╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮
“Shit. it’s quite sore.” gumam Bram ketus, ia memijit kuat dua bahu dan pergelangan tangannya yang sedikit pegal.
Mungkin sudah lama dirinya tak melawan tikus sebanyak itu dengan tangan kosongnya. Karena selama ini, ia tidak pernah turun tangan secara langsung. Dan ini adalah kali keduanya ia bertarung setelah sekian lama.
Bram terdiam. Memandang lekat tempat dimana Scarlett berada... Dan ternyata matanya tak mendapati wanita itu disana. Scarlett kembali menghilang dari pandangannya.
Sedari awal, ia sudah menduga bahwa Dyrgan pasti akan memisahkan Scarlett darinya. Dan tentunya.. Sekarang ia menyesal karena membiarkan Scarlett melakukan semua keinginannya.
“Boss... maaf, kami terlambat.” ucap Diego.
“Bawa dia lalu serahkan pada Stevan.” titah Bram, seraya menunjuk Ryujin disana. “Dan sisanya bereskan mereka.”
“Baik boss!” sahut mereka amat serempak.
“Dan kau...” panggil Bram. “Ikut denganku.”
“Baik.” sahut Diego menyanggupi.
Bram pun mulai melangkah pergi dari tempatnya berdiri. Menuju entah kemana, mengandalkan instingnya. Diikuti Diego yang berjalan di belakangnya.
Melangkah menyusuri hutan hingga semakin masuk jauh lebih dalam. Keduanya terus berjalan, tanpa sepintaspun peduli akan hal--hal di sekitarnya. Sampai pada akhirnya penglihatan Bram menyipit. Ia menemukan sebuah rawa tua di depan sana. Dengan sesuatu.. Terbaring di tepinya.
Diego berdeham. “Boss. kita ini.. akan kemana?” ia masih mengekori bossnya itu yang memimpin langkah di depan pandangan matanya.
Langkah kaki Bram pun berhenti... Di depan sesuatu yang membuatnya menyipitkan mata. Mau tak mau Diego juga mengikuti apa yang tengah ditatap bossnya.
“........” Diego membeku.
“Boss.....”
Mayat Dyrgan yang sudah terkapar dingin. Adalah tujuan mengapa Bram, menyuruh Diego untuk ikut bersamanya.
“She did it.” sahut Bram.
Diego mengedipkan matanya, beberapa kali. Ia mencoba mencerna kenyataan ini. Sedangkan Bram, ia mengambil belati dan senjata api miliknya.. Yang ia temukan, dengan kondisi tergeletak tidak jauh di sekitaran sini.
Bram terdiam cukup lama.
“Something’s wrong here.” gumamnya.
“What did you say.. boss? ” tanya Diego.
“Urus dia.” titah Bram. Pada Diego. “Jangan ada satupun yang menyisa darinya.... dalam segi apapun itu. paham?”
“Baik.” sahutnya. “Kau ingin kuapakan dia, boss?”
Dengan seringaian terbaik yang sudah terbentuk teramat puas di sudut bibir Bram.... Saat ini ia sudah melanjutkan kembali langkah kakinya. Meninggalkan Diego yang detik ini masih terdiam menatapi punggung Bram.
“What else? ” kekeh Bram. Terasa begitu renyah dan puas untuk didengar. “Rubbish is annoying... just burn it.. until it’s charred.”
~ ⚘⨳ ~
“LET GO!!! GET YOUR SHITTY HANDS OFF ME!!!! ”
Dengan seluruh sisa tenaga yang masih ia miliki.. Scarlett meronta--ronta hebat. Berusaha keras untuk melepaskan dirinya, dari pria yang saat ini tengah menyeretnya paksa ke dalam sebuah markas kecil yang tersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Wine Cigarette Lighter
RomanceIroninya dari kata 'Cinta', adalah satu-satunya belati pembunuh paling terbaik yang pernah ada di dunia. • • • • Kehidupan nyaris sempurna, milik keluarga Madison yang merupakan kepala Mafia paling ditakuti di kota. Berakhir kandas seketika dalam se...