SD_26 Drop Out

5 0 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Esok harinya, Sea berjalan beriringan dengan Melyara, Alzea, Caca dan Rara, menuju ke ruangan yang biasa di gunakan untuk rapat petinggi yayasan.

Setiap langkah kaki mereka, di iringi dengan berbagai tatapan dan sindiran yang di layangakan kepada kelimanya. Tak ayal, ada juga yang terang-terangan menghina dan mencemooh dengan kalimat jahat. Tapi semua itu tidak di pedulikan oleh Sea dan sahabatnya.

Mereka masuk dan duduk di kursi dengan meja panjang di depannya. Di sana sudah hadir beberapa petinggi sekolah, guru dan juga ada Anya serta ibunya di sana.

''Dimana orang tua atau wali kalian? ''
Tanya pak Kholil pada Sea dan yang lainnya.

''Bentar lagi datang pak'' sahut Melyara cepat.

Tak lama kemudian, orang tua dari Melyara, Rara dan juga Caca datang memenuhi ruang rapat. Alzea menoleh menatap Sea di sampingnya, mereka berdua tidak memberi tau apapun pada Xavier dan Keysha.

''Orang tua kita tidak akan datang''
Beritahu Sea dengan mata yang menatap lurus pada pria yang sedari tadi beradu pandang dengannya. Ayahnya-Sadam Bramasta, selaku pemilik sekolah juga hadir di sana.

''Baik kita mulai saja rapat pagi ini''
Pak Kholil memulai pembicaraan dengan wajah sedikit tegang.

''Saya mewakili kepala sekolah, akan membahas masalah tentang kejadian yang terjadi di sekolah kemarin'' jedanya menatap beberapa muridnya di depan sana.

''Tentang kasus pertama, siswi yang terlibat dan terciduk di dalam club malam, sangat di sayangkan semua bukti jelas mengarah pada mereka. Kelakuan mereka telah mencoreng nama baik SMA Bramasta, dan sebagai hukumannya, Alzea, Clara, Rara dan juga Melyara di skorsing selama 3 hari lamanya. Jika para orang tua ingin protes, silahkan ajukan sekarang juga'' Terang pak Kholil dengan tegas dan lugas.

Mereka yang namanya di sebutkan tadi hanya bisa terdiam di kursinya. Anya dan dua temannya, menyeringai di tempat.

Karena tidak ada yang mengajukan protes, pak Kholil kembali melanjutkan pembahasan dan kini pandangannya tertuju pada Sea.

''Dan untuk kasus kedua, tentang pengeroyokan terhadap Arik, selaku anak dari kepala sekolah'' beritahu pak Kholil mengundang tatapan kaget dari Alzea dan yang lainnya.

Melyara sontak bangkit berdiri, ''What! Pengeroyokan? Bapak bercanda? '' tanyanya tidak habis pikir.

Sea mengkode Mel dan menyuruhnya duduk kembali. Baik Alzea, Caca dan juga Rara, mereka semua mengepalkan tangannya kuat saat matanya menangkap seringaian licik dari Arik dan Anya.

''Sea, kamu tahu apa yang kamu lakukan kemarin adalah tindakan kriminal? '' tanya pak Kholil menatap gadis yang hanya diam dengan wajah tenangnya. Sea hanya mengangguk mengiyakan.

Ibu dari Arik berdiri dan menatap tajam Sea. ''Saya mau gadis preman ini di jebloskan ke penjara dan di keluarkan dari sekolah'' teriaknya dengan menunjuk Sea.

''Apa kalian mau ada seorang kriminal di sekolah ini? Dia telah membuat anak saya cidera dan babak belur'' lanjutnya dengan menggebu.

Sea menaikan sebelah alisnya dan tsrsenyum simpul. Gadis itu dengan santainya melipat tangan di depan dada.
''Cuma cidera kan? Nggak sampai mati? '' sarkasnya.

Semua orang di sana terkejut tidak menyangka. Wanita dengan gaya glamornya itu berjalan cepat menghampiri Sea dan menarik tubuh Sea hingga berdiri.

''brengsek, kurang ajar kamu'' wajah Sea menoleh ke samping, dengan pipi yang merah akibat tamparan wanita tadi.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang