Scarlett : 05

53 10 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Suasana di dalam restoran malam ini terasa nyaman. Dengan nuansa vintage  yang dihiasi berbagai furnitur mewah nan elegan. Nampak begitu elite juga berkelas, semuanya ditata amat rapi dan sempurna. Jelas sudah mengapa restoran ini menjadi tempat yang sangat terkenal di kalangan para konglomerat.

Scarlett memang tidak pernah sekalipun mendatangi restoran ini. Namun nama ‘Redarose ’ itu sudah tak lagi terdengar asing di telinganya. Ia tahu tentang restoran malam berbintang lima satu ini. Hanya saja baru kali ini ia datang kemari.

Kedua mata biru milik Scarlett melirik ke berbagai arah layaknya seorang mata-mata yang tengah mengamati sekelilingnya. Dengan langkahnya yang selaras dengan Bram juga tangannya yang masih melingkar di lengan milik Bram.

Ia terdiam sembari mengamati semua aktivitas yang tengah berlangsung di dalam restoran ini. Meskipun tempat ini nampak begitu damai seperti restoran pada umumnya, namun ia harus tetap waspada dan menjaga dirinya untuk tidak lengah sedikitpun.

Karena yang jadi masalahnya di sini adalah, pria yang tengah berada tepat di sampingnya sekarang bukanlah sekedar pria biasa.

Scarlett masih belum mengetahui apa yang sedang direncanakan Bram. Saat ini, pria itu bisa saja tengah mempermainkannya. Karena itu, untuk sekarang ia hanya akan mengikuti alurnya saja. Sampai situasi sebenarnya dimulai.

“Tenanglah. tidak perlu gugup.” ucap Bram, ia tiba-tiba menyeka rambut panjang milik Scarlett.

Scarlett sedikit terkejut, ia mengernyitkan dahinya. “Siapa yang sedang gugup? aku tidak gu—”

Kraakk!!!

Scarlett terbungkam seketika. Ternyata Bram bukan sekedar menyeka rambutnya saja. Pria itu mengambil spy earpiece yang masih terpasang di telinga Scarlett.

Bram menghancurkan spy earpiece nya hanya dalam sekali cengkraman. Ia melemparkannya ke dalam tong sampah yang jaraknya bisa dijangkau olehnya.

Wajahnya tetap datar bak tak berdosa seperti biasanya, sedangkan Scarlett hanya terdiam tak berkata apapun.

Welcome back, Mr. BD.” sapa seorang pelayan pria berseragam dengan amat ramah, sembari menunduk.

Please come this way, Mister. i’ll take you to your table. your guests are already waiting there.” seru pelayan itu. Ia berjalan memimpin.

Saking damainya restoran ini, suara dari langkah kaki Bram dan high heels milik Scarlett terdengar menyatu serasi nan begitu jelas hingga memenuhi setiap sudut seisi restoran.

Semua tatapan mata yang ada di restoran ini langsung tertuju pada Bram. Scarlett pun menjadi objek sorotan selanjutnya yang menarik perhatian mereka. Berbagai desis dan bisikan dari mulut mereka pun juga mulai terdengar.

Saat ini keberadaan Bram terasa begitu dominan. Dalam sekejap mata, restoran ini didominasi sepenuhnya oleh auranya. Sorot matanya yang menusuk seakan-akan bisa membunuh seseorang hanya dalam sekali pandang. Ditambah dengan Scarlett yang tak kalah dikenal sebagai ‘Red Roses ’ si wanita paling idaman dikalangan para gadis dan pria.

Aku yakin, setelah ini pasti akan ada rumor tak berguna yang beredar tentangku dan dia.’ batin Scarlett, sembari menghela nafasnya pasrah.

Pelayan itu melangkahkan kakinya menuntun ke arah sebuah ruangan tertutup bertuliskan ‘VVIP ’ yang sudah tertera dengan jelas di depan pintunya. Ia membukakan pintu itu dengan perlahan tanpa ikut masuk ke dalam.

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang