Sissy

422 21 0
                                    

Letih dalam hidup bukan berarti letih menatap masa depan, Tuhan pasti memberikanku jalan terbaik walau harus melewati jalan buruk sekalipun.

Pagi ini aku berada di balkon dan duduk di sofa menikmati sarapan pagi ku roti nutella dan segelas susu. Tapi tak seperti biasanya, aku ingin menikmati indahnya pagi ini lebih lama lagi, karena mungkin kebiasaanku ini akan jadi kebiasaan terakhirku di Jakarta. Tapi, semoga saja tidak.

Sejak malam itu, dimana papa dan om Ridwan sepakat untuk bekerja sama lagi dalam bisnisnya. Baik papa dan mama ,om Ridwan juga istrinya akan menetap sementara di London. Sedangkan aku tak mungkin ikut mereka untuk berpindah sekolah terlalu jauh, maka akhirnya aku akan pindah lagi ke Jogja tempat kelahiranku.
Tentu aku bahagia, karena aku akan tinggal bersama sahabatku Digo. Aku hanya takut jika dia tidak mengharapkan kehadiranku disana, itu saja.

Awalnya aku hampir menyerah mencari Digo, tapi ternyata Tuhan memberi jalan lain. Dan ternyata ini cara Tuhan mempertemukan aku dengan Digo. Ini seperti mimpi.

Oh iya, aku hampir melupakan seseorang yg sejak tadi duduk menemaniku menikmati pagi ini, ya..Nayla. Semalam aku bersikeras meminta dia menginap di rumahku. Aku ingin bersama Nayla lebih lama lagi sebelum pergi. Mata kita sama2 sembab mengenang kebersamaan2 kita selama ini, dan beberapa jam lagi aku akan meninggalkan semuanya. Sedih memang, namun seperti kata Nayla ini adalah takdir.

Jam 8 pagi, aku sudah selesai mandi dan mempersiapkan semua barang-barangku. Saat mengambil kotak musik di atas meja aku melihat foto Tristan dan aku pun teringat kakak kesayanganku ini. Hampir 3 minggu aku tak mendapat kabar darinya, dia terlalu sibuk sampai tak bisa membalas pesan-pesanku. Ku pandangi foto Tristan. Air mataku menetes dari sudut mataku dan membasahi framenya.

"Tristan, aku kangen.. Apa kamu tau, Hari ini aku mau ke Jogja ketemu Digo..sahabat kecilku.. Aku mau tinggal lagi sama dia, aku mau memperbaiki masa2 bersama Digo yg pernah hancur dulu Tan.. Aku seneeeng banget.."

Kuletakkan kembali foto Tristan,aku memutuskan untuk menulis surat untuknya.

Kuletakkan suratku diatas meja, semoga saat Tristan membacanya aku sudah mencapai kebahagiaanku di Jogja.

_ _ _ _ _

Bandara

"Si,,rasanya aku pengen ikut kamu ke Jogja deeeh.." pundakku terasa basah oleh air mata Nayla yg sejak dari rumah tadi tak berhenti menangis.

"ihh,, nanti mami kamu bisa nangis kalo kamu ikut sama aku.."

"Inget ya Si, sampai sana kamu harus kasih kabar ke aku, ada masalah sekecil apapun kamu juga harus kasih tau.. Pokoknyaa.."

"Stop,, aku menghentikan celotehan Nayla.
Iya Naylaaa.." dia pun memelukku.
"Aku pasti bakalan kangen sama kamu Nay...."

Pelukan Nayla terasa begitu hangat saat ini,rasanya aku tak ingin melepaskannya. aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperti dia.

Aku sudah harus berangkat, memang hanya Nayla yang mengantarku karena papa mama sudah pergi lebih dulu ke London setelah mengurusi kepindahan dan keberangkatanku ke Jogja.

"Aku berangkat ya Nay, akur2 sama Vino kalo dia jahat pukul aja yang keras.. Itu aku belajar dari Tristan" kulepas pelukan Nayla, ku berikan senyum terindahku untuknya. Mataku berkaca-kaca tapi aku tak ingin terlihat sedih didepan Nayla.

Dia terus berdiri ditempatnya dengan senyum dan lambaian tangan dan aku pun terus menoleh padanya hingga kita sama2 menghilang dari pandangan masing-masing.

_ _ _ _ _

Jogja

"Aduuuh, Sissy bodoooh.. kenapa aku bisa lupa nanya ke om Ridwan siapa yg bakalan jemput aku .." makiku pada diri sendiri.

Kembali UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang