Scarlett : 28

111 9 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

“Untuk apa kau menuduhnya?”

“Aku tak menuduhnya.” jelas Dyrgan meyakinkan wanita di hadapan dirinya. “Tapi memang itulah kenyataannya.”

Seisi pikiran Scarlett kali ini, semakin dibuat berputar bak kaset film yang sudah rusak. Ditambah lagi dengan tanda tanya besar di kepalanya yang dilanda rasa kebingungan.

You lie to me.” Scarlett menyangkal.

No... I’m not.”

Yes, you are.”

I’m not. why would i lie to you?

Then explain to me! in detail!! ” pinta Scarlett menekan. “What makes you believed that he did that?? why did he do that and for what?! explain now!!

You haven’t forgotten that i’m an agent, right? ” Dyrgan menarik kursi. Lalu mendudukinya, menghadap Scarlett.

“Mencarimu memang alasanku terbang dari Amerika ke kota ini. tapi selain itu, secara kebetulan.. aku mendapat tugas menyelidiki organisasi kriminal yang bersembunyi di sini.” Dyrgan mulai menjelaskan.

“Target yang kumaksud adalah dia... BD. pemimpin dari organisasi Mafia yang jadi incaranku.” ungkapnya. “Dan ternyata Linus juga sempat berurusan dengan Mafia itu.”

“Yah... kalian berdua memang pengkhianat memuakkan yang sangat serasi dari sepasang kekasih.” sindir Scarlett.

“Tapi....” Dyrgan menahan kalimatnya. Matanya menatap Scarlett lekat-lekat. “Aku tak pernah menyangka kau juga berurusan dengan gangster itu. apa kau tahu bagaimana kagetnya aku saat kau berbohong bahwa dia suamimu?”

“Sejak kapan aku bohong soal itu?”

Dyrgan mengernyit, kebingungan.

“Jika memang aku berbohong, seandainya aku memang tak memiliki hubungan apapun dengannya.. menurutmu apa yang membuat pemimpin Mafia jahat seperti dirinya membiarkanku menarik tangannya saat itu?”

“Bukankah, seharusnya dia langsung saja membunuhku kala itu. karena sudah berani menyentuhnya tanpa izin?”

“Kau bersekongkol dengannya, kan?” Dyrgan menuduh.

Scarlett terkekeh, seketika. Ia sungguh tidak menyangka bahkan tidak percaya. Bahwa Dyrgan berpikir sejauh itu.

Yeah. you’re right.” timpalnya terkekeh.

Why?? why did you do that, Scarlett??

What do you mean why?? of course ‘cause he’s my man.”

Jauh di dalam lubuk hatinya.. Sebenarnya Scarlett begitu malu karena sudah mengatakan itu. Di detik ini ia merasa benar-benar kecewa, pada dirinya yang tak bisa apa-apa.

Scarlett yang tak menginginkan dirinya bergantung pada pria itu sedikitpun. Namun nyatanya... Sedari awal pun ia memang sudah bergantung pada Bram. Bahkan, sampai namanya pun Scarlett pakai untuk bisa dijadikan sebagai tamengnya sendiri.

“Hahaha!!!”

Tanpa ada angin dan hujan.. Tawa Dyrgan yang tiba-tiba itu, berhasil membuat Scarlett sontak merasa keheranan.

“Sepertinya, sudah benar-benar tak ada tempat untukku di hatimu, ya.” kekehnya. “Tapi, aku tahu kau tak bodoh.”

“Maksudmu?” tanya Scarlett bingung.

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang