44° Smoke Boom

5 1 0
                                    

Diantara anggota psikocak yang ikut SNBP atau Seleksi Nasional Berbasis Prestasi yang merupakan salah satu jalur memasuki universitas hanya 2 orang yaitu Hanna dan Rainsha.

Sisanya mereka memilih untuk melanjutkan kerja bukan kuliah. Mungkin akan gapyear untuk melanjutkan pendidikan namun yang menjadi prioritas mereka sekarang adalah kerja.

Hasil dari SNBP pun sore kemaren sudah keluar dan Rainsha dinyatakan tidak lolos yang artinya ia harus mengikuti utbk.

Kecewa sudah pasti, Rainsha nangis saat membuka hasil dan warna merah yang jelas terlihat di matanya. Orang rumahnya pun tidak ada yang tahu Rainsha hancur hari itu karena memang mamahnya yang lebih mendorong Rainsha untuk bekerja terlebih dahulu.

Beruntung ia mempunyai teman yang selalu support dan tidak gengsi untuk menyemangati satu sama lain, sama hal nya dengan Hanna dia juga tidak lolos dalam seleksi.

Tekanan dari kedua orang tuanya yang egois ingin keinginan mereka dijalankan di hidup Rainsha membuat perempuan itu rasanya ingin menyerah. Beberapa kali Rainsha terpikirkan untuk mengakhiri hidupnya dengan berbagai cara.

Rasanya lelah, saat dia nginep di rumah ayahnya selalu di ingatkan untuk menuruti keinginannya yaitu Rainsha lanjut kuliah sedangkan di tempat tinggal sehari harinya yaitu rumah mamahnya dia diminta untuk mengikuti usulan nya yaitu lanjut kerja.

Kehidupan SMK nya sudah diatur oleh mamahnya, apakah kehidupan kuliahnya juga harus ia relakan untuk menuruti keinginan orang tuanya? lalu kapan dia mengikuti keinginan dirinya sendiri.

Dia selalu tidak diberikan kesempatan mengeluarkan opini yang ada di kepalanya. Sedangkan kakak pertamanya bebas tanpa harus diatur oleh ayah ataupun mamahnya, mulai dari jurusan, sekolah, ataupun kuliah. Rainsha ingin seperti itu.

Lelah memikirkan masa depan yang ujungnya hanya akan disetir oleh kedua orang tuanya, Rainsha memilih untuk menelungkupkan kepala di lipatan tangannya.

'Rainsha kenapa?' Tanya Nethan tanpa mengeluarkan suara pada kelima teman perempuannya

'Capek kayaknya biarin dulu' Jawab Icha yang paling tahu keras kepalanya orang tua Rainsha

Drrrtt drrrrrttttt

Dering telfon Rainsha membuat ia kembali bangun dan melihat siapa yang menelfonnnya saat jam sekolah seperti ini.

Ayah is calling..

Tanpa pamitan kepada temannya Rainsha berjalan keluar kelas dan mengangkat telfon saat ia sudah ada di depan kelas.

'Kenapa yah?'

'Kamu udah daftar utbk?'

'Udah'

'Daftar universitas lain juga selain utbk, kamu jangan ngandelin satu jalur aja'

'Aku belum liat liat lagi'

'Kamu ini gimana sih! daftar hari ini juga ayah tunggu laporannya'

'Pokoknya kamu harus nurut sama ayah, kamu harus lanjut kuliah!'

'Tapi mamah—'

'Gausah dengerin dia! kamu dengerin ayah! paham kamu!?'

'Iya'

Tuuuttttt tutttt

Yoga yang baru naik ke lantai dua langsung melihat Rainsha sedang duduk di bangku kayu depan kelasnya.

"Kenapa lu?" Yoga duduk disamping perempuan yang kini sedang menatap kosong benda didepannya

"Gapapa" Tanpa mengalihkan pandangannya Rainsha menjawab pertanyaan Yoga

Rainsha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang