Scarlett : 12

63 9 0
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Long time ago.
Shinjuku, Tokyo. Japan. 03:40 am.

Salah satu distrik metropolitan terbesar yang termasuk ke dalam kawasan khusus di Tokyo. Dengan bangunan megahnya yang tinggi menjulang berdiri kokoh di atas tanah negara Jepang. Tempatnya untuk berbelanja dan juga lokasinya berbagai hiburan malam.

Di sanalah seorang Yamada Chizuru menenangkan diri dan pikirannya setiap kali ia pulang dari pertempuran darahnya itu. Sudah seperti binatang buas yang selalu menginginkan menu cuci mulutnya setelah menyantap hidangan utama.

Ia tidak akan pernah kembali pulang jikalau lima botol Sake  favoritnya itu belum disapu bersih olehnya.

Are you satisfied with your Sake’s today, Master? ” Satu tangan Ren membukakan pintu gedung bar. Ia mempersilahkan tuan besar yang paling dihormatinya itu untuk berjalan keluar mendahuluinya.

Of course. quite satisfied as usual.” sahut Yamada. Ia berjalan mendekati mobil miliknya yang terparkir tenang di depan sana. Supir pribadinya pun sudah berdiri menunduk seraya membukakan pintu mobil selebar-lebarnya.

Namun dalam pertengahan langkah kakinya, Yamada terhenti tiba-tiba. Kedua matanya tertuju pada kolong mobilnya.

“Keluarlah.”

Satu patah kata itu dilontar tegas dari mulut Yamada. Ren dan juga supirnya seketika merasa kebingungan.

“Apa ada sesuatu... Master?” tanya Ren. Tapi sayangnya ia tak mendapatkan jawaban apapun dari tuannya itu.

Terlihat seorang anak laki-laki dengan kisaran 12 tahun usianya, tengah keluar menunjukan dirinya dari bawah kolong mobil Yamada.

Dengan rupanya yang nampak kotor dan berantakan, siapapun itu yang melihat dirinya akan langsung tahu bahwa dia adalah seorang anak jalanan terlantar yang kehidupannya sudah pasti menyedihkan.

Yamada masih terdiam bagaikan patung, menatapi lelaki kecil di depannya itu tanpa melontarkan satu katapun.

“Pe-permisi? kenapa kakek melihatku dengan tatapan seperti itu?” tanya bocah itu sedikit terbata. Ia memilih untuk bersuara lebih dulu.

“Kakek?!” Yamada langsung mengernyitkan dahinya terkejut. “Ren.... apa aku sudah terlihat setua itu?” ia menoleh ke arah Ren di sampingnya.

You’re still as handsome as ever, Master.” jawab Ren.

“Ck. jujur saja.” timpal Yamada.

Seketika itu Ren pun langsung memejamkan kedua matanya rapat-rapat. “Baiklah, maafkan saya, Master. tapi, nona Scarlett saja saat ini sudah berusia 15 tahun.” ucapnya dengan sangat berhati-hati. Ia tak bermaksud menyindir tuannya sedikitpun.

Yamada berdecak kesal. “Itu kau terlalu jujur sialan.”

“Tapi, saya tidak berbohong Master. anda masih tetap tampan seperti artis senior hollywood.” sambung Ren.

Yamada langsung memejamkan kedua matanya getir. “Shut your mouth already.”

Kini pandangan Yamada pun kembali terfokuskan pada bocah di depan matanya itu, yang masih tetap diam mematung di tempat dengan tampang polos di parasnya.

Ia mengamati bocah itu dengan amat teliti seperti halnya seorang agen mata-mata yang tengah sibuk mencari-cari sebuah bukti.

Kotor, baju lusuh, tak terurus dan juga berbagai luka lebam di sekujur tubuh. Tampak begitu menyedihkan dan cocok untuk dijadikan sasaran empuk bagi para bajingan parasit yang hobinya gila akan merundung.

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang