"Evelyn, ada beberapa pertanyaan tentang event besar fakultas kita yang mau aku tanyain,"
"Sialan! Ini bukan jam kampus, Daniel."
Evelyn memijit pelipisnya, berdiri di tengah-tengah dua kakak beradik yang seperti siap saling menyerang. Wajah Daniel menampilkan senyum puas yang menyebalkan, sedangkan Joshua sudah mengepalkan tangannya, jelas merasa tidak terima dengan kehadiran kakaknya.
"Ini urusan gue dan Evelyn," Daniel menekankan kalimatnya dengan nada menantang. "Lo mending balik ke kamar, dan beresin itu kamar lo yang udah mirip kandang sapi."
Joshua semakin kesal, tatapannya seperti ingin membakar wajah Daniel yang kini terlihat makin angkuh. "Evelyn datang buat gue, bukan buat ngurusin tugas kampus," jawabnya keras, berusaha menegaskan wilayahnya.
"Whoa, whoa! Chill, guys," Evelyn mencoba melerai, suaranya terdengar setengah pasrah.
Suasana makin tegang hingga, Kirana, Mama Joshua muncul dari dapur, membawa nampan berisi beberapa cemilan yang disusun rapi. "Sini, sini! Mama buatin kalian truffle chocolate, loh!" Katanya lembut, menempatkan nampan di atas meja sambil memberi tatapan peringatan halus pada kedua anaknya.
Evelyn segera bergerak, duduk di sofa mendekati Kirana sambil tersenyum. "Wah, terima kasih, Mama! Evelyn udah kangen banget sama buatan Mama yang ini," ujarnya sambil mengambil sepotong cokelat truffle.
Namun, Daniel dan Joshua masih saja berdiri saling menantang, seolah tidak ada yang mau mengalah. Mata Daniel menyipit dengan senyum tipis yang jelas-jelas menantang, "Evelyn bakal nikah sama gue, Josh."
Joshua hanya mendengus, tangan mengepal. Namun, sebelum sempat kata-kata balasan terlontar, suara berat yang tegas memotong ketegangan.
"Daniel. Joshua."
Suara itu seakan menyambar keduanya, membuat atmosfer ruangan mendadak menegang. Langkah kaki yang terdengar berirama dan berat seiring sepatu kulit hitam itu menghentak lantai. Pria itu tidak lain adalah Bryan Lesmana, kepala keluarga di rumah ini, sosok yang dihormati sekaligus ditakuti di kalangan mereka.
Berbalut jas formal dengan warna gelap yang menambah kewibawaan. Bryan adalah seorang pebisnis ulung, salah satu pengusaha terbesar di Indonesia yang memiliki jaringan internasional. Nama keluarga Lesmana bahkan masuk dalam daftar keluarga terkaya di Asia, dengan bisnis yang tersebar mulai dari sektor properti hingga perhotelan mewah di luar negeri.
Kirana, yang melihat kedatangan suaminya, tampak tersenyum tipis sambil meringis pada Evelyn. "Sepertinya mereka sedang dalam masalah besar kali ini. Mungkin kamu bisa bantu," katanya sambil menahan tawa, mencoba membayangkan bagaimana nasib kedua anaknya yang terkenal keras kepala itu di hadapan Bryan.
"Oh-oh," Evelyn terkikik, melihat Joshua dan Daniel yang tampak tegang seperti anak kecil yang tertangkap basah.
Bryan menghentikan langkahnya tepat di hadapan kedua putranya, melayangkan tatapan dingin yang tak perlu dijelaskan lagi maksudnya. "Lupa dengan aturan dalam rumah ini?" Suaranya rendah namun jelas, menggetarkan. "Atau kalian mau kembali ke rumah di pelosok itu, hm?"
Joshua dan Daniel langsung menelan ludah, saling bertukar pandang dengan tatapan penuh kekhawatiran. Mereka tahu, hukuman dari ayahnya tidak main-main. Mengirim mereka ke tempat terpencil selama sebulan bukan hanya membuat mereka jenuh, tapi juga memisahkan mereka dari semua kemewahan dan kenyamanan.
"Yang Mulia,"
Bryan kemudian berbalik, perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Kirana dan Evelyn yang menunggu di sudut ruangan. Suasana tegang seketika mencair ketika tatapannya berubah lebih lembut melihat keduanya. Tanpa bicara, dia melangkah mendekati Kirana dan Evelyn, membuat kedua anak lelakinya menghela napas lega di belakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
RomansaBerawal dari saat Evelyn membantu Joshua saat Masa Orientasi Siswa (MOS), dia tak menyadari bahwa kebaikannya telah menyalakan api obsesi dalam diri Joshua. ------------------------------ "Siapa pemilik kamu?" Evelyn menelan ludah, matanya berkaca-k...