Sissy

1K 46 2
                                    

Jam8 pagi,suara mama sudah muli terdengar membangunkanku.

"Sissy bangun sayang, ditunggu papa dimeja makan"

Tanpa menjawab aku segera beranjak dari tempat tidur.Dengan mata yang masih ingin ku pejamkan aku berjalan menuju kamar mandi sebelum bersiap-siap ikut ke Bandara.
_ _ _ _ _

"pagi ma.. pagi pa.." ucapku sambil memberi kecupan di pipi kedua orang tuaku yang sudah menungguku dimeja makan.

Tak lupa ku kecup pipi kakakku sambil mecubit hidungnya.

"Pagi mancung.. hahaa" sapaku dengan tawa mengejek.

Tepatnya bukan mengejek,tapi memang kenyataannya begitu hidung kakakku mancung beda sekali denganku.

"Dasar panda pesek..sakit tau" gerutunya yang ku balas dengan menjulurkan lidahku tanda mengejeknya lebih.

"Anak gadis jam segini kok baru bangun" kata papa menggodaku.

"Gara-gara Tristan tuh pa.."

Ya,Tristan adalah kakakku,kakak yang paling aku sayang.

"kok kakak sih??" tanya Tristan tanpa dosa.

"iyalaah, siapa lagi.udah tau mau berangkat pagi, eeeh malah ngajak ngobrol sampe tengah malem" gerutuku pnjang lebar.

"udah-udah,ayo sarapan dulu nanti kakak telat lho berangkatnya" kata mama sambil memberiku sepotong roti dengan selai nutella.

_ _ _ _ _ _ _
Papa mamaku sudah menunggu di mobil yang disusul oleh Tristan, tiba-tiba ada Jazz Merah milik sahabatku berhenti didepan pintu pagar rumah.

"Astaga..!!" Kataku sambil menepuk-nepuk dahi.
Aku baru tersadar bahwa kemarin aku sudah membuat janji mau mengantar Nayla ke salon,dan sangat tidak mungkin jika aku sepihak membatalkannya begitu saja.

"Lho Si, pada mau kmana?" tanya Nayla setelah keluar dari mobilnya.

"Mau nganter Tristan ke Bandara Nay, hari ini dia berangkat ke Paris.maaf aku lupa cerita kemaren" jawabku.

"trus janji kita hari ini batal?"

"iya Nay maaf banget,aku bener2 lupa.." sesalku. "gimana kalau kamu ikut kita aja,habis itu baru kita pergi" tambahku kemudian.

Nayla terlihat berpikir sebelum akhirnya dia mengiyakan ajakanku mengantar Tristan ke Bandara. Kemudian dia meminta supirnya untuk meninggalkan dia dirumahku dan akan memberitahu lagi jika dia akan pulang.

BANDARA

Pelukan hangat dari Tristan membuatku tak bisa membendung air mata yg sejak tadi kutahan. Ini pertama kalinya aku harus jauh dari Tristan.

"Jangan cengeng,," kata Tristan yg lebih mempererat pelukannya.

"Aku pasti bakalan kangen banget sama kakak" kataku sambil sesenggukan.

Tristan mencubit hidungku,
"Jaga diri baik-baik ya, jangan bandel"
"nanti kalo kangen ato pngen curhat kirim email ke kakak,kalo kakak gak bales berarti kakak bener-bener sibuk tp kakak pasti sempetin bales email km kok.." tambahnya menenangkanku.

Aku hanya mengangguk, Tristan melepas pelukannya, memandang Nayla dan memegang sebelah pundaknya.

"Nay, tolong titip Sissy yaa.."
Nayla terlihat mengangguk dengan senyum tulusnya.

Sebelum berangka,Tristan memelukku sekali lagi, memeluk mama dan papa.

Berat rasanya melepas orang yg kita sayang untuk pegi. Tapi semua ini pilihan, pilihan Tristan untuk dirinya yg harus aku dan kedua orangtuaku terima demi masa depannya.

_ _ _ _ _

Aku dan Nayla memilih pulang naik taksi, karena kita sudah punya janji pergi ke salon langganannya hari ini.
Sementara orangtuaku pulang lebih dulu.

Dalam perjalanan aku hanya terdiam karena masih teringat Tristan.
Nayla yang sejak tadi hanya ikut terdiam pun memecahkan keheningan.

"Si, kamu knapa..masih mikirin Tristan?" Nayla diam sejenak,menghela nafas lalu melanjutkan ucapannya.

"Tristan pergi gak selamanya kok Sii, kamu pasti mau dia sukses kan? Nanti juga kan dia bakal pulang, kamu cuma butuh waktu aja buat membiasakan diri tanpa dia"

Aku mencoba berpikir sejenak.
"Iya Nay..kamu bener aku cuma butuh waktu,makasih ya Nay.."
Aku mengangguk dan memeluk erat Nayla.

Jangan lupa komentar dan like nya yaa!!

Kembali UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang