Scarlett : 16

41 7 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Dude! are you just going to keep drinking until you’re drunk, huh? don’t say that you forgot your own duties.”

I didn’t.” sahut Dyrgan. Ia tampak sibuk memperhatikan segelas Whisky di genggaman tangannya.

Rekannya itu seketika terkekeh. Mendapati Dyrgan yang sedang menikmati apa yang dilakukan olehnya saat ini.

Oh yea?? then what about the bitches beside you right now?? are they cockroaches to you?? ” sindirnya sarkas.

Ia menontoni Dyrgan, dengan tangannya yang melipat di dada, seraya menatapi beberapa wanita malam yang kini tengah menempel genit padanya. Sudah seperti layaknya ikan remora pada hiunya.

Tidak... Mungkin lebih tepatnya Dyrgan bukanlah seekor hiu, melainkan seekor reptil bernamakan buaya dengan tingkatnya yang sudah berada di kursi kelas dunia.

“Terserah apa katamu... tapi kau tahu? tak ada satupun dari mereka yang mirip seperti dia.” Dyrgan bergumam.

“Cih! berani sekali kau mencintainya.” sahutnya mencibir. “Dengar. kau sudah menghancurkan hidupnya... apa kau melupakan itu?!” sambungnya menusuk.

“Aku tidak pernah tahu dia akan membuatku jatuh cinta padanya seperti ini, sialan!” ketus Dyrgan. “Dia itu beda.”

“Apa kau pikir aku peduli dengan perasaanmu? itu kan masalahmu sendiri.” ia menarik kursi di depan Dyrgan lalu mendudukinya.

That’s enough, Dyrgan. you know you’re on duty now, right? hurry up and finish it.” lanjutnya mengingatkan.

Go away, you ugly. don’t bother us.”

Not you bitch! ” ketusnya mencibir. “I’m talking to the jerk next to you!

Dyrgan melirik, menatapi rekan kerjanya itu. “Karena kau ada di sini... apa kau bisa menggantikanku untuk melakukannya? aku malas bertemu dengannya.”

BIG NO!!! what do you mean?! that’s your job!!! why should it be me??? tsk! listen, you fucking playboy jerk!! just do it yourself!! your job has nothing to do with me!! why do i have to finish your damn–

bla bla bla bla.....”

Dyrgan menutupi kedua telinga dengan tangannya. Ia sudah terlalu muak untuk mendengarkan ocehan panjang lebar dari mulut rekannya itu.

Jeeezzzz.... why is he so–’

Sekujur tubuh Dyrgan mematung seketika. Kelopak matanya terbuka lebar dengan sempurna. Dunia dan waktu kala ini seakan membeku dalam sekejap mata. Fokusnya itu langsung teralihkan begitu saja, ketika hidungnya mendapati aroma parfum yang sangat familiar baginya.

Where is she???

What?! who the hell are you talking about right now?!

Dyrgan tak menanggapinya. Saat ini kepalanya tengah berputar ke berbagai arah. Mencari dari mana semerbak parfum itu berasal. Ia memperhatikan satu persatu setiap kepala yang ada di dalam club malam ini dengan teliti.

The sweet but elegant scent of perfume.... Dyrgan really knows who this smells from. There’s no need to doubt it.

Layaknya mata seekor burung hantu pada malam hari. Mata hijaunya itu mendapati punggung ramping dengan postur tubuh yang eksotis sempurna. Hanya melihat dari bagian belakang saja ia sudah tahu itu siapa.

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang