Scarlett : 20

27 5 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Eev Floor. 22:38 pm.

Salah satu gedung khusus yang hanya akan terasa hidup ketika memiliki sebuah acara resmi di dalamnya. Seperti tempat sakral yang tidak bisa digunakan sembarangan.

Bangunan eropa abad ke 18 bergaya rococo. Berhiaskan ornamen megah, yang dipadu dengan berbagai macam interior mewah bernuansa light vintage. Menambahkan rancangan seni dekoratifnya yang luarbiasa itu menjadi sungguh begitu menakjubkan.

Dua mata Scarlett membulat. Lebih tepatnya ia terkejut dengan jumlah orang yang kini ada di sekitarnya. Ia tak pernah menyangka pestanya akan sampai se-ramai ini.

Ah, merepotkan saja.

“Nona.. haruskah kami menyingkirkan mereka terlebih dulu?” tanya kaki tangannya. Keduanya berdiri tepat di belakang sang nonanya.

Scarlett menghela nafas.

“Lebih baik kau singkirkan lebih dulu kebodohanmu itu.” cetusnya. “Jangan gegabah. kalian hanya akan bergerak jika memang sudah mendapatkan izin dariku. mengerti?”

“Baik, nona. dimengerti.”

Bisa dikatakan... Scarlett tak terlalu suka bertemu dengan banyak manusia. Apalagi bersosialisasi. Baginya, itu akan menguras tenaganya saja hingga habis tak bersisa.

Tapi, pada malam ini. Dengan terpaksa, ia harus bertemu dengan satu spesiesnya, para manusia. Demi menjemput kembali algojonya yang entah diculik oleh siapa.

Namun.. Meskipun dengan rasa terpaksa, ia hanya akan memanfaatkan sisi baiknya saja. Karena acaranya adalah pesta malam dalam rangka ‘festival halloween ’. Maka dari itu, ia datang dengan seluruh wajahnya yang ditutupi topeng dari salah satu tokoh film populer.

V for Vendetta.

Scarlett memilih V  sebagai costume halloween  nya kali ini. Dalam versi wanita, tentunya. Bukan hanya sekedar untuk meramaikan pesta malamnya saja. Melainkan, ia datang dan berpartisipasi untuk menjalankan misinya.

“Dengar.” Scarlett sedikit merendahkan nada suaranya. “Berpencar dan cari penjaga gedungnya.. kalian sudah tahu apa yang harus dilakukan, kan?”

“Baik, nona.” sahut keduanya dengan serempak.

“Lakukanlah se-rapih mungkin dan jangan gagal.” tegas Scarlett dengan nada yang menekan. “Go. i’ll wait here.”

Mereka berdua pun segera pergi melakukan tugasnya. Meninggalkan Scarlett yang tengah melipat tangan di dada, berdiri sendirian dan bersandar di sebuah pilar.

Pandangan Scarlett tengah berkeliling ke setiap sudut gedung, sorot matanya sibuk mengamati situasi yang sedang berjalan dengan begitu teliti.

Ada 14, ya? banyak sekali. kalau begitu akan memakan waktu sedikit lama nantinya.’ batin Scarlett menghitung banyaknya cctv yang terpasang sempurna.

Excuse me?

Seorang pelayan pria berhasil mengejutkan Scarlett. Pria itu membawa beberapa gelas berisikan wine merah yang tersimpan di atas nampan di satu tangannya.

Would you like to take a glass of this Red Wine?

Scarlett membisu sesaat.

Thank you for the offer.” sahutnya dari balik topengnya. “But, i don’t feel like drinking right now.”

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang