27

775 94 14
                                    

Suara alarm memecah keheningan pagi, mengusik mimpi indah Juan. Perlahan, matanya terbuka, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya redup yang menembus tirai. Yang pertama kali menyapa penglihatannya adalah wajah damai Alby yang masih terlelap, miring menghadapnya. Lengan Juan dipeluk erat oleh Alby, seolah takut kehilangan.

Juan terdiam, memandangi wajah Alby yang tenang. Matanya menelusuri setiap lekuk wajah istrinya, dari alis yang melengkung sempurna, hidung mungil yang bergerak sedikit setiap kali bernapas, hingga bibir merah muda yang sedikit terbuka. Tanpa sadar, jemari Juan bergerak lembut menyingkirkan helaian rambut yang menutupi dahi Alby. Sentuhan ringan itu cukup untuk membuat Alby menggeliat pelan.

Perlahan, kelopak mata Alby bergetar, terbuka sedikit demi sedikit. Untuk beberapa saat, ia hanya terdiam, masih berada di ambang kesadaran. Juan bisa merasakan pelukan Alby mengerat di lengannya, mencari kehangatan di tengah dinginnya udara kamar yang dihasilkan AC. Jari-jemari mereka saling bertaut, menciptakan koneksi intim yang membuat jantung Juan berdebar lebih kencang.

Juan tak bisa menahan senyum lembutnya melihat Alby yang masih setengah sadar. Matanya mengikuti gerakan Alby yang kini memandangi jari-jari mereka yang bertautan, seolah sedang mempelajari sesuatu yang sangat menarik. Ketika akhirnya Alby mendongak, mata mereka bertemu. Waktu seolah berhenti sejenak.

Senyuman manis terkembang di wajah Alby, matanya berbinar penuh kasih sayang. Juan membalas dengan senyuman yang tak kalah hangatnya, matanya menyiratkan cinta yang tak terucap. Dalam momen hening ini, mereka berkomunikasi tanpa kata-kata, hanya melalui tatapan dan sentuhan lembut.

Tangan Juan yang bebas bergerak hendak meraih ponselnya, namun ditahan oleh Alby. Tanpa kata-kata, Alby membawa tangan Juan ke pipinya. Sentuhan kulit Juan di pipinya membuat Alby memejamkan mata, menikmati kehangatan yang menjalar. Juan mengikuti keinginan Alby, jemarinya dengan lembut mengelus pipi halus istrinya. Sensasi ini membuat Alby mengeluarkan desahan pelan, penuh kepuasan.

Juan tak bisa menahan tawa tanpa suaranya. Dalam benaknya, Alby terlihat seperti kucing manja yang sedang dimanja pemiliknya. Getaran tawa Juan membuat Alby membuka matanya, menatap suaminya dengan pandangan bertanya.

Dengan suara serak khas bangun tidur yang terdengar begitu intim, Alby berbisik, "Hari ini... bisa tidak berangkat ke bengkel?" Matanya menatap Juan penuh harap, bercampur sedikit kekhawatiran akan penolakan. Juan hanya bisa menggelengkan kepala sebagai jawaban, rasa bersalah terpancar dari matanya. Melihat ini, Alby tidak menyerah. "Kalau besok?" tanyanya lagi, suaranya sedikit bergetar menahan antusiasme.

Juan terdiam sejenak, mempertimbangkan. Akhirnya, sebuah anggukan pelan menjadi jawabannya. Senyum lebar menghiasi wajah Alby, matanya berbinar penuh kebahagiaan. Juan bisa merasakan jantungnya berdebar kencang melihat ekspresi bahagia istrinya.

Dengan semangat baru, Alby bangun dari tempat tidur. Gerakannya yang tiba-tiba membuat Juan sedikit merasa kehilangan. Alby meraih remote AC, mematikannya dengan cepat sebelum beranjak membuka tirai dan jendela kamar. Cahaya matahari pagi dan udara segar menyeruak masuk, membawa kehidupan baru ke dalam ruangan.

Alby berbalik, memandang Juan yang masih terbaring di tempat tidur. Senyum tidak pernah lepas dari wajahnya saat ia menghampiri suaminya. "Ayo cepat berangkat kerja," ujarnya lembut sambil membantu Juan bangun. "Bekerja dengan baik hari ini agar bos bisa mengizinkan kamu tidak bekerja besok." Ada nada menggoda dalam suaranya, membuat Juan tersenyum geli.

Juan kini terduduk di pinggir kasur, sementara Alby berdiri di hadapannya. Tanpa peringatan, Juan meraih tangan Alby, menariknya mendekat hingga Alby berdiri di antara kedua kakinya. Juan melingkarkan lengannya di pinggang Alby, memeluknya erat. Alby sedikit terkejut, namun segera rileks dalam pelukan Juan. Tangannya bergerak mengusap rambut Juan yang sedikit kasar.

Voiceless Ties [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang