Part 16

76 5 0
                                    

"Josh, gue suka sama lo."

Detak jantung Joshua seakan berhenti saat mendengar kata-kata itu. Evelyn, gadis itu berdiri di depannya dengan wajah serius. Lututnya terasa lemas, sulit baginya untuk tetap berdiri.

"Eve... lo serius?" Tanyanya, suaranya bergetar, mencoba mencari kejelasan di balik pengakuan itu.

Evelyn mengangguk, senyum lembut terukir di wajahnya. Perlahan, dia melangkah mendekat. Tangannya melingkari leher Joshua, membuat jarak di antara mereka semakin tak berarti. Matanya menatap Joshua dalam-dalam, seolah ingin memastikan Joshua tahu betapa tulus perasaannya.

"Maaf, gue baru nyadar sama perasaan gue..." ucap Evelyn dengan suara lembut, penuh kejujuran. Mata Joshua yang biasanya dingin kini terlihat sayu, terbawa oleh kehangatan dalam tatapan Evelyn.

Evelyn semakin mendekatkan wajahnya, nafas mereka nyaris bersatu. Jarak di antara bibir mereka hanya sehelaan napas. Dan akhirnya, bibir Evelyn menyentuh bibir Joshua dengan bibirnya, lembut, tenang, seperti menjelajahi dunia yang selama ini hanya ada dalam bayangannya. Joshua terkejut, tubuhnya membeku. Dia tidak pernah membayangkan bahwa saat ini akan datang dengan tiba-tiba. Evelyn kini menyentuhnya dengan cara yang selama ini hanya dia impikan.

Melihat tidak ada respons dari Joshua, Evelyn menarik diri dengan cemberut kecil. "Kenapa nggak bales, Josh? Lo nggak suka?" Tanyanya dengan nada setengah kesal, seolah menganggap Joshua tidak peka.

Joshua menggeleng cepat. Tidak suka? Tentu saja dia suka. Ini hal yang paling dia nantikan selama ini, namun ini semua terjadi tiba-tiba sehingga Joshua masih harus mencernahnya.

Evelyn tersenyum kecil, lalu kembali mendekat. Kali ini, lumatannya pada bibir Joshua terasa lebih dalam, lebih penuh keyakinan. "Balas, Josh..." bisiknya, suara rendahnya terdengar seperti sebuah permintaan yang manis.

Akhirnya, Joshua tersadar. Tangannya terangkat, memegang wajah Evelyn dengan lembut. Dia membalas ciuman itu, membiarkan perasaan yang selama ini terpendam mengalir tanpa hambatan. Bibir mereka menyatu, saling mencari, seakan ingin menyampaikan rasa yang sudah lama tertahan.

Saat ciuman mereka terhenti, Evelyn menatap Joshua dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. "Lo tahu, Josh? Selama ini gue selalu mikirin lo. Gue ngerasa gue nggak bisa jauh dari lo, apa itu aneh?"

Joshua menggeleng cepat, senyum kecil di wajahnya. "Nggak, Eve. Bukan cuma lo yang ngerasain itu. Gue juga ngerasain hal yang sama. Bahkan, dari pertama kali kita ketemu."

Evelyn mengangkat alis, matanya membesar sedikit, lalu menutup mulutnya dengan tangan, terlihat terkejut. "Serius lo?"

Joshua mengangguk, tatapannya dalam dan jujur. "Iya, Eve." Senyum Evelyn semakin lebar. Tanpa ragu, dia menggenggam tangan Joshua dan menariknya ke dalam kamarnya. Begitu pintu kamar tertutup, Evelyn mendorong Joshua perlahan hingga dia terduduk di tepi kasur. Joshua hanya bisa terdiam, menatap Evelyn dengan mata yang penuh rasa penasaran dan jantung yang berdebar kencang, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan gadis di depannya.

Evelyn perlahan melepaskan pakaiannya, menyisakan pakaian dalamnya yang menempel pas di tubuhnya. Gadis itu mendekati Joshua, lalu dengan penuh percaya diri, ia mengangkat tangan Joshua untuk melingkari pinggangnya.

Joshua merasa detak jantungnya semakin menggila. Sentuhan kulit Evelyn yang lembut, aroma tubuhnya yang wangi, semuanya membuatnya tenggelam dalam momen itu. Evelyn menarik kepala Joshua ke arahnya, dan dengan lembut menyandarkan wajahnya ke perut rata milik Evelyn, membuat Joshua semakin merasakan kehangatan dari tubuh Evelyn yang begitu dekat.

Tanpa sepatah kata, Evelyn duduk di pangkuan Joshua, kedua kakinya melingkari pinggangnya, membuat jarak di antara mereka benar-benar hilang. Tangannya melingkari leher Joshua, tatapannya lembut dan sayu, seperti menyampaikan semua yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang