Kali ini,dua kali Sissy benar-benar membuatku sangat cemas.
Pertama,Aku tak peduli dengan teriakan-teriakan semua penonton yang memintaku turun. Bahkan jika aku harus di diskualifikasi dari perlombaan ini pun tak jadi masalah.
Yang aku inginkan hanya adanya Sissy disini.Entah dia lupa atau telah terjadi sesuatu padanya hingga sampai detik ini aku sudah diatas panggung tapi dia belum juga muncul. Bahkan Jordan yang mencarinya pun tak kunjung datang.
Hingga pada akhirnya aku melihat Sissy datang bersama Jordan dan Kesya.
Dengan semangat dari Sissy, semuanya pun berjalan lancar dan aku bisa memberikan penampilan yang terbaik. Tak peduli menang ataupun kalah, karena ini semua demi keinginan Sissy. Bernyanyi didepan banyak orang.
Satu lagi yang membuatku cemas terhadap Sissy. Angel menyelakainya untuk yang kedua kali hingga kaki Sissy terluka dan bengkak.
Semakin lama Angel semakin membuatku geram. Aku sempat ingin membuat perhitungan dengannya tapi Sissy mencegahku.
Aku pun mengajak Sissy pulang, karena takut kakinya akan semakin parah. Tanpa pikir panjang, ku bopong dia sampe gerbang sekolah.
"Digoo..kenapa mesti digendong ginii.. Malu tau' dilihatin banyak oraang.." Sissy berbisik padaku.
"Tapi gue gak malu..Biarin aja dilihatin, kan loe lagi sakit.." kataku.
Aku sama sekali tak mempedulikan banyak pasang mata yang melihat. Aku hanya mementingkan keadaan Sissy.
Jordan dan Kesya ikut mengantar juga sampai gerbang.
"Duduk sini dulu, biar gue nyari taksi.."
"Key,jagain Sissy dulu yaa.." kupinta Kesya menemani Sissy selama aku mencari taksi.
Setelah mendapatkan taksi, aku meminta Jordan untuk mengurus motorku.
_ _ _ _ _
"Mboook...bukain pintunya mboook..."
Teriakku didepan pintu rumah sambil menggendong Sissy."Udaaah turunin aja, aku bisa jalan sendiri koook..."
"Nggak.."
"Mboook, buka mboook..Digo sama Sissy pulaaang.." teriakanku semakin kencang."Iya sebentaaar..ono opo to ikiii kok teriak-teriak.." suara simbok terdengar dari dalam sambil membukakan pintu.
"Lho lho lhoo... Kenopo iki mbak Sissy nya mas?" tanya simbok dengan nada kawatir sambil mengikutiku dari belakang.
Kubawa Sissy sampai kamarnya, lalu kubuka kedua sepatunya.
"Mbok, kaki Sissy bengkak..simbok bisa ngurut kan?" tanyaku.
"Saget, saget mas.. Sebentar simbok tak ngambil minyak urutnya dulu yoo.."
_ _ _ _ _ _
Tiba-tiba Galang yang juga baru pulang dari kampus, masuk kamar Sissy dengan terengah-engah.
"Digo,Sissy kenapa? Tadi simbok bilang kakinya bengkak?" tanya Galang.
"Gak apa-apa kok kak, palingan ntar abis diurut sama simbok juga sembuh.." Sissy lebih dulu menjawab.
"Syukurlah kalo gitu, gue kira parah.. Ya udah, abang tinggal dulu.."
Aku dan Sissy sama-sama mengangguk.
Setelah Galang pergi Simbok pun kembali membawa minyak urut.
"Mbak Sissy di lemesin aja ya kakinya biar ndak sakit.."
Mulailah simbok mengurut kaki Sissy.
Aku tak mau beranjak sedikitpun, aku tetap disana menemani Sissy karena harus kupastikan jika Sissy akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Untukmu
RomanceSisy Latuconsina tak pernah menyangka jika kembali ke masa lalu tak semudah membalikkan telapak tangan.. butuh perjuangan hebat.. Karna Ia tak menyangka kenangan masa lalu telah Ia lupakan secepat itu.. Sedangkan Digo Syarief, mulai lelah dengan pen...