╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮
Tinggi seolah ingin menandingi menara. Bermata hitam dengan bekas luka memanjang di bagian alis kanannya.
Baiklah. Penyebab sebenarnya yang membuat lelah kini sudah datang menyapa. Terkadang Scarlett sangat ingin bisa kembali memutar waktu.. Andai dirinya tak menarik tangannya di malam itu. Ah.. Penyesalan memang selalu datang menyambut di akhir waktu.
Scarlett memalingkan wajahnya. “I don’t want to drink.”
“Is that so? but i’ve brought it just for you.” balas Bram.
“Then what you want me to do? ” timpal Scarlett dingin.
“Of course i want that sexy appreciate from you, Ma’am.”
Scarlett tersontak mengernyit geli.
Saat ini ia tahu bagaimana roman wajah Bram. Senyum menyebalkan miliknya itu, ia tidak ingin lagi melihatnya walau hanya untuk sepintaspun.
Lagi-lagi Scarlett hanya bisa menghela nafasnya. Ia pun mengambil segelas wine merah yang dibawa oleh Bram untuknya. Tanpa menoleh apalagi mengeluarkan suara.
Bram terdiam, menatapi wanita di sampingnya itu yang tak kunjung meminum wine di tangannya. Scarlett tetap sibuk mengamati keramaian pesta di depan sana. Tanpa sekilaspun ia menghiraukan Bram yang berdiri menatap.
“Topengmu itu masih menutupi wajahmu.” seru Bram.
“Apalagi?! aku sudah menerima winenya darimu kan.”
“Apa kau lupa caranya minum? mau kubantu?”
Scarlett berdecak.
Matanya memandang ke berbagai arah dan sudut untuk memastikan bahwa Dyrgan tidak berada di sekelilingnya.
Setelah melihat sekitar dan situasinya aman tak nampak batang hidung Dyrgan.. Scarlett pun melepaskan topeng yang sedari tadi menutupi wajahnya, meski dengan rasa berat hati dan tertekan.
“Satisfied now?! ” geram Scarlett.
“There you go. so i can finally meet your icy ocean eyes.”
Scarlett kembali menoleh menatap paras Bram yang tak berhenti menatapi dirinya. “How do you know it’s me? ”
Tidak sedikitpun ia tahu mengapa Bram bisa mengetahui dirinya. Dalam keadaan memakai kostum bertopeng dan bahkan memakai parfum yang jauh berbeda. Pria satu ini tetap saja mengenalinya.
Bram mengangkat tipis satu sudut bibirnya.
“Because it’s me. i always know who my woman is. Even if she’s in disguise or even going anywhere, i’ll still come like a goddamn ghost to take her back to me.”
Mendengar itu dahi Scarlett mengernyit seketika.
“Excuse you?? who the fuck is your woman?! ” ketusnya.
Masih dengan senyuman sesudutnya. Bram menurunkan sedikit punggungnya. Ia mendekatkan tampangnya pada wajah Scarlett. Guna mensejajarkan pandangan matanya dengan kedua mata biru di hadapannya.
Scarlett pun hanya terdiam bagaikan patung, membalas tajam sorot mata Bram tanpa ada pergerakan sedikitpun.
“As you know. she is standing and staring at me intently right now.. right in front of my eyes.” ucap Bram dengan intonasinya yang terdengar begitu intens.
“Tch! the hell are you talking about?! ”
Dengan sontak, Scarlett memalingkan pandangan kedua matanya kembali memandangi pesta jauh di depan sana. Ia mulai meneguk wine di tangannya itu yang ia abaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Wine Cigarette Lighter
RomanceIroninya dari kata 'Cinta', adalah satu-satunya belati pembunuh paling terbaik yang pernah ada di dunia. • • • • Kehidupan nyaris sempurna, milik keluarga Madison yang merupakan kepala Mafia paling ditakuti di kota. Berakhir kandas seketika dalam se...