Scarlett : 25

111 11 4
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

“Di mana nona?”

Alis milik Ryujin mengernyit kuat. Menatap horor kedua bawahannya yang baru saja datang memasuki ruangan.

“Ah! eumm.... t-tapi, ketua... tolong jangan marahi kami.”

“Terlambat! tak bisakah kalian melihat wajahku saat ini? cepat beritahu aku kenapa nona tidak bersama kalian?!”

“Kau ini... jangan terlalu keras pada mereka.” seru Cyrus. Ia duduk bersilang dada di samping dokter yang tengah sibuk mengobati luka di sekujur tubuh Ryujin.

“Cepat jawab!!” ucapan Cyrus Ryujin abaikan.

“Kami berdua diperintahkan untuk pulang terlebih dulu. nona bilang masih ada urusan yang harus ia selesaikan.”

Ryujin sontak menoleh menatap Cyrus.

“Nona tidak bilang padaku bahwa ada urusan lain selain menyelamatkanmu.” ungkap Cyrus seketika mendahului.

Helaan nafas pun terhembus bebas dari mulut Ryujin.

“Dan kalian membiarkannya pergi sendirian seperti itu? harus kuapakan otak kalian yang sebesar kacang itu??!!” ketusnya bak seekor badak yang tengah emosi.

“Ah— tidak, ketua! nona tidak pergi sendirian. sungguh!”

Ryujin tertegun seketika.

“Pria itu lagi ya?”

“Pria itu? siapa yang kau maksud, Ryujin?” tanya Cyrus.

BD.” jawabnya. “Sebenarnya... kenapa nona berurusan dengan gangster sepertinya? bahkan sampai kakek juga. kenapa nona tidak pernah cerita?”

~ ⚘⨳ ~

Alright, be careful on your journey.”

Pria itu menutup sambungan teleponnya. Perhatiannya pun kembali terfokuskan pada Scarlett yang masih tetap berdiri menunggu tepat di depan mejanya.

He said he would be here in 30 minutes.. so you can be interviewed after he comes later.” jelasnya. “You can sit there and wait for him.”

30 minutes? ” tanya Scarlett memastikan.

Pria itu mengangguk. “Yup.”

That’s more than enough.”

Huh?? sorry what did you say?

Scarlett menyeringai. “Nothing.”

DUAAKKHH!!!!

Tanpa aba apapun.. Scarlett langsung mengangkat satu kaki jenjangnya dan membanting kepala pria itu hingga mencium permukaan lantai.

Ughh! fuck!!! ” rintihnya. “Cih! apa-apaan kau ini hah?!”

“Ah maaf, sebenarnya aku bukan Liana.” ungkap Scarlett seraya mengenakan sapu tangannya. “Kau pasti berpikir aku datang kemari untuk melamar....”

“Apa maksudmu?” tanyanya bingung.

“Sayangnya bukan.”

Ia mencengkram kuat kerah baju pria itu dengan begitu erat. “Yah.. lebih tepatnya aku ingin melamar atasanmu itu dengan pembalasanku.”

“Siapa kau sebenarnya???”

BUAGGHHH!!!!

Pertanyaan darinya itu langsung dijawab dengan sebuah pukulan keras dari tangan Scarlett, melayang terjun tepat menyapa wajah miliknya.

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang