Chapter 1

4.4K 143 7
                                    

Joshua Putra, seorang remaja dengan penampilan biasa saja, mengenakan kacamata yang sedikit melorot di hidungnya. Dia duduk di sebuah cafe kecil yang ramai, dikelilingi oleh aroma kopi yang menyegarkan.

Di depannya, Evelyn Peters, gadis berkebangsaan Belanda dengan wajah menawan dan rambut berwarna coklat keabu-abuan panjang yang tergerai, sedang serius memetik gitar. Wajahnya menunjukkan fokus yang mendalam, tetapi Joshua bisa melihat senyum kecil yang mengintip di sudut bibirnya setiap kali dia berhasil memainkan nada dengan benar.

Namun, kali ini, Evelyn terlihat frustrasi. "Ah, udahlah! Gue nyerah!" Katanya, mengembalikan gitar itu dengan cemberut. Joshua tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi lucu di wajahnya.

"Sabar, Eve. Memang awalnya susah, tapi lama-kelamaan bisa kok," Joshua mencoba menenangkan, suaranya lembut dan tulus. "Coba lagi, maybe you just need to relax a bit."

Evelyn memutar bola matanya, tetapi tidak bisa menyembunyikan senyumnya. "Easy for you to say! Lo kan udah bisa main gitar dari kecil, lag gue?" Dia menepuk pelan dahi Joshua.

Joshua mengangkat bahunya. "Ya, but it didn't come easy. I also struggled at first."

"Yah, tapi lo juga ada bakat! Sementara gue...," Evelyn menghela napas, lalu menyerah. "Intinya gue menyerah."

Joshua tersenyum, mencubit pelan pipi Evelyn dengan gemas. Gadis di hadapannya ini adalah gadis yang telah bersamanya selama lima tahun, mulai dari masa MOS hingga sekarang, keduanya pun mendaftar di universitas yang sama.

Evelyn adalah gadis pertama yang berhasil membuat jantungnya berdebar kencang, membuatnya selalu memikirkan Evelyn setiap saat, dan juga membua dia telah menganggap Evelyn sebagai dunianya, belahan jiwanya. Joshua tidak akan membiarkan siapa pun berani merebut Evelyn darinya.

Joshua yang selalu diam-diam mengikuti langkah Evelyn. Bahkan, di malam hari, saat Evelyn tertidur, Joshua juga diam-diam memasuki kamar Evelyn, duduk di tepi ranjang dan mengamati wajah tenang Evelyn yang sedang tertidur.

Tidak ada yang bisa merasakan kedalaman cinta yang dia miliki untuk Evelyn, dan itu membuatnya semakin gelisah.

Joshua tahu bahwa ini bukan cinta biasa. Rasa cintanya kepada Evelyn sudah melampaui batas. Dia menginginkan Evelyn sepenuhnya, dia ingin Evelyn merasakan betapa besar cintanya pada Evelyn, dan dia ingin Evelyn tahu bahwa hanya dia yang pantas untuk Evelyn.

Ini semua salah Evelyn yang dengan beraninya menerobos masuk kedalam kehidupannya. Joshua sempat berpikir, kalau saja Evelyn tidak membantunya waktu itu, pasti dia tidak akan merasakan perasaan yang menggebu-gebu seperti ini.

"Eh, gue pergi dulu. Ada rapat." Evelyn memasukkan iPad dan barang-barang lainnya ke dalam tasnya. "Lo langsung pulang aja, jangan tunggu gue, lama soalnya." Ujarnya, kemudian segera melangkah pergi meninggalkan Joshua.

Waktu berlalu begitu cepat. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Evelyn yang baru saja selesai dari rapat BEM-nya, berdiri di depan halte kampus, menunggu ojek online yang dipesannya.

Di kampus, Evelyn menjabat sebagai Ketua BEM di fakultasnya. Hal itu membuat dirinya banyak di kenal orang, baik dari wajahnya, kepintarannya dan juga organisasi yang dia ikuti.

"Ketua, kita balik duluan ya," beberapa temannya pamit dengan senyuman.

Evelyn membalas mereka dengan senyuman hangat, "Iya, hati-hati kalian." Setelah mengucapkan itu, dia kembali menatap ponselnya, melihat status perjalanan ojek online yang belum juga tiba.

"Hai sayang, sendirian aja nih."

Suara berat dari belakangnya membuat Evelyn terkejut. Dia melangkah mundur dan berbalik, hanya untuk mendapati dua pria bertubuh besar menghampirinya, wajah mereka terlihat tidak ramah dan tercium bau alkohol yang kuat dari mulut mereka.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang