32. Dia Benar-Benar Sangat Menderita

4.9K 714 21
                                    

Zhuo Sheng melihat Zhuo Ye berlari ke arahnya. Saat matahri terbit dan sinar emas menyinari dunia, segala keletihannya seolah tiba-tiba menghilang.

Keluarganya telah datang.

Tanpa mempedulikan tubuhnya yang penuh luka, ia melangkah dua langkah ke depan dan memeluk Zhuo Ye. Perasaan penuh dengan ketenangan memberi kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Namun, rasa tenang ini tidak membuatnya kehilangan akal. Ia teringat bagaimana Zhou Ye berlari ke arahnya hingga terhuyung-huyung, dan kekhawatiran menyelimuti hatinya. Ia tidak lupa untuk menegur, "Kenapa kamu datang ke sini? Ini sangat berbahaya. Jika kamu terjatuh dan terluka, bagaimana?"

Namun Zhuo Ye yang dimarahi sama sekali tidak merasa tertekan. Ia hanya memeluk leher Zhuo Sheng erat-erat, dengan suara lembut yang bergetar, "Kakak, aku sangat khawatir padamu. Untunglah kau baik-baik saja."

Zhuo Sheng awalnya igin menasihati Zhou Ye lagi, tetapi kata-kataya seperti tersangkut di tenggorokan begitu mendengar ucapan itu.

Hatinya terasa sesak dan penuh perasan campur aduk. Dia menghela napas panjang, akhirnya hanya berkata dengan pasrah, "Jangan khawatir, sudah tidak apa-apa."

Dia berniat mengusap kepala Zhuo Ye, namun ketika mengangkat tangannya, baru sadar sarung tangan yang robek itu penuh dengan darah kotor.

Takut dirinya akan membuat Zhuo Ye merasa ketakutan, dia segera menarik tangannya kembali, dan menyadari tubuhnya pun dipenuhi darah kotor dari serangga. Dengan cepat dia melepaskan pelukan, berjongkok dan menggunakan punggung tangannya yang masih cukup bersih untuk menghapus darah di wajah Zhuo Ye. "Tempat ini kotor, cepat biar Kakak membawa kamu pulang."

Namun, Zhuo Ye justru menggenggam tangannya dan lembut menempelkan tangan Zhuo Sheng di pipinya. Meskipun tampak kecil dan rapuh, ia sama sekali tidak takut dengan kotoran di sekitar yang berupa mayat dan darah.

Ia mengangkat matanya yang bersinar, suaranya jernih, "Asal Kakak tidak apa-apa, di mana pun aku berada tidak masalah."

Zhuo Sheng tidak pernah merasakan kepedihan seperti ini saat menghadapi berbagai ancaman dan makhluk serangga, tetapi sekarang hatinya terasa tertekan.

Matanya memerah seketika, dia kembali memeluk Zhuo Ye erat-erat, "Bagaimana bisa kamu begitu-"

Belum selesai berbicara, pelukan itu tiba-tiba kosong. Ketika dia mendongak, Su Qiansui sudah merebut Zhuo Ye dari pelukannya, dengan ekspresi jijik berkata, "Meskipun Ye-Ye tidak merasa terganggu, sebaiknya kamu tidak memeluknya. Kembali bersihkan dirimu dulu, bagaimana kalau bau busukmu membuat Ye-Ye terganggu?"

Zhuo Sheng: ?

Zhuo Kang melompat dari udara, kebetulan mendengar kalimat itu, langsung tertawa terpingkal-pingkal sampai air mata keluar, "Setiap hari kau selalu menggangguku untuk memeluk Ye-Ye, dan ternyata sekarang akan ada hari dimana kau ditolak, hahaha-"

"Apa yang kau tertawakan, dan kau juga!" Su Qiansui melihat putra keduanya, dengan tatapan semakin penuh penolakan, "Kau sudah sebesar ini, bisa tidak jangan berperilaku seaneh ini? Kau adalah Jenderal Kekakaisaran, tapi orang yang tidak mengenalmu pasti akan mengira kau adalah orang gila yang baru keluar dari rumah sakit jiwa!"

Zhuo Kang yang tiba-tiba ikut diceramahi: ?

Zhuo Ye dengan diam-diam menyusutkan lehernya.

Sebelumnya, demi menyelamatkan Zhuo Sheng, dia tidak berani menunda sedikit pun, saat datang sangat terburu-buru hingga tidak sempat berbicara dengan Su Qiansui, sekarang mendengar Su Qiansui menasihati kakak-kakaknya membuat dirinya merasa ibunya ini sangat ketat dan tegas.

Dengan cepat dia memeriksa pakaiannya, takut memberi kesan buruk kepada Su Qiansui. Namun baru saja menundukkan kepala, wajahnya sudah dicium dengan keras.

Dia mengangkat kepala dengan bingung, dan melihat mata Su Qiansui yang tersembunyi di balik rambut hitamnya yang indah, seolah-olah berkilau seperti permata, penuh dengan dirinya.

"Ye-Ye, selamat datang kembali."

Su Qiasui berkata dengan suara lembut yang elegan, namun matanya bergetar penuh emosi.

Sebelum Zhuo Ye menyadari ada yang aneh, Su Qiansui lebih dulu menundukkan kepala, pipinya menempel erat pada ubun-ubun kepala Zhuo Ye, meminta maaf dengan penuh penyesalan, "Maafkan ibumu ini, maaf karena aku baru bisa menemukanmu sekarang.."

Dia tidak ingin Zhuo Ye melihat dirinya yang hancur dan menangis, jadi tidak mengeluarkan suara apapun setelah mengcapkan kalimat itu, tetapi Zhuo Ye tetap merasakan pipinya menjadi basah.

Berbeda dengan kesan tegas yang dibayangkannya, Su Qiansui sangat lembut dan hangat padanya, pelukannya juga terasa nyaman.Mungkin karena ikatan batin antara ibu dan anak, dia dapat merasakan kesedihan dan kebahagiaan Su Qiansui secara mendalam, emosi yang kompleks dan asing itu membuatnya menggigit bibirnya.

Ternyata inilah sosok seorang ibu.

Dia belum pernah merasakan semua ini.

Ibu angkatn yang mengadopsinya dulu mengalami gangguan mental, setiap kali melihatnya dia selalu memanggilnya "Ji Xu."

Untuk menenangkan emosi ibu angkatnya, dia tidak boleh menangis, tidak boleh membuat keributan, dan tidak boleh berbicara di hadapannya.

Satu-satunya nilai yang bisa dilakukannya hanyalah duduk patuh di samping tempat tidur yang gelap, tersenyum seperti boneka porselen.

Sekarang dia dipeluk oleh Su Qianshui, dia merasa seharusnya dia juga tersenyum bahagia karena menemukan ibu kandungnya adalah sesuatu yang sangat menggembirakan.

Namun, saat ini dia tidak bisa mengendalikan emosinya, air mata mengalir deras.

Zhou Ye menggenggam erat lengan baju Su Qianshui, dia yang biasanya kuat dan selalu menanggung segalanya sendiri, kini teringat semua penderitaan yang dialaminya selama ini.

Perasaan tertekan tidak bisa ditahan, dia berusaha mengendalikan emosinya, tetapi tidak bisa berhenti.

"Ibu."

Dia membuka mulutnya, suaranya serak seperti erangan.

Dia telah menderita banyak hal di luar, menjadi korban banyak orang.

Dia tidak bisa makan dengan cukup, selalu kelaparan, dan keluarga yang mengadopsinya juga tidak menyukainya.

Dia takut sakit, tetapi setiap kali menjalani pelatihan berlebihan, tubuhnya terasa sangat sakit.

Ketika dia mati dalam kesepian, tidak ada yang peduli padanya.

Dia benar-benar sangat menderita.

[BL] After Rebirth, I Became the Favorite of the Empire - AntarbintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang