Pratama Himawan.
Nama itu pertama kali Rony dengar di acara pembukaan Gallery Très. Ia menghadiri acara itu, berpura-pura menjadi penikmat seni padahal ia sama sekali tak mengerti. Tujuannya hanya satu, memastikan gadis kecil yang dulu ia terpaksa tinggalkan, hidup baik-baik saja.
Kali itu, Tama menyapanya ramah sebagai menejer pameran.
Rony memang sesekali memeriksa keadaan Tasha. Termasuk juga memantau pacar-pacarnya. Dengan parasnya yang cantik, Tasha cukup sering bergonta-ganti pacar. Namun kebanyakan pacar Tasha seniman urakan dengan otak dangkal, maka paling mentok Tasha memacari mereka selama 3 bulan.
Jadi, Tama memang tampak berbeda. Ia tidak terlihat berusaha memacari Tasha, tapi lebih dekat ke kakak-kakak angkatnya.
Pertemuan keduanya dengan Tama, tak disengaja. Di sebuah bengkel di area Denpasar. Saat itu Rony sedang ada job, menghilangkan nyawa salah satu anak pemilik Beach Club.
“Gue tau lo siapa.” ucap Tama tanpa perkenalan.
Seketika darah Rony turun ke bawah. Ia tak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Jika polisi mengetahui aksinya, ia tidak akan ditangkap karena tak ada bukti.
“Terus?” tanya Rony menantang.
“Ya nggak apa-apa.” ucap Tama singkat.
“Tasha bakal seneng kalo tau dia punya kakak kandung.” tambahnya.
Rony hanya menatap Tama, tak berucap apapun. Kali pertama ia tak berkutik di hadapan lawan bicaranya. Biasanya, Rony dua langkah lebih dulu dari siapapun.
“Tenang aja, gue nggak ada urusan apapun sama lo. Tasha juga bentar lagi pindah ke Singapur. Calon suaminya juga baik.” jelas Tama lagi. Ia sudah bersiap dengan motornya sementara Rony masih menunggu sambil merokok.
“Tasha nggak boleh tau gue siapa. Sampe kapanpun. Bahaya buat dia.” ucap Rony tajam.
“Serahin diri ke polisi. Jadi Tasha nggak dalam bahaya lagi.” sahut Tama, tak kalah tajam.
Tama tahu, alasan Rony kerap memeriksa Tasha adalah karena ia takut musuh-musuhnya akan menggunakan Tasha untuk mencari dirinya. Sejauh ini, tidak ada yang mengetahui hubungan mereka. Kecuali Tama.
Tama lalu menyalakan motornya. Sebelum bergegas, ia berkata, “Tasha berhak tau asal-usulnya.”
Lalu Rony tak pernah bertemu Tama lagi.
Nathaniel Rendrajana. Alias El. Alias Reanald. Alias Ronald. Alias Rony. Alias Baron. Identitas Rony yang berhasil diketahui oleh Tama.
Sengaja tak dikirim ke polisi karena mau bagaimanapun, Rony adalah kakak dari perempuan yang memiliki hatinya. Tama juga tak sampai hati memberi tahu Tasha bahwa Rony adalah The Ghost, pembunuh berdarah dingin incaran polisi di banyak negara. Maka kalung S itu, ia persembahkan untuk Tasha. Entah kapan ia akan mengetahui yang sebenarnya.
Lahir lima tahun sebelum Tasha, dalam sebuah keluarga dengan keadaan mengenaskan. Pasutri yang tak tahu harus berbuat apa ketika kemiskinan melanda. Di umur enam bulan, Tasha mereka tinggalkan di sebuah rumah supir taksi yang mereka tahu sudah lama menginginkan anak. Supir taksi yang kemudian mengabdi menjadi supir Falcon.
Sedangkan anak pertama mereka, dijual ke pembeli dengan harga paling tinggi.
10 juta rupiah. Meski ia baru berusia 5 tahun, Rony sangat ingat jumlahnya. Begitu kecil, begitu tak berharga. Sebenarnya, kemiskinanlah yang membuat Rony menjadi Rony.
Pembeli Rony, pasutri pemilik kapal yang mempekerjakannya sebagai ABK setelah ia sudah lancar jalan dan bicara. Dari situ, cukup mudah untuk Rony bersinggungan dan beradaptasi dengan dunia kriminal. Ia melakukan apapun demi uang. Percobaan pertamanya menjadi seorang pembunuh tidak disengaja. Di Sebuah perjudian fight club, ia dipaksa mendorong salah satu koleganya ke laut, atau ia yang didorong. Adegan pembunuhan itu begitu mudah, tak berbekas, tak berjejak, dan yang terpenting, ia mendapat uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows of Two Hearts [END]
ActionSekuel dari "Two Worlds Colliding": Ketika dua dunia yang berbeda pada akhirnya bersatu, rintangan apa yang akan ada di depan mereka? Dan apakah mereka bisa melewatinya? 🍣