33. Dia adalah Bola Kecil Keluarga Kita

1.1K 193 8
                                    

Rasa tertekan yang selama ini terkubur di hati dan sulit ditahan akhirnya menemukan jalan keluar. Zhuo Ye menggenggam erat lengan Su Qiansui, menangis tak terkendali untuk pertama kalinya dalam dua kehidupan, hampir tak bisa bernapas.

Dia sendiri bahkan tak menyadari betapa banyak rasa sakit yang ia pendam.

Namun setelah meluapkan semua kesedihan, dia tetap tak ingin menceritakan kejadian masa lalu yang sudah lewat itu dan membuat keluarganya khawatir.

Cukup baginya untuk meluapkan semuanya dalam hati. Itu sudah membuatnya puas.

Melihat Su Qiansui yang panik menenangkannya, dia berusaha keras mengusap wajahnya, meskipun air matanya tak kunjung kering, ia tetap berupaya agar suaranya terdengar lebih jelas, "Terima kasih."

Terima kasih telah melahirkanku ke dunia ini.

Terima kasih karena tidak pernah menyerah padaku, bahkan menyambutku kembali.

Dia tersenyum, meskipun masih sesekali terisak. Namun senyumnya kali ini jauh lebih bahagia dibandingkan kapan pun.

Sekarang dia bukan lagi sekadar pengganti. Dia adalah Zhuo Ye, Zhuo Ye yang memiliki keluarga sendiri.

Orang-orang yang hadir melihat senyumannya, entah mengapa justru merasa semakin iba.

Zhuo Sheng ingin membantu Zhuo Ye mengusap wajahnya, tetapi melihat bekas luka di tangannya sendiri, dia mengurungkan niat dan dengan enggan membiarkan Zhuo Qingyan yang melakukannya.

Zhuo Qingyan tanpa perlu diminta segera maju dan dengan hati-hati mengusap wajah Zhuo Ye, tertawa ringan, "Ye-Ye sudah ya, kamu menangis sampai jadi kucing kecil nih, hidungmu juga merah. Nanti pulang, aku kasih kamu permen kapas ya, kamu mau? Jadi jangan menangis lagi, ya?"

Zhuo Ye menyadari bahwa dirinya diperlakukan seperti anak kecil, seketika wajahnya memerah malu, dengan rasa malu yang besar dia menyembunyikan kepalanya di pelukan Su Qiansui.

Namun dia tidak lupa dengan ucapan Zhuo Qingyan, setelah berpikir sejenak, dia dengan suara serak cepat-cepat berkata, "Aku mau."

Apa itu permen kapas? Dari namanya saja sudah terdengar enak.

Melihatnya seperti itu, semua orang langsung tertawa. Zhuo Kang sudah tak sabar ingin mengosongkan semua toko permen di ibu kota dan meletakkannya di depan pintu kamar Zhuo Ye agar dia bisa memilih sesukanya.

Di saat yang sama, serangga terakhir dihancurkan oleh orang-orang yang dibawa Zhuo Kang. Mendengar suara jeritan memilukan dari serangga itu, Zhuo Sheng mengerutkan alis, "Cepat bawa Ye-Ye keluar dari sini, ini bukan tempat untuk berbicara."

Semua orang setuju, Su Qiansui menggendong Zhuo Ye naik ke pesawat, tak rela melepaskan Zhou Ye satu detik pun, hatinya penuh akan kasih sayang dan penyesalan terhadap anak digendongannya.

Tak ada yang lebih membuatnya bersyukur selain anaknya yang telah lama menghilang dan berpisah darinya kini bersedia memanggilnya ibu.

Mengingat pencariannya selama bertahun-tahun dan kerinduan yang mendalam, perasaan tertekan yang hampir membuatnya hancur kembali muncul.

"Bu, Ye-Ye sudah pulang, kamu seharusnya senang, jangan menangis lagi." Zhuo Qingyan, yang menyadari perubahan emosi Su Qiansui, segera berkata, "Kalau Ibu terus menangis, Ye-Ye pasti akan merasa sedih juga."

Su Qiansui tertegun, menatap mata Zhuo Ye yang masih memerah, lalu mengangguk. Emosinya perlahan stabil.

Pada saat itu, tak ada seorang pun yang berani mendekat untuk merebut Zhuo Ye darinya. Suasana tenang membuat semua orang merasakan kedamaian yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Dengan penuh kasih sayang, Su Qiansui menggenggam tangan Zhuo Ye dan mengusap rambutnya, matanya penuh kelembutan yang seolah meluap.

Zhuo Kang dan yang lainnya juga ingin mengelusnya, tetapi mereka tak berani mendekat.

Zhuo Ye, yang sedang diperhatikan oleh banyak orang, merasa sangat malu dan khawatir kalau-kalau kesan pertama yang ia berikan kepada keluarganya adalah kesan bahwa ia lemah dan cengeng.

Saat ia masih merasa khawatir, ia melihat Zhuo Sheng yang sudah selesai merawat lukanya dan bersiap meninggalkan pesawat.

"Kamu mau pergi ke mana?" ia bertanya dengan nada cemas.

"Masih ada banyak perampok yang belum ditangani, aku harus menjaga keamanan dan mengurus para pengkhianat." Zhuo Sheng menjawab dengan lembut, "Ye Ye, kamu hari ini tidak tidur dengan baik, kan? Pulanglah dan tidurlah sejenak, saat kamu bangun nanti, aku akan kembali."

Melihat Zhuo Sheng hendak pergi, Zhuo Kang dengan cepat berdiri, "Aku juga ikut. Para bajingan itu-eh, maksudku para penjahat itu, berani datang ke sini, maka mereka harus pergi tanpa bisa kembali."

Zhuo Kang sempat refleks mengumpat, tetapi begitu sadar bahwa Zhuo Ye ada di sana, ia segera mengganti kata-katanya dengan yang lebih halus.

Tak mungkin mengucapkan kata-kata kasar di depan Ye-Ye, takut kalau itu bisa mempengaruhinya.

Mendengar ini, meskipun Zhuo Ye masih merasa khawatir, ia tak lagi menghalangi mereka, hanya menatap mereka dengan mata penuh harap saat mereka pergi.

"Ye-Ye tidak ingin menghentikan mereka?" Zhuo Qingyan bertanya dengan penasaran, menopang dagunya sambil menatap Zhuo Ye. Rambut hitam panjangnya jatuh mengikuti lekuk telinganya, menonjolkan kulitnya yang semakin terlihat pucat.

"Kalau aku menghentikan mereka, mereka pasti akan merasa tidak senang. Lagi pula, aku yakin mereka tidak akan membiarkan masyarakat tidak bersalah yang harus mereka lindungi terluka." Zhuo Ye menjawab.

Zhuo Ye tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya, tetapi pandangan Su Qiansui dan Zhuo Qingyan terhadapnya seketika berubah menjadi penuh kekaguman.

Detik berikutnya, Zhuo Qingyan tiba-tiba melompat dan memeluknya erat, meremas-remasnya dengan penuh kasih sayang.

Kalimat penuh kedewasaan yang keluar dari suara polosnya, ditambah dengan sikapnya yang terlihat berusaha menjadi dewasa, benar-benar membuat siapa pun merasa gemas!

"Keluarga kita ternyata punya bola kecil yang sangat menggemaskan, kamu jauh lebih imut daripada dua kakak laki-lakimu itu!" Zhuo Qingyan berseru penuh kegembiraan, "Akhirnya aku punya adik yang imut juga!"

Dulu, saat mendengar bahwa ia akan memiliki adik laki-laki, Zhuo Qingyan sangat menantikannya. Namun siapa sangka, Zhuo Kang ternyata hanya pembuat onar, sedangkan Zhuo Sheng hanyalah seorang kutu buku yang terus-menerus membaca. Tak satu pun dari mereka yang imut.

Su Qiansui juga setuju sambil mengangguk.

Meskipun Su Qiansui sudah berusia lanjut, waktu tak banyak meninggalkan jejak di wajahnya. Mata dan alisnya panjang dan ramping, bulu matanya jelas terlihat, dan tatapan matanya yang mendalam menyimpan kisah hidup yang tak berujung.

Jika Zhuo Kang melambangkan vitalitas muda yang berlimpah, Zhuo Sheng adalah bangsawan yang anggun, maka Zhuo Qingyan dan Su Qiansui bagaikan dongeng mewah yang memukau di bawah sinar matahari keemasan musim panas.

Sungguh cantik.

Zhuo Ye mulai berkhayal.

Kakak-kakaknya tampan dan hebat, ibu dan kakaknya juga sangat cantik.

Ia pun harus berusaha menjadi anggota keluarga yang layak dan luar biasa seperti mereka!

[BL] After Rebirth, I Became the Favorite of the Empire - AntarbintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang