Mobil mewah itu melaju dengan kecepatan yang nyaris menyamai laju pejalan kaki. Di dalamnya, Alby mencengkeram setir dengan jemari yang memutih, matanya menatap kosong jalanan di depan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan, membuat perjalanan pulang yang biasanya hanya memakan waktu 20 menit kini terasa seperti selamanya.
Dering ponsel memecah keheningan untuk kesekian kalinya, membuat Alby tersentak. Ia melirik sekilas layar yang berkedip-kedip di dashboard, menampilkan sederet nama yang familiar—Juan, Ibu, Ayah, mertuanya. Namun, Alby hanya menggigit bibir dan mengalihkan pandangan kembali ke jalan. Pikirannya terlalu kacau untuk merangkai kata-kata, apalagi penjelasan.
Langit senja telah berganti menjadi kanvas gelap bertabur bintang ketika Alby akhirnya membelokkan mobilnya ke halaman rumah. Matanya langsung tertumbuk pada mobil mewah lain yang terparkir di sana—mobil ayahnya. Jantung Alby seolah melompat ke tenggorokan, membuat napasnya tercekat.
Dengan tangan gemetar, Alby meraih gagang pintu mobil. Ia terdiam sejenak, memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Udara malam yang sejuk menyapu wajahnya begitu ia keluar dari mobil, namun tak mampu menenangkan badai di dalam hatinya.
Langkah demi langkah terasa berat saat Alby mendekati pintu rumah. Tangannya yang masih gemetaran meraih gagang pintu, terasa dingin di telapak tangannya yang berkeringat. Ia menelan ludah, berusaha menenangkan detak jantungnya yang menggila, sebelum akhirnya mendorong pintu terbuka.
Begitu pintu terbuka, Alby disambut oleh keheningan yang mencekam. Namun, keheningan itu tak bertahan lama. Suara langkah kaki yang tergesa memecah kesunyian, dan dalam sekejap, sosok Jonatan, ayahnya, muncul di hadapannya. Wajah pria paruh baya itu merah padam, campuran antara amarah dan kekhawatiran yang terpendam.
"Kemana saja kamu?" suara Jonatan menggelegar, membuat Alby tersentak. "Semalam tidak pulang, membuat semua orang khawatir!"
Alby membuka mulut, namun tak ada suara yang keluar. Matanya mulai berkaca-kaca, sementara pikirannya berpacu mencari kata-kata yang tepat. Akhirnya, dengan suara yang nyaris tak terdengar, ia bertanya, "Apa... apa Ayah mengkhawatirkan Alby?"
Pertanyaan itu seolah menggantung di udara. Jonatan terdiam, matanya masih menatap tajam ke arah Alby. Namun, di balik tatapan marah itu, Alby bisa melihat secercah kekhawatiran yang berusaha disembunyikan ayahnya.
Sebelum situasi semakin memanas, Juan muncul dari balik punggung Jonatan. Dengan gerakan lembut namun tegas, ia menarik Alby ke belakang tubuhnya, seolah-olah hendak melindungi istrinya dari badai yang siap menerjang. Alby merasakan kehangatan familiar dari punggung Juan, dan tanpa sadar, ia mencengkeram erat baju kaos suaminya, mencari kekuatan.
Tiba-tiba, suara lembut memecah ketegangan. Gebby, ibu Alby, muncul dan dengan sigap mengambil alih situasi. Ia mengusap lengan Jonatan dengan gerakan menenangkan, sementara matanya menatap lembut ke arah Alby.
"Alby sudah pulang sekarang dengan selamat," ujar Gebby, suaranya tenang namun tegas. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, benar kan, Juan?"
Juan, masih berdiri melindungi Alby, mengangguk mantap. Meski tak bisa bersuara, matanya menyiratkan keyakinan dan dukungan yang tak tergoyahkan.
Gebby kemudian beralih pada Jonatan, berbisik lembut namun cukup keras untuk didengar semua orang, "Sayang, sebaiknya kita pulang. Alby sudah aman di rumah sekarang."
Namun, sebelum pasangan itu beranjak, Bu Ita, ibu Juan, muncul dari arah dapur. Wanita paruh baya itu tersenyum hangat, berusaha mencairkan suasana yang masih terasa kaku. "Mengapa tidak tinggal untuk makan malam?" tawarnya dengan ramah. "Saya sudah menyiapkan makanan yang cukup untuk kita semua."
Gebby melemparkan senyum penuh terima kasih pada Bu Ita, namun dengan halus menolak tawaran tersebut. "Terima kasih, Bu Ita. Tapi ada beberapa pekerjaan yang harus kami selesaikan malam ini. Mungkin lain kali?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Voiceless Ties [END]
Fanficshininghands September, 2024 COMPLETED ✅️ BXB! homophobic, this is not ur place. Bahasa Indonesia semi baku Alby as Hc (sub) Juan as Jn (dom) Nohyuck | Jendong -♡ Malam itu, dua dunia yang tak pernah bersinggungan mulai menari dalam orbit yang sama...