Kesepian? Tidak!

814 134 8
                                    

Jika ada yang bertanya siapa diriku, maka aku akan menjawab secara singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada yang bertanya siapa diriku, maka aku akan menjawab secara singkat. Namaku Aira Sekar Wibawa, putri tunggal Yang Mulia Sura Wibawa dan Ibu Ratu Maira Purnama, ya putri tunggal karena aku tidak memiliki saudara kandung, kata Mami sepertinya memang beliau ditakdirkan hanya memilikiku karena tanpa kontrasepsi atau apapun hanya aku yang muncul dari beliau.

Satu hal yang pasti ada dalam tanya kalian saat aku berkata jika aku adalah anak tunggal pasti pertanyaan tentang, "waaah kasihan sekali nggak ada saudara, pasti kamu kesepian, sedih pasti ya nggak ada temennya?" Aku tidak tahu itu sekedar basa-basi atau bagaimana tapi percayalah, menjadi anak tunggal itu seburuk itu. Tidak ada yang namanya kesepian karena Mamiku yang mengurus Yayasan Wibawa selalu membawaku ke tempat dimana banyak anak-anak berada, tidak hanya itu mengikuti Papi yang berpindah-pindah tugas beberapa kali membuatku justru memiliki banyak teman baru. Aku dituntut untuk beradaptasi lebih cepat dari anak lainnya dan itu adalah hal yang menyenangkan. Bisa dibilang, aku suka bersosialisasi dan aku sama sekali tidak merasa kesepian.

Jika ada minusnya mungkin itu cuma tidak ada yang menggantikanku untuk menemani orangtuaku di acara-acara normal. Dan semakin aku beranjak dewasa mungkin yang sedikit mengganggu adalah pertanyaan tentang perjodohan dari teman-teman Papi dan Mami, selorohan tentang 'aduh cantiknya, nanti jadi mantu Tante, ya.' 'Ya ampun Aira sudah besar, cantik kayak Maminya, nanti nikah sama Bang....' Ya, basa-basi itulah alasan terbesar kenapa semakin aku dewasa semakin aku tidak suka Mami selain alasan tentang kebaya.

Namun terlepas dari semua hal itu, aku serasa tidak memiliki beban, aku bisa menjalani hidupku tanpa ada tekanan dari orangtuaku yang tidak pernah memaksakan apapun keinginan beliau, tidak ada yang namanya aku harus meneruskan karier Papi sebagai seorang Tentara, Mami juga tidak menuntutku untuk menjadi ini dan itu, bagi Papi dan Mami, sekolah yang bener, sisanya jalani apa yang aku sukai, contohnya sekarang, usai terbirit-birit berlari keluar dari rumah menghindari kemarahan Mami di pagi hari yang aku lakukan adalah datang ke Rumah Fashion milik Eve, sepupuku yang meminta bantuanku untuk photoshoot koleksi designnya.

Ya, Evelyn Wibawa, wanita cantik tersebut mengikuti jejak Bude Abel di bidang Fashion, koleksinya banyak dilirik oleh selebriti dan sosialita papan atas. Night gown dan Bridal gownnya benar-benar luar biasa yang membuatku dengan senang hati membantunya dalam photoshoot ini.

Sekarang kalian sudah tahu kan kenapa kebayaku dan Mami menumpuk tidak ada habisnya? Ya bagaimana akan habis jika ipar dan keponakan Mami selalu memberikan stok paling up to Date untuk kami, yang bagi mereka berdua termasuk gerakan promosi gratis.

"Ini dia bintang utama kita!" Sambutan yang diberikan oleh Kakak sepupuku saat aku memasuki butiknya sontak membuatku membungkuk penuh penghormatan selayaknya Princess Kerajaan, senyuman geli terlihat di wajahnya saat menghampiriku.

"Berasa Kate Middleton disambut segala!" Selorohku yang membuat Eve tertawa. Meski usia kami terpaut lima tahun lebih tua dariku tapi dia tidak ingin dipanggil Mbak, atau Kak. Eve saja katanya, yah, suka-suka dialah.

"Harus banget dong disambut, udah mau bantuin tanpa bayaran, tanpa harus menunggu seleb kita, apa nggak sebuah priviledge?!"

Aku yang tidak ingin membuang waktu segera beranjak ke tempat fitting, mencoba gown yang akan aku gunakan untuk photoshoot. "Jangan manggil aku seleb, Ev. Aku nggak punya karya apa-apa! Bisa jadi bahan olok-olok kalau sampai orang-orang denger."

Eve sepertinya sama sekali tidak mendengarkan, dia membantuku melepaskan kemeja, menyisakan kamisol yang seolah memang sudah menyatu dengan tubuhku, menekan perutku agar rata hal yang dibiasakan Mami dari dulu. Dengan mudahnya Eve mengepas gaun dengan ukuran XS ke tubuhku, terimakasih Papi karena menurunkan gen tinggi kepadaku.

"Nyatanya lo emang Seleb, Aira. Selain lo itu putri seorang Panglima, nyatanya lo juga wajah keluarga Wibawa yang dermawan dengan Yayasannya. Disaat orang-orang harus buat sensasi biar terkenal, lo dengan mudahnya punya ratusan pengikut di laman Instagram dan TikTok lo hanya dengan posting kegiatan sehari-hari lo."

"................"

"Dan sikap bodoamat lo sama dunia ini yang bikin nilai lo semakin menjual! Lo sebenarnya nyadar nggak sih kalau lo ini seorang model dan influence?"

Katakan dengan semua priviledge yang Eve sebutkan, pantaskan jika aku masih mengeluh kepada Tuhan saat aku tidak diberikan seorang saudara.

KAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang