Scarlett : 21

119 10 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Bak tercabik hingga habis berkeping-keping. Entahlah... Meskipun Scarlett tahu bahwa Ryujin itu jauh lebih kuat dibandingkan yang bisa dibayangkan, lalu kali ini untuk pertama kalinya, saat pintu itu ia tendang... hal pertama yang disorot matanya adalah Ryujin dengan kondisinya yang menyedihkan.

Saat itu juga, nafasnya tercekat seketika.

Tubuhnya yang dipenuhi begitu banyak luka dan lebam. Matanya yang nampak merah dan begitu bengkak. Mau bagaimana Scarlett tidak merasa geram, jika mendapati Ryujin yang dibuat babak belur seperti itu?

Karena Ryujin, sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

“Sudah lepas.” Scarlett berhasil membuka kedua kunci rantainya. Jepitnya itu ia pasang kembali di rambutnya.

“Apa kau bisa berdiri?” tanyanya.

Kali ini Ryujin yang dibuat terkekeh. “Bukankah nona sendiri yang bilang, kalau saya tidak selemah itu kan?”

Scarlett dibuat terdiam.

“Kenapa matamu bisa se-merah itu?”

“Mereka menggunakan gas air mata pada saya. ah, nona. bukankah mereka lucu? lihat, mereka sampai repot-repot menggunakan hal semacam itu hanya untuk menangkap saya. hahaha!!!” kekehnya seraya berdiri.

“Siapa pelakunya?” tanya Scarlett serius.

Ryujin terdiam.

Tell me.”

It was...”

Who??

Ryujin menghela nafasnya.

It was Dyrgan who did it... Ma’am.”

Scarlett tertegun. Kedua tangannya mengepal dengan amat kuat. Di balik topengnya, Ryujin tak bisa melihat bagaimana roman wajah nonanya itu saat ini.

“Tolong maafkan saya nona. tapi ini pilihan saya. saya lebih memilih tubuh saya hancur, dibandingkan harus membiarkan bajingan itu mengganggu nona.” ujarnya.

Wanita bermata biru itu mengernyit getir tanpa berkata.

“Jadi... jikalau nona ingin marah karena saya—”

“Bodoh.” sela Scarlett. Ryujin tersontak bungkam.

Scarlett menarik kembali pisau miliknya yang tertancap sempurna di dada pria tadi. Ia meraih sapu tangan dari dalam kantung yang tengah mengikat di pahanya, guna membersihkan darah segar yang melumuri pisaunya itu.

“Kalau begitu setidaknya kau harus melawan.” ketusnya. “Dasar idiot! kebodohanmu itu merepotkan! bagaimana jika kau sampai mati karena dipukuli begitu?? bukankah kau tidak ingin mati konyol?! menyedihkan!!”

Ryujin tahu betul kala ini Scarlett sedang memarahinya. Tapi entah kenapa, melihat nonanya yang tengah fokus dengan benda tajam di tangannya, ditambah mulutnya yang sibuk mengomel seperti itu...

Jikalau sampai Scarlett mendapati dirinya yang sedang tersenyum seperti ini sekarang, tamat sudah riwayatnya.

Ryujin tak bisa menolaknya. Ini terlalu menggemaskan.

“Nona, saya sudah membereskan dan mengamankan mereka semua. kita bisa keluar dari sini dengan aman.”

Good.” sahut Scarlett singkat.

“Eh?? oh?! ketua!! waaaahhhh!!! ternyata kau sungguh berada di sini!!! akhirnya, kau tak jadi mati!!!” ia berlari menghampiri ketuanya itu.

Dengan refleknya yang sangatlah cepat, Ryujin langsung menahan dahi bawahannya itu dengan satu tangannya.

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang