Bab 31: Minta Tolong

1.1K 176 38
                                    

"Ya enggak, lah, Mas! Kira-kira aja lah." suara Sabila terdengar lebih keras di ruang makan apartemen mereka yang sempit.

"Iya makanya ini aku kan nanya, Ca... namanya orang minta tolong." sahut Renner.

Sabila melipat tangannya, bersandar pada kulkas dan menatap suaminya tajam, "Ya masa kamu nggak paham mana yang bisa, mana yang enggak."

Renner menghela nafasnya sekarang, "Yang meninggal itu mantan polisi, beliau dokter juga..."

"Terus? Nggak mengubah fakta kalo Anggi itu mantan pacar kamu?" Sabila mengangkat dagunya, masih heran dengan pertanyaan suaminya tadi.

"Ya deh...yaudah enggak." ucap Renner akhirnya, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Perdebatan itu usai dengan begitu saja. Menjelang larut malam, Renner memberi timnya update.

Renner Angkasa
Nggak dapet ijin nih

Syarla Marsha
Kan kubilang juga apa

Iqbal Ramadan
Wkwkw lagian ada2 aja

Paul Fernando
Dimarahin ga?

Danil Jose
Udah pasti nggak sih?

⏳⏳⏳

Bintang.
Keesokan harinya.

"Sorry ya, Nggi. Sabila nggak ngijinin. Jadi harus mikir cara lain." sahut Renner ke Anggi.

Anggi mengangguk, "Iya, nggak apa-apa. Kemarin kan emang cuma eksplor ide aja. Nggak nyangka lo beneran nanya ke Sabila."

Renner mengangkat bahu, lalu kembali memandang foto-foto TKP yang Iqbal tampilkan di proyektor. Tak tega.

"Bal ganti, plis." sahut Renner.

Iqbal menggantinya menjadi timeline kasus mereka yang terkini.

Bu Tami. 51 tahun. Bekas koroner forensik Polda, partner kerja Anggi selama bertahun-tahun. Enam bulan lalu, ia pindah kerja, kembali menjadi dokter umum yang praktek di salah satu rumah sakit swasta. Beliau tinggal sendiri karena sedang proses cerai dengan suaminya. Ia ditemukan tewas di rumahnya, henti jantung begitu saja.

Tapi menurut Anggi, kematiannya tak wajar.

Sebagai seorang koroner, Bu Tami telah membantu mengungkap banyak kasus pembunuhan. Karenanya, Tim Shadow diberi lampu hijau oleh Pak Dewa untuk mengusut kasus ini. Dan lagi, Bu Tami sudah seperti tante untuk Anggi. Beliau yang membantu Anggi melewati masa-masa berat akibat ulah keji Pak Yeri.

Anggi ingin mengambil intel dari jaringan jual beli obat-obatan over-the-counter KW alias ilegal, karena Bu Tami pernah beberapa kali didekati oleh mereka. Ketika masih tergabung dalam Satgas 30, Anggi dan Renner pernah memiliki identitas palsu, menyamar sebagai pasangan untuk mendekati jaringan tersebut demi mendapatkan informasi. Anggi pikir, mungkin ia dan Renner bisa kembali menyamar. Tapi ia sudah menduga bahwa Sabila tak akan memberi Renner ijin. Dugaan yang ada dibenak oleh semua orang, kecuali Renner.

"Tapi kita mesti lihat semua kemungkinan." sahut Danil.

Paul mengiyakan, "Mantan suami. Kolega. Tetangga yang iri. Siapapun. Lihat juga kegiatan sehari-harinya."

Iqbal dan Syarla lantas sibuk menampilkan informasi di layar. Mereka menampilkan rutinitas Bu Tami selama seminggu ke belakang. Semuanya tampak normal dan tak ada yang di luar kebiasaan.

Iqbal melihat informasi di layar itu, "Apa sih, yang bikin Kak Anggi yakin kalo Bu Tami dibunuh? Bisa aja emang udah waktunya." sahut Iqbal.

"Aku wakilin." ucap Syarla yang duduk di sebelahnya, "Sori dulu, Bang."

Shadows of Two Hearts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang