Menyadari suhu di telapak tangannya terasa hangat, dokter segera melihat ke papan data dan melihat kondisi tubuh Zhuo Ye yang memburuk akibat gelombang emosinya.
Dokter buru-buru melakukan tindakan darurat, tetapi Zhuo Ye tampak seolah tak merasakan sakit. Dia terus memandang dokter dengan tatapan penuh kesedihan. Matanya yang hitam legam berkilau seperti ada air, dan air mata besar-besar mengalir keluar tanpa henti.
"Aku benar-benar bisa mempercayai ini, kan?" tanyanya dengan nada putus asa.
Jelas dia masih anak-anak, tetapi tampak seolah telah melalui begitu banyak penderitaan. Jiwanya yang murni sudah penuh dengan luka.
Dokter merasa hatinya tak nyaman tanpa alasan yang jelas. Dia menunduk, memeluk Zhuo Ye dengan erat, menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya, dan menjawab dengan tegas, "Tentu saja! Percayalah, aku tak akan pernah membohongimu."
Zhuo Ye tampaknya ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi kantuk datang menguasainya. Tubuhnya perlahan-lahan melemah di pelukan dokter, lalu ia meringkuk kecil dan tertidur.
Dokter dengan lembut mengelus puncak kepala Zhuo Ye sambil berdiri tegak. Dia cepat-cepat menyesuaikan dosis obat, berusaha keras menjaga fungsi tubuh Zhuo Ye tetap stabil.
Sambil melakukan itu, wajahnya yang lembut menunjukkan sedikit keprihatinan yang mendalam.
Usia sekitar sepuluh tahun adalah masa ketika seorang anak sangat membutuhkan perlindungan dari keluarga. Namun, melihat reaksi Zhuo Ye, sepertinya dia bahkan tidak berani mempercayai keluarganya sendiri.
Apa yang telah dia alami sampai bisa begitu penuh ketakutan dan kewaspadaan?
Dokter memandang anak kecil di dalam kapsul medis dengan penuh kekhawatiran. Setelah kondisi Zhuo Ye stabil, ia pun beranjak pergi mencari Zhuo Kang.
Dia tak tahu bahwa saat itu, Zhuo Ye telah terperangkap dalam mimpi buruk.
Dia bermimpi tenggelam ke dalam kolam yang dingin, air berbau amis dan tanah mengalir masuk ke mulutnya.
Matanya perih saat mencoba membuka, tapi yang bisa dia lihat hanyalah wajah-wajah dingin dan penuh kebencian di permukaan air.
Dia mengingat adegan ini.
Itu adalah saat dia baru saja diadopsi.
Banyak orang iri karena dia masuk ke keluarga besar Ji, seperti menggapai langit. Di hatinya, ia pun dipenuhi rasa syukur dan kebahagiaan.
Namun, saat pertama kali masuk ke keluarga Ji, pelayan keluarga itu memperlakukannya dengan sangat kejam.
Pada hari itu, Ji Sheng menyelamatkannya.
Ji Sheng, bagi Zhuo Ye, adalah sosok bersinar seperti dewa yang pernah dia lihat di papan iklan yang cerah dan berwarna-warni.
Ji Sheng menariknya keluar dari lumpur dan berkata, "Kamu bisa memanggilku kakak, tapi ingat, aku tidak membutuhkan adik yang membuatku malu."
Hanya demi kata-kata itu, Zhuo Ye belajar siang dan malam tanpa henti, berusaha meraih prestasi terbaik di setiap pelajaran.
Namun, berusaha keras bukan berarti selalu berhasil.
Pada tahun pertamanya masuk sekolah, dalam ujian fisik, ia mendapat peringkat terakhir karena kondisi tubuhnya yang buruk.
Ayah angkatnya merasa malu, menghukumnya dengan sepuluh cambukan, lalu pergi dengan marah, dan Ji Sheng menggantikan ayah angkatnya untuk "mengajarinya" lagi. Dia menyuruh orang-orang mengusir Zhuo Ye keluar dari rumah keluarga Ji.
"Aku sudah bilang, aku tidak membutuhkan adik yang membuatku malu!"
Pada usia sebelas tahun, dengan kakinya yang basah dan beku, dia hanya bisa memandang Ji Sheng yang berbalik pergi, namun tak bisa mengejarnya.
Dunia menjadi suram, kenangan yang terkunci muncul seperti badai salju, menutupi segalanya.
Zhuo Ye memeluk kepalanya erat-erat, tak mampu membedakan lagi antara kenyataan dan ilusi.
"Kakak, bolehkah aku meminta agar kamu tidak meninggalkanku?"
Dia mendengar dirinya terisak, "Aku akan belajar dengan giat, akan patuh sepenuh hati. Setiap makan aku hanya butuh sedikit cairan nutrisi, aku tidak akan mengeluh sakit, tidak akan menangis, tidak akan merepotkan kalian sedikit pun. Bisakah kalian tetap menerimaku?"
Zhuo Kang berjaga di depan kapsul medis, melihat Zhuo Ye yang menangis tersedu-sedu dalam tidurnya, bergumam dengan suara yang tak jelas. Zhuo Kang dengan cemas menyeka air mata Zhuo Ye, hatinya terasa perih tak terkira.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] After Rebirth, I Became the Favorite of the Empire - Antarbintang
FantasyKetika Ji Ye sekarat dan hampir mati, ia menyadari bahwa semua usaha dan pengorbanannya selama ini tidaklah berarti bagi keluarganya. Keluarga ini selalu menganggapnya sebagai orang redahan yang berfungsi sebagai pengganti. Ia hanya diciptakan untuk...