SD_27 POSSESSIVE

29 2 0
                                    

HAPPY READING 🐳

Seminggu berlalu, setelah bukti-bukti yang di berikan Keysha pada pihak sekolah, Surat drop out untuk Sea di cabut, dan pihak sekolah Bramasta,meminta maaf pada Sea dan memintanya kembali ke sekolah.

Berita tentang masuknya Arik ke dalam jeruji besi memang benar adanya. Pihak keluarga Caca di bantu Keysha, menjebloskannya dengan kasus pelecehan. Sedangkan Anya, masih di pertahankan di Bramasta, dengan syarat sang Ayah yang di berhentikan menjadi kepala sekolah.

‘‘Buat lo’’
Sea menoleh pada Sagara di sampingnya, pria itu tersenyum simpul ke arahnya dan menunjuk dengan dagu, sebuah Paper bag berwarna biru.

Gadis itu melongok isi paper bag pemberian Sagara, ‘‘Apa ini? ’’ tanyanya penasaran.

‘‘Buka aja biar nggak penasaran’’ jawabnya, lalu berlalu ke luar kelas.

Mulut Sea membulat, saat matanya menangkap sekotak brownis cokelat kesukaannya. ‘‘Kesambet apa tuh cowok? tumben banget’’ gerutunya pelan dan menarik segaris senyum.

‘‘Widihh tau aja lo Se, kalau gue belum sarapan’’ Zayn datang dan mencomot brownis yang baru saja Sea buka.

Gadis itu melongo tak percaya, sedetik kemudian mengerucutkan bibirnya kesal.
‘‘Tunggu dulu dong Zayn, gue yang di kasih aja belum makan nih’’ ungkapnya pada Zayn.

‘‘Tau loh jamal. Main comot aja’’ timpal Jay, pria itu juga mengambil satu potong dan memakannya dengan lahap. ‘‘Enak juga’’

Zayn hanya menyengir polos ‘‘ heheh sorry Sea. Btw pemberian dari siapa nih? ’’ keponya pada Sea.

Di tanya seperti itu, membuat Sea gelagapan dan tersenyum kikuk. Sial, sepertinya tadi mulutnya keceplosan.

‘‘Dari gue, kenapa?’’ suara bariton, membuat mereka bertiga menoleh.

‘‘Eh si bos, Lo mau bos?’’ Jay menyodorkan kotak brownis tadi ke hadapan Sagara dan langsung di tolak oleh pria itu.

Sagara menoleh pada Sea dan membungkuk di depan gadis itu. ‘‘Belepotan banget si makannya hm.’’ Sagara mencecap jempolnya sendiri, sehabis membersihkan sudut bibir Sea.

Sea menahan napas dengan jantung yang berdetak kencang. Matanya masih terpaku pada pahatan wajah menawan yang tersuguh tepat di hadapannya.

‘‘Fyuhhh,...napas, nanti lo mati’’ ucap Sagara santai, membuat Sea mengerjapkan mata dan bergerak salah tingkah.

‘‘PENGUMUMAN-PENGUMUMAN’’
Teriak Udin dari arah depan kelas. Pria itu berdiri dengan menyugar rambutnya ke belakang. Rara yang berada di sebelahnya memutar bola matanya malas.

‘‘Udin yang ganteng ini mau menyampaikan berita penting. Jadi tolong dengarkan ya’’ lanjutnya, membuat seisi kelas hening dan menatap ke arahnya.

Satu detik, dua detik bahkan sampai 10 detik, tak ada satupun kata yang keluar dari mulut sang ketua kelas itu.

‘‘Woy Aminudin, lo mau ngomong atau gue tampol nih’’ Geram Jay dari bangkunya.

Udin hanya tersenyum tengil dan mendekat ke arah Rara,‘‘ Ngomong Ra’’ perintahnya pada Rara, gadis itu melongo di tempatnya.

Dengan terpaksa Rara membuka catatannya terkait rapat yang dia dan Udin ikuti beberapa saat lalu.
‘‘Guys, terkait dengan pelaksanaan camping tahunan sekolah yang akan di adakan setelah ujian akhir semester satu, di majukan jadi besok lusa.’’ jeda Rara mendapat sorakan heboh dari teman sekelasnya.

‘‘Kalian di minta mempersiapkan diri, menyiapkan kebutuhan camping masing-masing. Untuk anak kelas 11, semua di wajibkan ikut serta. Sekian terimakasih. ’’ terangnya, kemudian kembali menuju bangkunya.

SEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang