Scarlett : 39

231 20 3
                                    

╭───────── ༺ ⚘ ༻ ─────────╮

Bram Volteno Morgan– A leader of the Mafia organization. The ‘Mastermind’ of all criminality. And the true ‘devil’ of all devils— Someone who is a cold–blooded oppressor of life who has no mercy and no consciense. For him, killing people was as easy as killing insects.

It was clear, that he is not a good man. Of course Scarlett regretted dealing with a psychopath like him. Because, is not easy to deal with him... It felt troublesome for her. So, why does Scarlett feel safe when she sees him right now? Why?? Why doesn’t she feel threatened?? but, instead it’s the opposite?? Why???

Kedua mata biru Scarlett, tidak berpaling sekilaspun dari sosok Bram. Pria itu berbalik... Mata hitam legamnya pun bertemu tatap, dengan mata milik Scarlett. Keduanya tak mengangkat suara. Hanya membisu saling menatap satu sama lain dalam kurun waktu yang sedikit lama.

These fuckers aren’t just touching you.. are they? ” cetus Bram membuka suaranya terlebih dulu. Ia menatapi luka sayat di dada Scarlett lekat-lekat dengan tampang emosi.

Sontak Scarlett menarik pakaiannya yang sobek itu guna menutupi dadanya. “Oh.. it’s nothing. i’m fine.” sahutnya.

Helaan nafas panjang dihembus dengan kasar dari mulut Bram. Ia pun melepas jasnya sembari berjalan mendekati Scarlett yang masih terduduk diam di atas meja.

“Seharusnya kulumpuhkan dia..” celetuknya. Ia pakaikan jasnya itu yang telah berhias bercak darah, pada Scarlett.

Scarlett tersenyum mencibir.

“Kenapa? kau menyesal sudah membunuhnya?”

Bram terdiam tak bergeming. Ia tatap lamat-lamat manik biru milik Scarlett yang indah, bagai ‘blue diamond ’ yang berkelip dibawah sorot kilauan permukaan laut.

Ah.....

No. Too beautiful.... Until it felt like he wanted to hide this diamond in a place that only he knew. He would never be willing if this beautiful thing was stolen from him.

No matter what. This blue diamond, only belongs to him.

These pieces of shit,” dengan kedua sisi rahangnya yang mengejang kuat... Romannya yang memaparkan amarah yang merambat.. Tangan kekarnya sudah menggenggam rahang milik Scarlett erat-erat.

How dare to scratch mine!!! ” lanjutnya geram.

Ack— hey!

Tanpa disadari, Bram semakin mengeratkan cengkraman tangannya... Membuat Scarlett merintih merasakan nyeri di rahangnya. Seketika ia pun takut, bahwa mungkin saja wajahnya akan remuk pada detik ini juga.

Hurts! it hurts!! ” ketus Scarlett merintih, seraya melepas cengkramannya. Namun nihil hasilnya. “Ughh— let go!!!

It should be me, Scarlett.” gumam Bram. Ia mengurangi jarak diantara tampang miliknya dan juga wajah Scarlett. “The one who tearing your clothes.”

Dahi Scarlett mengernyit. “What were you saying?

Tell me, who owns you? ” dilontar begitu saja oleh Bram.

Seketika Scarlett tertegun.

What???

Answer.”

Scarlett mengedipkan matanya.. Berkali–kali. “Wh—what are you talking about???? speak properly... i don’t get it...”

Red Wine Cigarette LighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang