Chapter 7

1.3K 54 0
                                    

"Sayang?"

Evelyn menoleh, terkejut melihat Owen duduk di sana. "Owen?" Ucapnya pelan, tak percaya melihatnya di tempat ini. Dia tahu Owen sering membicarakan ibunya, tetapi tak pernah menyangka akan bertemu di klinik seperti ini.

Wanita paruh baya itu mengerutkan kening, pandangannya bergantian antara Owen dan Evelyn. "Sayang?" Gumamnya pelan, lalu menatap putranya. "Jangan bilang Evelyn... pacar kamu?" Ada kebingungan di suaranya, tetapi juga keingintahuan.

Owen mengangguk riang, senyum lebar merekah di wajahnya. "Yes, Ma. Evelyn is my girlfriend." Suaranya penuh kebanggaan, akhirnya momen yang dia tunggu-tunggu datang juga. "This is her, finally!"

Evelyn tersenyum tipis, perasaan gugup mulai merayapi dirinya. Dia tahu Owen sudah lama ingin memperkenalkan dirinya kepada ibunya, tapi karena kesibukan mereka berdua, momen ini selalu tertunda.

Now, here they were, in the most unexpected of circumstances.

Evelyn mencoba tetap tenang, namun tak dapat menutupi sedikit kegugupan yang bergelayut dalam dirinya. Meski sudah mengenal wanita itu selama tiga tahun, hari ini terasa berbeda. Ini pertama kalinya mereka bertemu sebagai pacar dan ibu dari pacarnya, bukan sekadar sebagai dokter dan pasien.

"Oh, astaga!" Wanita itu meletakkan tangan di mulutnya, terkejut sekaligus senang. "Jadi ini dia gadis yang selalu Owen ceritakan dengan semangat?" Tatapannya sekarang penuh kehangatan, berbeda dari sebelumnya yang penuh pertanyaan.

Evelyn tersenyum tipis. "Saya baru tahu kalau dokter Marshanda punya anak laki-laki." Kata Evelyn. Setelah di perhatikan wajah keduanya sangatlah mirip, pantas saja Evelyn sering kali merasa familiar dengan dokternya.

Marshanda tertawa kecil, wajahnya terlihat cerah. "Sepertinya Owen lupa mengenalkan dirinya dengan benar, ya?" Dia menggeleng pelan, matanya menatap putranya dengan kasih sayang yang mendalam. "He's been talking about you everyday, you know. I've been dying to meet you, Evelyn."

Wajah Evelyn sedikit memerah, tak menyangka dirinya menjadi topik utama di dalam klinik ini. Siapa yang tidak mau mendapat pujian dari ibu sang kekasih? Semua pasti menginginkannya, termasuk Evelyn.

Owen, yang duduk di sebelah ibunya, hanya tertawa kecil. "Well, now you've met her, Ma. I've been waiting for this moment."

Evelyn merasa kehangatan menjalar di hatinya. Pertemuan yang seharusnya membuatnya gugup malah terasa begitu nyaman. Evelyn sudah mengenal Marshanda 3 tahun, wanita yang biasanya memandangnya dengan serius kini memancarkan aura seorang ibu yang penuh perhatian. Evelyn bisa merasakan betapa Owen mencintai dan menghormati ibunya.

"Kak, ini sudah waktunya Mama bekerja, dan pacarmu saat ini adalah pasien Mama. Jadi, bisakah kamu beri kami berdua ruang dan waktu?"

Owen terkekeh, menyadari bagaimana ibunya bisa beralih dari mode santai ke profesional dalam sekejap. "Baik, Ma. I'll be right outside, Eve," ujarnya sambil melambai ringan ke arah Evelyn, sebelum berbalik dan keluar dari ruangan klinik. Beruntung di sebelah klinik, ada sebuah lounge kecil yang nyaman, dibuat khusus oleh suaminya untuk Marshanda istirahat.

Setelah Owen keluar, suasana di dalam klinik berubah lebih tenang, seolah dunia luar sudah sepenuhnya ditinggalkan. Marshanda, yang tadi terlihat sebagai ibu yang ramah dan penuh cinta, kini mengenakan topeng profesionalnya sebagai seorang dokter. Evelyn bisa merasakan transisi itu, dan dia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri.

"Evelyn, have a seat," suara lembut Marshanda memecah keheningan. Evelyn menurut, duduk dengan tenang di kursi yang biasanya ditempati pasien. Ruangan yang tadinya dipenuhi dengan tawa Owen kini menjadi sunyi, hanya terdengar detak jarum jam di dinding.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang