HAPPY READING 🐳
Malam harinya Sea dan Caca sudah berada di sofa ruang tamu dengan cemilan dan minuman kaleng yang berada dimeja. Sudah satu jam mereka menunggu Leon datang untuk msngerjakan soal-soal olimpiade.
‘‘Lama banget si Leon, kita udah hampir setengahnya nih ngerjain soal. ’’ gerutu Caca dengan bersedekap dada.Sea di sampingnya sama bosannya. Dari arah tangga Alzea datang dengan membawa laptop di tangannya.
‘‘Belum datang juga? ’’ tanyanya dan langsung bergabung disana.Sea menghela napas pelan dan menggeleng.‘‘ Belum’’ Jawabnya singkat.
‘‘Dia nggak kasih kabar ke lo Al? ’’
Caca bertanya dan hanya dijawab gelengan oleh Alzea.Ponsel Sea berbunyi menandakan sebuah notifikasi pesan masuk. Netranya melebar dengan tubuh yang menegang. Pesan singkat dari Niel yang membuat hatinya gelisah.
NIEL
Kau mulai berulah baby.Sial dirinya terlalu terbawa emosi waktu menghajar orang-orang itu. Tetapi apa Niel juga tahu bahwa bukan dirinya yang menembak pria botak disana. Bangkit dari sana Sea melangkah ke arah taman belakang.
Mendudukan dirinya di gasebo, dengan pandangan lurus menatap kolam renang di depan sana. Ponselnya berdering dan nama Niel tertera disana. Sial jantungnya semakin berdetak kencang. Jarinya menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
‘‘Apa kau sudah membaca pesanku Kale? ’’
Suara berat Niel terdengar dingin dari sebrang telepon. Membuat Sea membeku di tempatnya.‘‘Apa kau mendengarku? Jika iya maka buka mulutmu Kale ’’ tambah Niel dengan nada pelan. Namun Sea sangat tahu pria di sebrang sana sedang menahan emosinya mati-matian.
Mengangguk pelan, lalu Sea tersadar dan merutuki dirinya.‘‘ i—yaa Zev’’ Balasnya terbata. ‘‘Maaf aku tidak akan mengulanginya’’ Cicit Sea dengan suara pelan.
‘‘Tunggu hukumanmu baby’’ Ucap Niel lalu mematikan sambungan teleponnya sepihak. Sea menghembuskan napasnya lega. Jika gadis itu pernah berkata tidak takut dengan Niel memang benar adanya. Karena itu Niel, bukan sosok Zev si iblis pemimpin Dark Angel. Mereka orang yang sama, berada di satu raga tetapi dengan dua jiwa yang berbeda. Membayangkan betapa keji dan kejamnya Zev menghabisi musuhnya membuat Sea merinding dan bergidik ngeri.
‘‘Obatin gue’’ Suara berat dari arah sampingnya membuyarkan lamunan Sea.
Gadis itu menoleh dan mendapati pria menyebalkan yang akhir-akhir ini mengganggu dirinya. Tidak di sekolah tidak dirumah. Sea tahu pasti Sagara mengekori Leon kesini.‘‘Ogah. Obatin aja sendiri’’ jawab Sea malas. Hendak bangkit namun pundaknya ditekan kuat oleh Sagara dan terduduk kembali.
Sagara membungkuk, mendekatkan wajahnya pada Sea dan berbisik, ‘‘bantuin obatin atau gue cium sekarang juga. ’’ ancamnya dan berhasil membuat Sea mengangguk cepat. Senyum miring tercetak di wajah tampan Sagara.
Duduk saling berhadapan dengan sebuah kotak P3k di tangan Sea. Tangan lentik gadis itu dengan telaten membersihkan luka-luka diwajah Sagara dengan kapas.
‘‘Nggak ada bosennya lo babak belur’’
Ucap Sea dengan menekan kuat luka di sudut bibir Sagara. Membuat empunya meringis pelan dengan mata yang terus menatap wajah gadis di depannya.Dari jarak sedekat ini, mata Sagara disuguhkan dengan rupa cantik dari gadis itu, matanya salah fokus pada bibir ranum milik Sea. Meneguk ludahnya kasar dan tangannya yang terkepal erat. Mati-matian Sagara menahan gejolak aneh dalam dirinya hanya karena menatap bibir ranum gadis itu.
Bibir indah itu, bagaimana ya rasanya?
Apa boleh dirinya mencobanya sekali?
Pikir Sagara dalam hati. Menggelengkan kepalanya ribut, berusaha mengusir pikiran liar di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANDARA
Ficção AdolescenteKembali hanya untuk menuntut balas dendam atas kematian ibu dan saudara kembarnya, SEANDARA harus rela meninggalkan pekerjaannya di dunia bawah tanah dan menutup jati dirinya. Dia harus mencari dan membunuh iblis yang sudah membuatnya kehilangan keb...