanks Sea’’ ucap Leon, kemudian berlalu dari sana dengan menggenggam erat tangan gadisnya.
***
Leon membawa Alzea untuk duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana. Iris hitam pekat nan tajam miliknya, memandang intens pada gadis yang sedang asik memakan es krimnya.‘‘Blepotan sayang.. ’’ jempol Leon mengusap lembut noda es krim di sudut bibir Alzea, kemudian menghisap jempolnya sendiri,
‘‘manis’’ lanjutnya dengan seringaian.
Alzea sempat mematung dengan detak jantung yang menggila. Demi mengusir kecanggungan yang Leon ciptakan, gadis bermata biru itu menawarkan es krimnya,
‘‘Mau? ’’ tawarnya.Leon mengangguk dengan tatapan yang lurus pada wajah Alzea, sepersekian detik selanjutnya, Alzea membeku saat sebuah benda kenyal dan dingin menempel pada bibirnya. Gila—Leon menciumnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANDARA
Teen FictionKembali hanya untuk menuntut balas dendam atas kematian ibu dan saudara kembarnya, SEANDARA harus rela meninggalkan pekerjaannya di dunia bawah tanah dan menutup jati dirinya. Dia harus mencari dan membunuh iblis yang sudah membuatnya kehilangan keb...