Scarlett : 24

21 4 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

W-wait... what????

Scarlett benar-benar terkejut sejadi-jadinya. Bahkan, ini tak pernah sedikitpun terlintas di pikirannya bahwa pria di hadapannya sekarang akan mencium bibirnya begitu saja. Sungguh tak diduga-duga. Mimpi apa tadi malam?

Ah, sial! Rasanya ingin sekali menampar keras pipi Bram. Namun Scarlett sama sekali tak diberi kesempatan untuk mengangkat tangannya. Pria itu terus mendorongnya ke belakang. Hingga Scarlett pun refleks berpegangan pada pundak besar Bram dengan sekuat tenaga. Ia tidak ingin terjatuh. Tidak.. Bukan. Lebih tepatnya, Scarlett tak akan membiarkan hal ini berjalan sesuai keinginan Bram.

Puahyou jerk, stop it!! ” Scarlett melepas paksa tautan itu. Ia langsung menutupi bibir Bram dengan satu tangan lentik miliknya. “What do you think i am???? who allowed you to kiss me as you please??!!

Haah, damn it! you shocked me out!! ” ketusnya geram.

Daripada dihiraukan, Bram malah menyingkirkan tangan Scarlett yang menghalangi bibirnya. “Sshhh.... keep your voice down.” lirihnya sebelum kembali mencium Scarlett.

Hei—

Bram didn’t listen to the woman in front of him scolding. He kissed her lips again, and more intensely than before. Ignoring Scarlett’s pretty hands which gripped his broad shoulders so tightly.

Whatever resistance Scarlett made... That man still didn’t let go of her lips. He continued playing with his tongue so skillfully that it was difficult for Scarlett to breath. She felt like she was being eaten alive by him.

My breath!

Scarlett mencubiti bahu Bram dengan sekuat mungkin. Guna memberitahu pria itu bahwa dirinya saat ini sudah benar-benar kesulitan bernapas. Bram yang mengerti itu langsung menyudahi aktivitasnya. Ia beranjak sembari menjilati bibirnya sendiri.

Sweet as i thought.” ucap Bram.

Crazy bastard!! ” geram Scarlett dengan nafasnya yang menderu. “At will without my permission. son of a bitch.”

Hmph...” kekeh Bram tersenyum picik. “Bukankah kau yang melakukannya lebih dulu tanpa seizinku. tapi saat aku yang melakukannya kau langsung marah begitu....”

How cunning you are, naughty kitty.” lanjutnya sarkas.

Shut your mouth.” timpal Scarlett ketus.

Bram berjalan menuju meja kerjanya. “Don’t be mad. that look on your face.. makes me want to do it again.”

Scarlett hanya bisa berdecak.

“Kemarilah..” suruh Bram, ia meraih beberapa dokumen yang disimpan di laci mejanya. “Aku punya sesuatu yang mungkin sedang kau cari saat ini.”

Scarlett mengangkat kedua kakinya menghampiri Bram. Ia pun langsung mengambil lalu mengamati isi dokumen yang Bram tunjukan padanya. Dan.. Belum juga berkedip sekalipun, tapi ia sudah dibuat mengernyit hebat dengan apa yang tertulis di lembaran kertas itu.

Scarlett bukan terkejut. Sama sekali tidak. Hanya saja, ia semakin bertanya-tanya. Sebenarnya sampai di detik ini, sejauh apa Bram mengetahui tentang dirinya? Lalu.. Apa yang sebenarnya pria itu inginkan darinya?

“Apa ini?” tanyanya mendelik.

“Ada satu tempat yang ingin kau kunjungi, bukan?? kau yang mengatakan itu padaku sebelumnya.” jawab Bram sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. “Bahkan kau memintaku untuk ikut bersamamu.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang