Finally..

788 158 57
                                    

"Jadi ini siapa yang mau jagain Krow?" Rion bertanya kepada seluruh anggota yang ada di sana.

"Aku aja, papi." Ucap seseorang yang baru saja membuka pintu ICU, tak lain tak bukan adalah Jaki, ia kembali ke ruang ICU bersama Caine.

"Minimal 2 orang, sama Garin aja gimana?" Rion menoleh ke arah Garin, dan Garin pun setuju.

Setelah memutuskan siapa yang akan menjaga Krow, anggota lainnya berpamitan untuk pulang karena sudah terlalu larut, juga besok ada banyak agenda.

----

Hening, tidak ada yang berbicara di antara mereka berdua. Mereka masih berperang dengan pikirannya masing-masing, namun kemudian Jaki membuka suara.

"Rin .." Panggil Jaki, ia tidak menatap Garin, tapi dirinya menatap Krow dan mengelus pelan punggung tangan Krow.

"Kenapa, Jak?" Garin menoleh ke arah Jaki, menatap Jaki dengan penasaran.

"Ayah .. udah ngga ada?" Jaki bertanya sambil terus menatap Krow dan mengelus punggung tangan Krow, suaranya begitu lirih.

Pertanyaan itu membuat Garin terdiam cukup lama, ia tidak tau harus menjawab apa. Sampai akhirnya ia mencoba memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Maaf, iya, Jak. Tapi lu masih punya Rio—"

"Mama pergi, ayah juga pergi, Krow koma, apa itu salah aku, Rin?" mata Jaki berkaca-kaca, hatinya sangat hancur saat ini.

Mau bagaimanapun, ia adalah ayah Jaki. Walau sangat brengsek, dari lubuk hati terdalam, Jaki masih punya rasa sayang kepada sang ayah.

"Semuanya ninggalin aku, karena aku, Rin?" Garin tidak bisa menjawab pertanyaan Jaki, hatinya juga ikut sakit melihat sahabatnya terus-menerus dilanda kesedihan dan kesakitan.

Jaki menghela nafas, ia menitipkan Krow kepada Garin terlebih dahulu sedangkan dirinya pergi keluar untuk menenangkan diri. Dibuka nya bungkus rokok yang ia bawa, ia ambil satu batang dan mulai menghisapnya.

"Mama, ayah, kakek, apa di sana indah? Jaki juga .. pengen ikut kalian. Di sini rasanya lelah, mama, kakek. Tunggu Jaki, ya? Suatu saat Jaki mau nyusul kalian .."

"Haha.." Dirinya tertawa pahit, menertawakan takdir yang datang kepadanya, ntah sudah berapa batang rokok yang ia habiskan dalam semalam. Malam itu, hanya bintang dan bulan yang mampu menemani dirinya dalam kesedihannya.

------

Keesokannya, Jaki terbangun bersamaan dengan Garin. Garin berpamitan kepada Jaki karena hari ini dirinya ada agenda.

Jaki pergi ke kamar mandi, mencuci mukanya dan kembali ke tempatnya, ia duduk di kursi yang ada di pinggir ranjang, menatap tubuh Krow yang terbaring lemah. Ia mengelus punggung tangan Krow, berharap Krow akan segera bangun.

"Krow .. bangun yuk? Maaf, maafin aku." Air matanya perlahan jatuh membasahi pipinya.

"Krow, di sini sakit .. kenapa harus kamu? Kenapa bukan aku, Krow?" Jaki mengelus rambut Krow perlahan, menatap Krow dengan tatapan sendu.

"Kamu keliatan tenang, ya? Cepet bangun, Krow.."

----

Waktu demi waktu, hari demi hari, bahkan minggu demi minggu Krow tak kunjung siuman. Sudah tiga minggu Krow koma, dan sudah tiga minggu Jaki berada di rumah sakit, sesekali pulang hanya untuk mandi dan mengganti bajunya.

"Jaki .. gantian yuk, kamu istirahat dulu.." Caine menghampiri Jaki dan duduk di sebelahnya.

Jaki menggelengkan kepala, tanda bahwa dia tidak mau. Namun Caine sangat khawatir dengan keadaan Jaki, pasalnya, Jaki menjaga Krow sedari awal Krow koma, tanpa absen seharipun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang