Scarlett : 13

44 6 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Ewindeal Restaurant. 19:24 pm.

Good evening, Mr. Yamada. welcome to our restaurant. please... come this way, Mr. we’ll take you to your table.”

Kedatangan mereka disambut begitu santun dan ramah seakan sudah dinantikan kehadirannya dari sekian lama.

Scarlett dan dua kaki jenjangnya mengikuti langkah kaki Yamada yang tengah melangkah tidak jauh di depannya, berjalan senada menyusuri lantai restoran.

Bagaikan bangsawan dengan kasta tertinggi yang sangat berpengaruh akan keberadaannya... Ren, Cyrus dan juga Ryujin berjalan di belakang Scarlett dan Yamada seperti halnya prajurit yang mengawal raja dan keturunannya.

Seketika restoran ini pun diambil alih dalam sekejap mata. Hanya dari suara langkah kakinya saja semua mata langsung menyorot dengan amat sempurna.

Ya, tentu saja. Karena bukan keluarga Yamada namanya jika sosoknya tak sekalipun menarik pandangan media.

“Kondisikan pandanganmu. kau bisa tersandung jika tak memperhatikan langkah kakimu itu, Ryujin.” seru Cyrus.

“Kau tahu Cyrus? ini pertama kalinya nona mengenakan gaun lagi setelah kejadian malam itu. jadi wajar saja jika aku rindu keanggunannya. kau sendiri juga begitu kan?”

Meskipun mulutnya menyahuti Cyrus, dua matanya itu masih tetap sibuk memandangi nonanya di depan sana.

“Sejak kapan kau jadi mesum begini?”

Cyrus melempar kalimat itu dengan sedikit sarkas. Mendengar itu Ryujin pun langsung menoleh. “Cyrus... memfitnah rekan itu jauh lebih bajingan dibandingkan membunuh musuh. kau jelas tahu itu.” jelas Ryujin.

“Begitukah..? jadi kau menyebutku bajingan?” wajah Cyrus mendadak tak santai. Ryujin menepuk jidatnya.

“Bukan begitu—”

“Lalu apa?” tanya Cyrus.

“Ck... sudahlah! kau ini mengganggu aktivitasku saja!” Ryujin menggerutu. Sedangkan Cyrus hanya terkekeh.

Pelayan restoran itu berjalan memimpin di depan, langkahnya menuntun hingga berhenti tepat di depan salah satu pintu ruangan bertuliskan ‘Private FD–Room ’.

“Silahkan, tuan Yamada. anda sudah ditunggu di dalam.” tutur pelayan itu dengan amat santun.

Scarlett yang melihat pintu itu langsung mengernyitkan dahinya. ‘Of course, private room again. oh God, great!! ’ batinnya berdecak.

Scarlett menjadi semakin yakin. Bahwa seseorang yang akan ditemui kakeknya kala ini adalah seorang kriminal.

Karena tempat ini adalah sebuah restoran malam yang lokasinya itu tidak tersembunyi namun memang sedikit menyisi dari wilayah keramaian kota. Sekaligus sebagai tempat pertemuannya bagi orang-orang penting untuk berdiskusi satu hal dan lainnya.

Termasuk para kriminal. Mereka menjadikan restoran ini sebagai tempat ter-aman untuk melakukan berbagai hal yang sering kali disebut tindakan kriminal.

Itulah kenapa sejak awal Scarlett sudah mengetahuinya. Seseorang yang berada dibalik pintu ini adalah seorang bandar senjata ilegal.

What are you waiting for? ” tanya Yamada, ia menatap Scarlett yang masih terdiam di tempatnya.

Scarlett menghela nafasnya sejenak. Hanya ada satu kalimat yang tengah menghantui kepalanya saat ini,

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang