Saat Tuan Putri kesayangan Sang Panglima yang pecicilan dan manja bertemu dengan Ajudan yang dingin.
Aira Sekar, perempuan manja mahasiswa Hubungan Internasional tersebut nyatanya harus menjilat ludahnya sendiri, satu waktu dia pernah berkata jika d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Holllaaaaaaaa Ikuti juga kisah Aira dan Kalla di aplikasi Kbm dan karyakarsa ya. Happy reading semuanya
Kalla sudah tahu dan sering mendengar baik dari rekannya maupun dari Sura Wibawa sendiri betapa nakalnya putri tunggal beliau, namun Kalla sama sekali tidak menyangka jika kenakalan dan sikap seenaknya Aira berada di level yang berbeda.
Awal bertemu Kalla disuguhkan dengan sikap sombong dan mulutnya yang menyebalkan, hal yang sangat tidak disukai oleh Kalla mengingat Kalla adalah manusia dengan prinsip berbicara harus santun dan baik, namun mengingat tugasnya untuk menjaganya membuat Kalla harus membiasakan diri dengan mulutnya yang sarkas dan menyebalkan. Tidak hanya mulutnya yang seringkali memberikan komentar tanpa filter, hal tidak terduga terjadi semalam saat di acara pernikahan istrinya.
Kalla sudah selesai dengan Salma, entah itu perasaan, cinta bahkan dengan tegas Kalla menghapus wanita yang dia cintai dari dalam hidupnya. Ada banyak kesalahan di dunia ini yang bisa dengan mudah Kalla maafkan, namun Kalla tidak akan bisa memaafkan hal bernama perselingkuhan. Mendapati istrinya dijamah oleh atasannya diatas ranjang rumah dinas mereka, dunia Kalla sudah runtuh, hatinya mati seketika, bahkan untuk sekedar marah pun Kalla tidak mampu, disaat normalnya para suami akan menghajar istri mereka dan selingkuhannya, Kalla hanya berbalik dan meninggalkan mereka yang kalang kabut berpakaian.
Kalla mampu berkompetisi dengan para Ranger kelas dunia lainnya, dia mampu membawa baret merahnya setara dengan prajurit terbaik lainnya namun Kalla tidak mampu menghalau trauma menyakitkan atas perselingkuhan yang dilakukan.
Terlalu marah dan sakit hingga mati rasa, saat Salma mengiba dan meminta maaf mengaku jika dirinya khilaf, Kalla bahkan tidak sudi disentuh atau mendengarkan suaranya. Sebenci itu Kalla dengan wanita yang sangat dicintainya, satu hal yang Kalla lakukan dan mungkin itu setara dengan membalas semuanya adalah Kalla menceraikan istrinya saat itu juga, dan memberikannya kepada pria yang menyelingkuhinya.
Batalyon saat itu gempar, masalah dengan cepat tercium ke seluruh penjuru, setiap orang yang mempunyai telinga mengetahuinya, namun karena orangtua Farid Handoko adalah mantan Jendral berpengaruh dengan cepat meredam media sehingga hal memalukan ini tidak sampai keluar, namun berita tentang perselingkuhan mereka sudah menjadi rahasia umum untuk semua masyarakat Batalyon. Sungguh mencengangkan untuk Sura mendapati betapa tidak tahu malunya istri dan selingkuhannya yang bisa-bisanya menyelenggarakan acara sebesar itu padahal semua orang tahu mereka berawal dari perselingkuhan.
Jika Kalla ditanya apa dia marah dengan sikap dunia yang sangat tidak adil kepadanya saat mendengar mantan istrinya menikah dengan megah maka jawaban Kalla mudah, dia sama sekali tidak marah atau nelangsa, yang menyusahkan untuk Kalla justru pandangan orang-orang terhadapnya yang mengasihani dirinya yang sebenarnya sama sekali tidak perlu dikasihani, terutama yang paling menyebalkan bagi Kalla adalah putri Wibawa sendiri yang harus dijaganya. Perempuan manja dengan sikap sok tahunya tersebut selain menyandera dan mengaku-ngaku tengah berkencan dengannya hanya agar tidak diteror para Ibu-ibu pemburu menantu potensial, juga karena mengasihaninya, hal yang sebenarnya tidak diperlukan oleh Kalla.
Perlu usaha sangat keras bagi Kalla untuk bersabar digandeng sedemikian rupa oleh Aira karena sejujurnya disaat seluruh rekan Kalla sangat mengagung-agungkan putri Wibawa tersebut karena kecantikannya, Kalla justru sama sekali tidak tertarik.
Manja. Merepotkan. Bermulut sarkas sedikit kasar. Sombong, serta arogan karena menyadari posisinya sebagai Putri Wibawa dan yang paling menyebalkan dari semuanya adalah Aira yang selalu mengharuskan apa yang diinginkan. Sejak awal disaat juniornya selalu membicarakan Aira, bahkan Kalla sama sekali tidak tertarik dan semakin tidak tertarik lagi saat harus menghadapinya secara langsung.
Itu sebabnya Kalla tanpa segan langsung melayangkan keberatannya untuk menjaga Aira kepada Sura, dengan alasan satu dan banyak hal Kalla meminta pemakluman yang untungnya dimengerti oleh Sura tanpa rasa tersinggung sama sekali. Bahkan Sura pun meminta maaf atas sikap semena-mena putrinya yang kelewat manja.
Dengan tegas Kalla menjauhi Aira, menolak apa yang dia minta dan siapa yang menyangka jika Putri komandannya tersebut adalah Cegil yang membuat hari Kalla berantakan. Jantung Kalla sudah hampir lepas saat mendapati Aira hampir tenggelam di kolam renang. Sebelumnya Kalla sudah memantapkan hati dengan tidak menggubris ulah caper Putri Komandannya, rasanya mustahil seorang Jendral Sura Wibawa tidak membekali putrinya dengan kemampuan berenang apalagi di rumah mereka, kolam renangnya bukan sekedar kolam bersantai, tapi bagaimana Aira memberontak seolah dia tidak bisa membawa dirinya naik begitu meyakinkan, ditambah teriakan histeris asisten Aira yang memintanya untuk menolong Aira membuat Kalla pada akhirnya menyerah tidak bisa mengabaikannya.
Sejak subuh Kalla sudah berenang, dan harus mengakhiri olahraganya karena putri Komandannya yang sinting, dan sekarang saat Kalla bersusah payah menyelamatkannnya lagi, wanita itu justru menyeringai penuh ejekan puas mempermainkan Kalla seperti yang dia inginkan. Sontak Kalla langsung menjauh, yang Kalla inginkan sekarang adalah menjaga jarak sejauh mungkin dari putri komandannya yang gila dan semena-mena ini.
"Apa menurut Mbak Aira ini hal lucu?"
Rasanya Kalla marah sekali dengan sikap kekanakan Aira, tenggelam bukan hal yang patut dijadikan lelucon untuk mempermainkan seseorang. Wanita manja ini sangat keterlaluan saat mencari perhatian.
Aira menatapnya, seolah sudah menjadi kebiasaannya yang suka bersikap seenaknya Aira justru memandang Kalla dengan pandangan meremehkan. "Lucu dong, ngelihat orang yang nggak peduli tapi nyatanya juga putar balik buat nolongin, kan? Kenapa sih Bang antipati banget sama aku?"
Pertanyaan bodoh yang terlontar dari perempuan manja yang terbiasa segala sesuatu yang dia inginkan selalu dituruti tersebut membuat Kalla menggeram. Jika Aira bukan putri seorang yang sudah menjadikannya anak asuh hingga mampu membuatnya berada di posisinya sekarang, mungkin Kalla tidak akan segan untuk meninggalkan wanita ini begitu saja.
"Karena saya tidak suka dengan sikap Mbak Aira yang suka seenaknya kepada semua orang. Sungguh, saya sama sekali tidak keberatan jika diperintahkan untuk menjaga Mbak, tapi sikap Mbak yang mengharuskan saya menuruti apa yang Mbak lakukan itu yang membuat saya enggan. Tidak setiap hal yang Mbak ucapkan harus dituruti oleh semua orang."
Menyakitkan untuk di dengar namun Kalla merasa dia harus berbicara jujur kepada Aira. Kalla sudah berusaha menghindarinya agar Kalla tidak perlu mengatakan ketidaksukaannya secara langsung tapi tingkah konyol yang dilakukan Aira barusan benar-benar tidak bisa di toleransinya. Tidak bisa Kalla bayangkan bagaimana jika juniornya yang dipermainkan seperti ini? Seorang Prajurit diwajibkan untuk mematuhi perintah atasan bukan dijadikan pembantu yang diperintah semena-mena seperti yang dilakukan Aira.
Terserah jika dunia akan menganggap Kalla kaku dan membosankan, namun Kalla harus memberitahu Aira, sosok manja dan menyebalkan tersebut jika Ajudan ayahnya hanya mematuhi perintah Ayahnya bukan dirinya dan sikapnya yang manja.
"Mbak Aira kira Orangtua Mbak akan terkesan dengan sikap kekanakan Mbak yang berpura-pura tenggelam tadi? Tidak Mbak! Jendral Sura tidak akan bangga dengan sikap konyol Mbak yang akan membahayakan nyawa Mbak sendiri. Dan lagi, sikap Mbak yang sok tahu terhadap perasaan orang lain itu sangat mengganggu, itu alasan kenapa saya bahkan sampai memohon kepada Jendral Wibawa agar tidak ditugaskan menjaga Mbak, saya tidak tahan dengan sikap-sikap seenaknya Mbak yang sok mengerti perasaan saya. Mbak hanya tahu secuil kisah hidup saya dan merasa berhak untuk mengambil tindakan. Semalam saya menahan diri karena tidak ingin ribut, saya menghindar karena saya tidak ingin menyakiti hati Anda karena ketidaksukaan saya, tapi lihat sikap Anda sekarang..,,,"
Mengabaikan wajah Aira yang mematung dengan mata berkaca-kaca Kalla mengakhiri obrolan yang sangat tidak diinginkan ini.
"Bersikaplah sewajarnya, Mbak Aira. Lebih bagus sikap Anda yang sombong seperti saat di studio Sepupu Mbak dibandingkan Mbak yang mengusik saya dengan sikap-sikap Anda yang kekanakan dan pemaksa."