Digo

338 11 0
                                    

"Digo.. Loe gak apa-apa?"
"Gimana ceritanya Sissy bisa kecelakaan?"
Jordan menegurku dengan pertanyaan yang masih belum bisa ku jawab.

Aku masih terdiam mematung. Jordan yang mengerti akan trauma yang ku alami mengajakku berpindah ke tempat lain agar aku bisa lebih tenang.

Aku duduk di mobil masih dengan keadaan yang kacau, sedangkan Jordan mencoba menghubungi Galang.

"Loe disini dulu ya.. Gue mau lihat keadaan diluar gimana,apa Sissy udah dibawa ke RS ato belum.." kata Jordan.

Aku hanya mengangguk.

Beberapa saat kemudian Jordan kembali menemuiku.

"Sissy udah dibawa ke RS .. Loe mau nyusul kesana?" tanya Jordan.

Aku mengangguk lagi.

"Ya udah, biar gue yang nyetir.. Loe pasti lagi kacau banget sekarang.." kata Jordan.

_ _ _ _ _

Sampai di RS aku dan Jordan bertemu Galang. Kita sama-sama mencari keberadaan Sissy di UGD.

Tristan yang menyadari kedatanganku pun beranjak dari duduknya lalu menghampiriku dengan wajah yang penuh amarah.

"Ngapain loe kesini? Belum puas udah bikin Sissy celaka?!!" kata Tristan dengan nada kasar sambil mendorong tubuhku hingga hampir terjatuh.

Aku hanya diam tak menjawab apapun.

"Awas aja sampe terjadi sesuatu yang fatal sama Sissy gue bakal bunuh loe.."
Tristan semakin menjadi, bahkan dia hampir memukul wajahku sebelum dicegah oleh Nayla.

"Tristaan..stooop.."
"Jangan gegabah kayak gituu, ini di RS.. Jangan bikin keributan.." kata Nayla dengan panik mencegah Tristan.

"Tapi diaa.."

"Tristaan..aku mohoon, kita aja belum tau gimana keadaan Sissy sekarang.. Mendingan kita fokus ke Sissy dulu deh..yaa.."

"Tapi Nay, kamu tau kan seberapa berartinya Sissy buat aku?" kata Tristan.

"Iya aku tauu, tapi aku yakin dengan cara kamu yang kaya gini tu Sissy juga gak bakalan sukaa.." kata Nayla dengan nada tinggi, hingga Tristan mau menurutinya.

Aku masih beruntung Tristan bisa meredam emosinya karena Nayla. Kalau tidak mungkin sekarang pukulan Tristan sudah mendarat di wajahku.

Nayla mengajak Tristan untuk menjauhiku.
Akhirnya dokter yang menangani Sissy pun keluar dari ruang UGD.

"Dokter, gimana keadaan Sissy?" tanya Tristan yang begitu mengkhawatirkan Sissy.

Jujur, melihat Tristan yang bersikap seperti itu terhadap Sissy membuatku cemburu.

"Pasien belum sadarkan diri karena kehabisan banyak darah, maka harus dilakukan operasi secepatnya.. untungnya bank darah masih menyediakan darah yang sama seperti pasien, Apakah Anda keluarganya?" tanya dokter.

"Yaa,saya keluarganya dok.. Lakukan saja semuanya yang terbaik untuk Sissy.." jawab Tristan.

"Baiklah mari ikut saya untuk menandatangani persetujuan operasi pasien.." kata dokter.

Tristan pun pergi mengikuti dokter yang menangani Sissy. Sedangkan Nayla masih menangis duduk di kursi tunggu.

"INI SEMUA EMANG GARA-GARA GUEE.." kataku sambil menonjok dinding dengan penuh emosi.

Nayla terlihat memperhatikanku, mungkin dia terkejut dengan sikapku.

"Digo.. Jangan nyalahin diri sendiri, ini semua udah takdir.." kata Galang yang mencoba menenangkanku.

Kembali UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang