Scarlett : 18

40 7 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Stevan membuka pintu ruangan dengan begitu tiba-tiba. Kakinya itu melangkah masuk dengan sekujur tubuhnya yang sudah nampak dibanjiri keringat.

I’m sorry, i’m late.” ucapnya dengan nafas yang sangat menderu tak beraturan.“Good morning, boss.” sapanya.

Bram berdiri dari duduknya. “Tuntaskan sisanya. setelah itu beritahu aku jika semuanya sudah selesai. mengerti?”

“Baik, boss.” sahutnya menegap.

Bram pun beranjak pergi. Meninggalkan Stevan dan juga Scarlett yang tengah mengepal tangan dengan wajahnya yang sungguh tak berseri.

Stevan terkejut, ketika mendapati tampang Scarlett yang sudah menyerupai cabai merah. Kecantikannya berpadu dengan ekspresinya yang tak bersahabat. Sangat terlihat bahwa satu betina ini tengah menahan emosinya.

“Halo... selamat pagi, nona.” Stevan tersenyum menyapa. “Bagaimana dengan tubuhmu? apa terasa membaik dari sebelumnya?” ia berjalan mendekati Scarlett.

“Apa kau tahu apa yang salah dengan dirinya? sejak awal aku ingin sekali menghajar boss sialanmu itu.” geramnya.

“Baik. akan saya sampaikan itu padanya.”

Scarlett mengamati setiap lekukan wajah Stevan dengan tatapan horornya. “Who are you? ” tanyanya begitu sinis.

Stevan masih tetap memasang senyuman terbaiknya. “Panggil aku Stevan. aku di sini sebagai dokter pribadi di dalam organisasi ini. tugasku untuk mengurusi berbagai masalah medis di bawah perintah boss BD.” jelasnya.

“Apa kau dokter gadungan?”

Stevan tertawa.

“Tak sembarang orang bisa bekerja untuknya. boss itu orang yang sungguh teliti dan sangat berhati-hati. dan aku adalah dokter resmi yang sudah memiliki surat izin. jadi tolong, jangan khawatir.” tuturnya dengan lembut.

Scarlett terdiam membisu.

“Kalau itu tak cukup untukmu, aku bisa memperlihatkan kartu nama milikku, surat izin dan juga berbagai riwayat pengalamanku.” lanjutnya mencoba meyakinkan.

“Tak perlu.” timpal Scarlett cepat.

“Baiklah, kalau begitu mari kita lanjutkan.” seru Stevan.

“Aku sudah memeriksa semua titik keluhannya. semua racun yang ada di tubuhmu sudah berhasil dikeluarkan. meskipun memang agak sedikit terlambat. lalu sekarang aku hanya tinggal kembali memeriksa tubuhmu. setelah itu aku akan menetralisir tubuhmu secara keseluruhan.” ujarnya menjelaskan.

Scarlett mengernyit. “Jadi kau yang mengganti bajuku?!”

“Apa?!” Kedua mata Stevan membulat terkejut. “Bukan aku! itu Melias! aku memanggilnya untuk membantuku menggantikan bajumu... sungguh. tolong jangan salah paham. percayalah padaku.”

“Lalu di mana gaunku sekarang?” tanya Scarlett.

“Seingatku Melias menggantungkannya di dalam loker di sebelah sana...” Stevan menunjuk sebuah loker yang dimaksud olehnya. “Bersama dengan tasnya ju—”

Tanpa banyak basa dan basi, Scarlett langsung beranjak dari kasur pasien. Ia mengambil semua barang miliknya di dalam loker itu.

“N-nona mau pergi kemana??” Stevan kebingungan.

Scarlett melirik Stevan sekilas. “Kau pikir aku akan terus berdiam di tempat ini?? jangan harap. sudah cukup aku bermalam di sini.”

“Tapi kau masih belum pulih. bahkan tubuhmu butuh di netralisir! dan itu belum sama sekali.” ucap Stevan panik.

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang