13

668 90 3
                                    

Juan melangkah memasuki ruangan terapi yang sudah familiar baginya. Dinding-dinding bercat putih gading dan aroma lavender yang lembut menyambutnya, menciptakan suasana yang menenangkan. Di tengah ruangan, Dr. Amelia Pratiwi, terapis wicaranya, sudah menunggu dengan senyum hangat.

"Selamat pagi, Juan," sapa Dr. Amelia ramah. "Bagaimana kabarmu hari ini?"

Juan mengangguk dan tersenyum, lalu mengetik "Baik, dokter" di aplikasi text-to-speech.

Dr. Amelia mendengar suara robotik dari ponsel Juan dan mengangguk. "Bagus sekali. Ayo kita mulai sesi hari ini."

Mereka berdua duduk berhadapan di kursi yang nyaman. Dr. Amelia membuka file Juan dan mulai menjelaskan rencana terapi hari ini.

"Juan, mengingat kondisimu yang mengalami kerusakan fisik permanen pada pita suara, fokus kita akan tetap pada pengembangan metode komunikasi alternatif dan penguatan otot-otot yang masih berfungsi di area leher dan mulutmu," jelas Dr. Amelia.

Juan mengangguk, menunjukkan bahwa ia memahami.

"Pertama, mari kita mulai dengan latihan pernapasan," ujar Dr. Amelia.

Juan menegakkan postur tubuhnya, bersiap mengikuti instruksi.

"Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan selama lima detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut," instruksi Dr. Amelia.

Juan mengikuti instruksi dengan seksama. Meskipun tidak bisa mengeluarkan suara, ia bisa merasakan udara mengalir melalui saluran pernapasannya.

Setelah beberapa kali pengulangan, Dr. Amelia melanjutkan, "Bagus sekali, Juan. Sekarang, kita akan melakukan latihan artikulasi tanpa suara."

Dr. Amelia mendemonstrasikan beberapa gerakan mulut dan lidah. "Coba ikuti gerakanku. Meskipun tidak ada suara yang keluar, latihan ini penting untuk menjaga fleksibilitas otot-otot wajahmu."

Juan mengikuti, membentuk huruf-huruf vokal dengan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. Sesekali ia meringis saat merasakan sedikit nyeri, tapi tetap berusaha melanjutkan latihan.

"Jangan memaksakan diri jika terasa sakit, Juan," Dr. Amelia mengingatkan dengan lembut. "Kita akan melakukannya perlahan-lahan."

Setelah latihan artikulasi, Dr. Amelia mengambil sebuah tablet dan menyalakannya. "Sekarang, mari kita lanjutkan dengan latihan menggunakan aplikasi text-to-speech yang kita mulai minggu lalu. Bagaimana progressmu menggunakan aplikasi ini di rumah?"

Juan menuliskan responnya: "Sudah lebih lancar, tapi kadang masih kesulitan saat harus mengetik cepat."

Dr. Amelia mengangguk paham. "Itu wajar, Juan. Butuh waktu untuk membiasakan diri. Mari kita coba beberapa latihan."

Selama 30 menit berikutnya, Juan berlatih menggunakan aplikasi text-to-speech, mengetik berbagai kalimat yang diminta oleh Dr. Amelia. Suara robotik dari aplikasi memecah keheningan ruangan, menggantikan suara Juan yang hilang.

"Kau membuat kemajuan yang bagus, Juan," puji Dr. Amelia. "Sekarang, mari kita coba latihan komunikasi non-verbal."

Dr. Amelia mengeluarkan beberapa kartu bergambar. "Aku akan menunjukkan kartu-kartu ini, dan kau harus mengekspresikan apa yang kau lihat tanpa menggunakan kata-kata atau tulisan. Gunakan ekspresi wajah dan bahasa tubuhmu."

Juan mengangguk, siap untuk tantangan baru ini. Dr. Amelia mulai menunjukkan kartu satu per satu - gambar orang tersenyum, anjing yang sedih, pemandangan pantai yang indah. Juan berusaha keras mengekspresikan setiap gambar dengan gerakan tubuh dan ekspresi wajahnya.

Sesi berlanjut dengan berbagai latihan lainnya - dari belajar menggunakan bahasa isyarat dasar hingga teknik relaksasi untuk mengurangi frustrasi yang mungkin muncul akibat kesulitan berkomunikasi.

Dua jam berlalu dengan cepat. Dr. Amelia menutup sesi dengan senyum puas. "Kau melakukan pekerjaan yang sangat baik hari ini, Juan. Ingat, proses ini memang tidak mudah dan membutuhkan waktu, tapi kau membuat kemajuan yang luar biasa."

Juan tersenyum dan mengangguk, rasa lelah terpancar di matanya tapi juga ada kilatan semangat di sana.

"Untuk minggu depan, lanjutkan latihan yang sudah kita pelajari hari ini. Dan jangan lupa untuk terus menggunakan aplikasi text-to-speech dalam keseharianmu," pesan Dr. Amelia.

Juan menggerakan tangan untuk mengucap kan "Terima kasih banyak, dokter" sebagai bahasa isyarat yang sudah dipelajari sebelum bangkit dari kursi, bersiap untuk mengakhiri sesi hari ini.

Sesi terapi Juan telah berakhir, dan ia melangkah keluar dari gedung dengan perasaan campur aduk. Kelelahan terasa di tubuhnya, namun ada secercah semangat yang terpancar dari matanya. Saat ia mendekati area parkir, pemandangan yang menyambutnya cukup mengejutkan.

~TBC

Voiceless Ties [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang